Ada beberapa prosedur sebelum FPI melakukan tindakan di lapangan, yaitu:
1. LAPORAN MASUK : Baik laporan dari masyarakat maupun dari anggota FPI.
Laporan ini WAJIB TERTULIS dan diterima secara resmi oleh FPI. Baik DPP, DPLN, DPD, DPW, DPC, DPRA.
2. INVESTIGASI : Laporan tersebut dibawa dalam rapat pengurus FPI untuk pembentukan TIM INVESTIGASI yang bertugas menghimpun FAKTA dan DATA.
3. PEMETAAN : Hasil INVESTIGASI dianalisa dalam rapat pengurus FPI untuk MEMETAKAN WILAYAH JUANG. Apabila dari hasil analisa dan pemetaan tersebut, disimpulkan bahwa KEMAKSIATAN yang terjadi DIDUKUNG oleh masyarakat sekitar, maka wilayah tersebut disimpulkan sebagai wilayah DAKWAH, sehingga FPI wajib mengirim para Da'i untuk melakukan pembinaan di wilayah tersebut. Sedangkan apabila dari hasil investigasi dan analisa, masyarakata setempat MENOLAK KEMAKSIATAN tersebut, maka wilayah tersebut ditetapkan sebagai wilayah HISBAH, sehingga Prosedur selanjutnya adalah :
4. LAPORAN KELUAR : Setelah menetapkan wilayah maksiat tersebut adalah wilayah HISBAH, maka FPI WAJIB menulis SURAT AJAKAN ke ULAMA, TOKOH dan ORMAS ISLAM serta kelompok masyarakat lainnya untuk bersama FPI memprotes dan menolak tempat kemaksiatan tersebut. FPI WAJIB melakukan PENGGALANGAN DUKUNGAN terus menerus dari masyarakat dan ulama setempat. Selain itu juga, FPI WAJIB menulis surat PROTES ke Pejabat sesuai tingkatan ( SATPOL PP, POLSEK, POLRES, POLDA, POLRI, LURAH, CAMAT, BUPATI / WALIKOTA, GUBERNUR, MENTERI, PRESIDEN, DPRD, DPRI ) untuk minta menghentikan kemaksiatan tersebut. Surat protes wajib dilampirkan tanda tangan warga sekitar tempat maksiat yang
dikeluhkan sebanyak-banyaknya.
5. DIALOG : Setelah surat dikirim, baik ajakan ke ulama dan ormas ISLAM setempat maupun surat protes ke pejabat setempat, maka WAJIB untuk mendatangi dan mengajak para ulama dan pejabat setempat untuk berdialog dan mengajak mereka memberantas kemaksiatan dan tempat maksiat melalui KEBIJAKAN RESMI NEGARA.
6. DEMONSTRASI : Dilakukan di Kantor pemerintah yang berwenang (SATPOL PP, POLSEK, POLRES, POLDA, LURAH, CAMAT, BUPATI / WALIKOTA, GUBERNUR, MENTERI, PRESIDEN, DPRD, DPR RI ) apabila pejabat setempat kurang mersepon dialog sebagaimana prosedur no.5 di atas, maka demonstrasi dilakukan setelah melalui evaluasi dan analisa hasil dialog.
7. ULTIMATUM : Dilakukan melalui surat kepada pejabat setempat dan tempat kemaksiatan, yang berupa PERINGATAN KERAS berdasarkan HUKUM AGAMA dan argumentasi HUKUM NEGARA untuk menghentikan segala bentuk kemaksiatan.
8. AKSI : Apabila tidak juga direspon oleh pejabat pemerintahan setempat setelah langkah ketujuh di atas dilakukan, maka pengurus FPI yang berwenang melakukan langkah hukum dan lobi politik serta aksi elegan lainnya. (Media meliput bagian ini).
9. RESIKO : Resiko dalam melakukan aksi tersebut harus ditanggung sebagai konsekuensi logis dari perjuangan. Resiko dapat berupa tuntutan balik, dimanfaatkan politisi atau bahkan dipenjara dan kematian.
10. EVALUASI : Setelah 9 tahapan tersebut dilakukan, maka WAJIB untuk melakukan evaluasi terhadap aksi aksi hisbah yang sudah dilakukan.

Press Conference

Sebaiknya introspeksi gan, kenapa bisa sampe begitu.
Apakah gerejanya legal ato ilegal? Apakah ada pemalsuan/penipuan tanda tangan warga atau tidak?
Apakah ada perilaku jemaat gereja itu meresahkan warga sekitar atau tidak?
Seperti kasus HKBP Ciketing, itu gereja tidak berizin. Pihak HKBP memanipulasi perizinan warga. Warga menggugatnya sesuai hukum dan akhirnya gereja disegel. Namun setelah disegel pun jemaat masih melakukan kegiatan ibadah secara demonstratif dan provokatif. Melakukan pawai jalan kaki keliling kampung sambil menyanyikan lagu rohani. Tiap malam minggu para pemuda jemaat sering mabuk-mabukan dan mengganggu gadis-gadis sekitar lokasi. Silahkan tanyakan ke diri sendiri dan jawab dengan jujur.
FYI, di sekitar maras FPI ada 5 gereja. Tapi ga pernah ada masalah karena gereja-gereja di sana sesuai dengan peruntukkannya, legal, ada IMB-nya, bukan gereja liar.
Jadi instrospeksi saja.
Lanjooot..

Masyarakat juga harus cerdas. Jangan mudah percaya sama media. Pesan Rasul, jika kita mendapat berita dari seorang fasik, harus cek & ricek.

Yang baik adalah yang memakan mentah-mentah sebuah informasi tanpa menelusuri kebenarannya.
Yang lebih baik lagi adalah orang yang udah diperingatkan untuk hati-hati thd sebuah informasi, tapi tetep termakan hasutan.
Yang lebih baik lagi dari semua yang baik adalah orang yang tau fakta sebenarnya tapi tetap menolaknya karena kesombongan & kebenciannya yang sudah menjadi-jadi. Kesombongannya telah menutup mata hatinya akan suatu kebenaran.
Abu Jahal celaka karena kesombongannya. Dia sombong ga mau mengikuti ajaran Nabi walau dalam hatinya percaya. Tapi karena kesombongannya dia menolak.
Lanjoot....


Ajaran agama mana tuh, memerangi kemaksiatan malah dapat dosa? Siapa sebenernya yang aneh? Saya atau anda?
Jadi pembantu rumah tangga jauh lebih mulia daripada jadi PSK. Masalah solusi clear.
Ga mungkin orang ga ngapa-ngapain tiba-tiba diganggu. Instrospeksi & periksakan kesehata jiwa anda ke psikiater...
Semoga lekas sembuh.