sad.damnAvatar border
TS
sad.damn
Semangat Tak Terbatas Pasukan Hijau
21 hari pendidikan di Secata Magetan. Dimulai pada tanggal 3 Februari 2013 dan berakhir pada tanggal 23 pada bulan dan tahun yang sama. Peserta didiknya adalah mereka si pasukan berseragam hijau pada awalnya. Kemudian pasukan tersebut dilengkapi dengan “Helm Bodho” dan senjata berjuluk “Senapan tipe SP” setelah upacara pembukaan di atas lapangan hitam Secata yang saat itu masih tampak biasa, mungkin hanya berkerikil dan berpasir. <em>Nothing special at the first time</em>. Selanjutnya mereka, si pasukan berseragam hijau, cukup disebut sebagai siswa diksar selama pendidikan di Secata Magetan. Karena acara tersebut memang bertajuk “Diklatsar Menwa LXVI dan Suskalak XXIX 2013”.</p>
<p>Tidak hanya pembagian helm dan senjata saja setelah upacara pembukaan, melainkan juga pembagian kompi, peleton dan barak (kamar tidur). Terdapat 3 kompi disana, yaitu kompi A untuk suskalak, kompi B untuk siswa diksar putra (termasuk penulis di dalamnya) dan kompi C untuk sebagian siswa diksar putra yang dicampur dengan siswa diksar putri. Untuk lebih jelasnya mengenai kompi, peleton dan barak bisa langsung menghubungi penulis. Karena terlalu banyak yang harus dideskripsikan mengenai ketiga hal tersebut.</p>
<p>Untuk kesan pertama penulis selama pendidikan disana adalah jadwal materi yang super padat, baik teori maupun praktek lapangan. Dimulai dari bangun pukul 04.00 WIB yang diisi dengan kegiatan jasmil (jasmani militer) pagi selama sekitar 1 jam yang dipimpin oleh beberapa orang dari pasukan kuning. Pasukan kuning, begitulah kami menyebutnya. Mereka yang menguasai waktu selama jasmil. Baik itu jasmil pagi maupun jasmil siang. Seragam mereka tidak pernah berganti warna, selalu memakai kaos kuning lengan panjang dilengkapi dengan topi mereka yang juga berwarna kuning. Mungkin mereka punya banyak stok seragam di rumah masing-masing.</p>
<p>Selanjutnya diberikan waktu 1 jam untuk bersih diri dan makan pagi setelah itu curvey (pembersihan lingkungan sekitar). Dilanjutkan dengan apel pagi dan pemberian materi kurang lebih hingga pukul 12 siang. Setelah ini adalah waktu yang paling membahagiakan bagi mereka, si pasukan kuning. Saatnya jasmil siang. Seluruh siswa diksar kumpul di lapangan hijau yang terletak bersebelahan dengan lapangan hitam. “Buka kaos..!!!”, pasukan kuning <em>said</em>. Yah, saatnya senam di tengah hari yang sangat terik dan matahari tak pernah ragu menampakkan dirinya selama itu. Biasa, memang itu masih biasa panasnya. Setelah itu, inilah kalimat yang diucapkan oleh pasukan kuning, “Ambil posisi terlentang..!”. Posisi wajah harus menghadap ke atas dan kedua tangan terlentang ke samping. Tanpa ada hitungan, hanya menunggu instruksi lanjutan dari pasukan kuning. Hingga sebagian siswa diksar berkata, “Ampun pelatih..!!”. Tetap saja tidak ada jawaban. Hingga beberapa saat kemudian terdengar suara, “Ambil posisi push up..!!”. Benar-benar seperti suara yang turun dari surga. Setidaknya wajah tidak lagi menghadap Si Penguasa Siang. Itu semua masih belum berakhir. Setelah senam usai, instruksi selajutnya adalah lari mengelilingi lapangan hijau sekaligus lapangan hitam sebanyak 2 kali. Bagi yang sudah biasa memang jarak +/- 1,5 km itu tidak terlalu jauh. Tapi hal itu cukup membuat tubuh basah kuyup karena keringat yang juga mampu membuat kulit tampak lebih eksotis alias hitam kelam seketika.</p>
<p>Setelah jasmil siang, inilah waktunya makan siang. Hanya beberapa menit saja <em>ompreng </em>dan gelas harus sudah bersih dari isinya masing-masing. Setelahnya dilanjutkan materi hingga sore. Pukul 17.00-19.00 WIB adalah waktunya ishoma yang kemudian dilanjutkan jam komandan sampai sekitar pukul 21.00 WIB. Dilanjutkan apel malam hingga pukul 22.00 WIB. Seperti itulah kurang lebih jadwal peserta Diklatsar Menwa LXVI selama pendidikan di Secata Magetan. Dan mereka tak pernah kenal kata menyerah dan mengalah pada kewajiban mereka sebagai peserta didik yang dituntut untuk selalu bersemangat dalam menjalankan tugas mapun instruksi dari para pelatih, pasukan kuning dan guru militer. Lebih dari cerita di atas, masih banyak kenangan yang lain. Entah itu tentang persahabatan, goyang dangdut di barak, salam jari kelingking, <em>kosek</em> melon, caraka malam menggila dan masih banyak lagi. Semua itu tak akan jadi kenangan semata melainkan akan menjadi pelajaran hidup untuk masa depan yang lebih baik. Terima kasih penulis ucapkan kepada para pelatih, pasukan kuning, guru militer, dan kawan-kawan seperjuangan Diklatsar Menwa LXVI.




0
7.9K
21
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Militer
Militer
icon
19.9KThread6.8KAnggota
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.