Pernah Tinggal di Bantaran Kali, Jokowi Mengaku Mengerti Penderitaan Rakyat
Jakarta - Calon presiden Joko Widodo (Jokowi) masa kecilnya hidup dalam kondisi ekonomi yang pas-pasan. Pernah tinggal di bantaran kali lalu digusur berkali-kali, Jokowi mengaku lebih mengerti apa permasalahan yang ada di masyarakat bawah.
"Saya lahir tahun 1961. Lahir di bantaran sungai, karena anak orang yang tidak mampu. Kemudian saya pindah lagi ke tempat lain karena ada penggusuran. Pindahnya ke bantaran sungai juga," cap Jokowi di depan sekitar seribuan masyarakat Jayapura di GOR Waringin, Kota Raja, Jayapura, Papua, Kamis (5/6/2014).
"Waktu SD, saat penggusuran terakhir, saya melihat dan tanya ke bapak saya, "Pak kok rumah kita digusur terus?" Bapak saya jawab, "Iya Le, karena memang digunakan untuk terminal. Terus kita pindah ke mana? Ya ndak tahu Le, nanti kita cari kontrakan lagi," tambah Jokowi.
Berdasarkan pengalaman masa kecilnya, Jokowi mengaku mengerti betul apa yang dirasakan masyarakat kecil. Dia pun mengkritisi para pemimpin yang baru terjun ke masyarakat saat sedang ada pemilian suara.
"Kalau ada pemimpin yang mengaku memiliki program kerakyatan, tapi dia tidak pernah merasakan bersentuhan, bersalaman langsung dengan rakyatnya? Tidak pernah merasakan apa yang rakyat inginkan? Apakah itu yang kita inginkan? Wong salaman saja tidak pernah. Salamannya kalau mau Pilkada, Pilgub, pas mau Pilpres," jelasnya.
Jokowi juga mengatakan, itulah kenapa dia selalu melakukan blusukan, untuk melihat langsung kondisi riil di masyarakat.
"Kalau kita tidak pernah turun ke bawah, tidak bersentuhan kulit dengan rakyat, bagaiman kita bisa merasakan keluhan rakyat? Apa yang menjadi aspirasinya? Saya rasa sulit sekali merasakan itu," tambahnya.
http://news.detik.com/pemilu2014/rea...?992204topnews
---------------
Quote:
Hariankota.com - Calon Presiden (Capres) Joko Widodo atau Jokowi lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 21 Juni 1961. Joko Widodo lahir dari pasangan Noto Mihardjo (nama kecilnya Wiji) dan Sujiatmi. Sebelum berganti nama, Joko Widodo memiliki nama kecil Mulyono. Ayahnya berasal dari desa Dukuh Kauman, Kragan, Gondangrejo, Karanganyar, dan ibunya berasal dari sebuh desa di Boyolali.
Penelusuran Hariankota.com, di tempat asal Keluarga Jokowi dari pihak ayahnya, yakni kakeknya di wilayah Gondangrejo, kakeknya bernama, Wiryo Miharjo adalah seorang kepala desa Kragan.
Menurut haji Marbi (80), yang juga merupakan bekas bayan (kepala dusun) yang juga rekan sekerja kakek Jokowi menceritakan jika kakek Jokowi memiliki 5 orang anak.
"Semuanya laki-laki. Anak pertama adalah Wiji (Noto Miharjo), yaitu orang tua Jokowi, alamat Sumber solo. Kedua, Wahyono di daerah Sumberlawang. Yang ke tiga Mulyono. Anak keempat Joko Sudarsono, alamat Sukoharjo. Dan yang ke lima Heru Purnomo Kauman, desa Kragan, Gondangrejo Karanganyar,'papar Marbi saat ditemui Hariankota.com, di kediamannya di Gondangrejo, Karanganyar, Jawa Tengah, Selasa (27/5/2014).
Sebelum menjabat lurah kakeknya seorang penjual arang (kayu yang dibakar, dan menyisakan bekasnya berwarna hitam).
"Kalau Jokowi itu keluarganya adalah berasal dari pemerintahan. Kakeknya yang bernama Wiryo Miharjo adalah kepala desa seumur hidup di desa Kragan," jelasnya.
Terlebih lagi keluarga Jokowi merupakan keturanan orang berada. Kalau orang jawa menyebutnya "balung gajah" (keluarga kaya dan terhormat).
Ayah Jokowi, masyarakat sekitar mengenalnya dengan nama Wiji (Noto Mihardjo) memiliki sebuah selepan padi (penggilingan padi) dan ibunya memiliki toko yang menjual kayu. Bahkan saudara ibu Jokowi adalah pemilik mebel besar dan terkenal di kota Solo.
Ini berarti dalam darah Jokowi mengalir darah pemimpin dan juga pengusaha. Maka tak heran jika darah seorang pemimpin dan juga pengusaha mengalir dalam tubuhnya.
"Sepengetahuan saya Wiji (orang tua Jokowi) pindah ke Sumber, Solo. Keluar dari Kragan ya tetap di Sumber. Ndak pernah pindah kemana-mana. Ya tetap di rumah situ sampai sekarang," jelasnya.
Jokowi tercatat mengawali sekolahnya di SD Tirtoyoso. Bahkan guru SDnya yang bernama Ibu Sutarti Wardojo masih hidup sampai sekarang. Dan tinggal di samping RS PKU Muhammadiyah Solo.
Setelah lulus SD, melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Surakarta. Dan ketika tercatat sabagai alumni SMA Negeri 6 Surakarta. Selama kuliah menuntut ilmu di Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada.
"Ya cocoklah ngambil jurusan yang terkait dengan kayu, karena mayoritas keluarganya baik dari keluarga pihak ayah dan ibu Jokowi semua usahanya di bidang kayu," ungkapnya.
Menurut orang yang mengenal Jokowi sedari kecil menyebutkan tidak heran jika Jokowi ternyata mampu menduduki jabatan di pemerintahan bahkan seandanya terpilih menjadi presiden. Karena keturunannya merupakan seorang pemimpin walaupun hanya setingkat lurah (Kepala Desa).
"Bahkan saudara kakek Jokowi, tiga orang juga menduduki jabatan lurah,yaitu di Rejosari, Siwal. Jadi kalau Jokowi jadi Presiden memang sudah sewajarnya. Karena darah leluhurnya dulu adalah seorang pemimpin," pungkasnya. (Tanti)
http://www.hariankota.com/2014/05/ss...ga-jokowi.html
Quote:
TEMPO.CO , Solo-
Terlahir sebagai anak dari seorang pengusaha kayu, calon presiden Joko Widodo termasuk siswa yang tergolong berkecukupan saat masih remaja. Dia menjadi salah satu dari segelintir siswa SMA 6 Surakarta yang memiliki sepeda motor. "Waktu itu murid yang bawa motor bisa dihitung jari," tutur bekas teman sekelasnya, Mahmud Nur Windu saat ditemui di sela-sela doa bersama alumni untuk Jokowi di Taman Balekambang, Sabtu 24 Mei 2014.
Pada saat menjadi siswa baru, Jokowi memiliki sepeda motor bebek jenis Yamaha V75. Motor bermesin 75 cc itu menjadi tunggangan Jokowi tiap pergi ke sekolah. "Seingat saya motor bebeknya berwarna merah," kata Mahmud.
Naik ke kelas dua, Jokowi akhirnya berganti motor dengan tipe sport. "Motornya berjenis Yamaha RS berwarna hijau," katanya. Motor tersebut digunakan oleh Jokowi hingga lulus sekolah.
Sedangkan pada saat itu Mahmud biasa ke sekolah dengan naik sepeda. "Saya sering ditarik dari sekolah sampai kawasan Kottabarat," katanya. Sampai tempat tersebut mereka berpisah lantaran arah rumahnya berlainan.
Meski memiliki motor, Jokowi jarang main ke luar rumah maupun nongkrong bersama teman-temannya. "Kalau main paling pinjam buku catatan," katanya. Justru Mahmud yang lebih sering main ke rumah Jokowi.
http://pemilu.tempo.co/read/news/201...li-Ganti-Motor
Quote:
KARANGANYAR - Selama ini publik hanya mengetahui kehidupan capres yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Joko Widodo (Jokowi) saat dewasa hingga karirnya di dunia politik. Namun, ternyata publik belum banyak yang mengetahui kehidupan keluarga mantan Wali Kota Solo ini sebenarnya.
Mulai dari kehidupan keluarga Jokowi yang ternyata bukan berasal dari keluarga tak mampu yang selama ini selalu menjadi ikon kesederhanaan Jokowi. Termasuk, keluarga Jokowi yang ternyata belum pernah sekalipun merasakan sakitnya digusur, yang selama ini banyak beredar.
Dusun Kauman Desa Kragen, Gondangrejo, Karanganyar, sebuah desa kecil yang berjarak 25 KM dari pusat Kota Karanganyar atau 15 KM dari Kota Solo, di sinilah keluarga besar Jokowi tinggal.
Tak sulit untuk menemukan dimana keluarga Jokowi ini tinggal. Saat tiba di desa ini, mayoritas warga sudah pasti tahu dimana keluarga Jokowi tinggal. Namun sayangnya, Heru Purnomo adik bungsu dari ayah Jokowi yang masih bertahan tinggal di desa tersebut dengan membuka toko serba ada, tengah tidak berada di rumah.
Tiba di kediaman mantan bayan (Kepala Dusun) Kragan Marbi (80). Setelah mengutarakan maksud dan kedatangan, Marbi menceritakan kalau dahulu dirinya tersebut anak buah kakek dari Jokowi, Wiryo Miharjo.
Menurut Marbi, kalau ada yang mengatakan bila Jokowi berasal dari keluarga tak mampu, salah besar. Sebab, saat masih hidup, kakek Jokowi yang asli Karanganyar ini dahulunya adalah seorang Kepala Desa.
"Wiryo Miharjo orang terpandang di desa ini. Beliau Kepala Desa di tempat ini. Bahkan Wiryo itu bisa dikatakan Kepala Desa seumur hidup. Saya tahu pasti itu, karena saya dulunya bawahan Wiryo," papar Marbi saat ditemui di kediamannya, di Dusun Kauman Desa Kragen, Gondangrejo, Karanganyar, Jawa Tengah, Selasa (27/5/2014).
Marbi mengatakan selain Wiji ayah dari Jokowi, Wiryo Miharjo memiliki lima orang anak yaitu Wahyono, Mulyono, JokO Sudarsono, Heru Purnomo. Dan ayah Jokowi sendiri,Wiji merupakan anak tertua dari lima bersaudara tersebut.
Menurut Marbi, meskipun memiliki lima orang anak, Wiryo Miharjo tak kesulitan dalam menafkahi. Pasalnya seluruh anak-anak Wiryo, termasuk ayah Jokowi diberi satu persatu warisan.
"Ayah Jokowi sendiri, Wiji, diberi selepan (penggilingan padi) sebelum akhirnya selepan itu dijual ke saya pada tahun 1977 seharga Rp6 juta. Penggilingan padi itu dijual bukan karena kesulitan ekonomi, tapi karena Wiji pindah ke Sumber Solo, sekitar 30 tahun yang lalu," paparnya.
Meskipun Wiji telah menjual penggilingan padi, namun Wiryo Miharjo tetap memberikan modal kepada Wiji. Hanya saja, Marbi tak mengetahui pasti usaha apa yang diberikan Wiryo kepada anak tertuanya tersebut.
Yang Marbi tahu, Wiji selanjutnya pindah dari Karanganyar menuju tempat tinggalnya saat ini di sekitar Balaikambang hingga sekarang.
"Terus terang saya kaget waktu dengar kalau katannya Jokowi tiga kali digusur. Setahu saya, sejak pindah hingga saat ini, rumahnya tidak pernah pindah-pindah. Ya di situ terus.Kalau tidak salah di depannya sekarang ada garasi bus Damri," ungkapnya.
Hal senada diutarakan warga lainnya Kasurin (60) yang mengaku sangat akrab dengan Wiji, ayah Jokowi. Meskipun bukan teman seumuran dengan Wiji, karena Wiji anak kepala desa dimana dirinya tinggal, praktis sebagai warga biasa merasa bangga bisa berteman dengannya.
"Yen wong jowo bilang, keluargane Jokowi, si Wiji kui balung gajah. Ora bener yen ono sing ngomong keluargane Jokowi kui wong ora mampu. Bondone tanah okeh ning endi-endi. (Kalau orang jawa bilang, keluarganya Jokowi, si Wiji (ayah Jokowi) itu dari keluarga mampu. Tidak benar kalau ada yang bilang keluarganya Jokowi orang tidak mampu. Harta tanah banyak dan ada dimana-mana)," paparnya.http://pemilu.sindonews.com/read/2014/05/28/113/867760/ssst-ini-rahasia-keluarga-jokowi
------------
kasian masyarakat papua ... pake ditipu pula ama si jokomek
emang kisah anak miskin muka ndeso yg menjadi kaya ala sinetron ini cukup menjual di indonesia