Metrotvnews.com, Jakarta: Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meminta Dinas Pariwisata DKI mencabut izin operasional diskotek Stadium, Tamansari, Jakarta Barat.
Hal ini menyusul tewasnya seorang anggota Reskrim Polres Minahasa Selatan, Bripda Jicky Vay Gumerung (22), akibat over dosis narkoba.
"Kita perintahkan Satpol PP menyegel. Kita perintahkan Dinas Pariwisata untuk mencabut izin diskotik Stadium. Ini sudah keterlaluan," kata Ahok di TPU Pondok Rangon, Jakarta Timur, Minggu (18/5/2014).
Dalam hal ini Ahok juga telah berkoordinasi dengan Bareskrim Polri. "Kita sudah langsung koordinasi dengan Kabareskrim Suhardi Alius," ujarnya.
Penggunaan narkoba di tempat hiburan malam bukan hal yang baru. Menurut Ahok, Bareskrim Polri akan menyelidiki apakah manajemen diskotik terlibat dalam hal ini.
"Pak Suhardi Alius akan selidiki apakah manajemen terlibat juga," pungkasnya.
Tidak lanjut Pemerintah DKI Pastikan Diskotek Stadium Ditutup
TEMPO.CO , Jakarta:Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bakal melarang diskotek Stadium untuk beroperasi lagi. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Arie Budhiman, menyatakan, Stadium bakal dilarang beroperasi dalam waktu satu pekan ke depan."Izin usahanya segera kami cabut karena sudah disetujui oleh Gubernur," katanya kepada Tempo, Ahad, 18 Mei 2014.
Arie mengatakan, langkah itu diambil juga terkait tewasnya seorang polisi akibat overdosis narkoba di diskotek tersebut. Menurutnya, keputusan itu diambil sebagai bentuk ketegasan pemerintah dalam memberantas peredaran narkotika di tempat hiburan. Apalagi, polisi memang sudah mengeluarkan rekomendasi pemberian sanksi terhadap manajemen Stadium.
Saat ini, Stadium disebutnya sudah tidak bisa beroperasi karena masih disegel oleh polisi. Namun, dia menyatakan bahwa penghentian operasional Stadium akan bersifat permanen karena pencabutan izin usaha tersebut. "Karena Pemprov DKI dan polisi sudah berkomitmen agar tempat hiburan malam bebas narkoba," kata Arie.
Menurutnya, Stadium merupakan diskotek pertama yang ditutup karena terbukti menjadi tempat peredaran narkoba. Dia juga tidak menutup kemungkinan pencabutan izin terhadap diskotek atau tempat hiburan lain yang menjadi sarang narkoba. Namun, dia menyerahkan masalah pembuktian peredaran narkotika itu kepada polisi.
"Soalnya yang tahu soal peredaran, jenis narkoba, atau bandar-bandarnya itu polisi," kata Arie. Dia pun menyatakan bahwa tempat hiburan yang sudah dua kali terbukti menjadi tempat peredaran narkoba akan langsung ditutup secara permanen. "Dan itu sudah menjadi komitmen kami," ujar dia melanjutkan.
Sebelumnya, seorang polisi bernama Jicky Vay Gumerung ditemukan tewas akibat overdosis narkoba di diskotik Stadium, Jumat, 16 Mei 2014 kemarin. Polisi yang diketahui berpangkat Brigadir Dua itu merupakan anggota Kepolisian Daerah Sulawesi Utara. Jicky juga diketahui datang ke tempat hiburan malam itu bersama tiga rekannya yang merupakan anggota Polda Sumatera Selatan.
TEMPO.CO , Jakarta:Kepolisian Resor Metro Jakarta Barat menemukan ekstasi saat menggeledah diskotek Stadium. Penggeledahan dilakukan setelah diskotek itu disegel Sabtu lalu. Penyegelan ini merupakan buntut tewasnya seorang anggota polisi bernama Brigadir Dua Jicky Vay Gumerung dalam kondisi over dosis di lokasi itu Jumat 16 Mei 2014 lalu.
"Kami menemukan 4.500 butir ekstasi dan masih melakukan pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui pemiliknya," ujar Kepala Humas Polres Metro Jakarta Barat Komisaris Herru Julianto saat dihubungi Senin, 19 Mei 2014.
Sebelumnya, berdasarkan hasil visum Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jicky dinyatakan positif mengonsumsi sabu. Temuan baru berupa ekstasi dalam jumlah besar ini memperkuat bukti bahwa Stadium memang sering dijadikan tempat peredaran narkotika.
Herru menambahkan, Polres Metro Jakarta Barat telah mengusulkan Pemda melalui Dinas Pariwisata DKI Jakarta untuk menutup tempat ini, karena telah terbukti menjadi tempat peredaran narkoba. April 2014 lalu, polisi juga menyita ekstasi sebanyak 5.000 butir dan 600 gram sabu dari tempat hiburan di kawasan Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Barat, ini.
Adapun pemerintah langsung merespon permintaan itu dan menyatakan stadium bakal ditutup.
Dari tahun ke tahun, Stadium selalu buka meskipun bulan ramadhan.
Tempat hiburan malam yang berada di jalan Hayam Wuruk Jakarta ini menyediakan fasilitas hiburan lengkap dalam gedungnya, 24 jam non stop..!!!
One stop entertainment.
Terdiri dari banyak lantai.
Dan tiap lantai menawarkan hiburannya masing-masing.
Ada lantai khusus buat lounge. Lantai lain untuk cafe, karaoke, dll.
Lantai berikutnya untuk diskotik, dengan pembagian genre musik pula pada lantai-lantainya.
Dan terakhir di lantai paling atas adalah tempat prostitusi, dengan banyak kamar.
Kalau polisi membiarkannya, wajar. Sudah jadi rahasia umum pihak Stadium memberikan setoran cukup besar untuk kepolisian setempat.
Tapi yang jadi pertanyaan, kemana larinya ormas-ormas anti maksiat macam FPI?
Mereka begitu garangnya menghancurkan tempat makan yang buka di siang hari, beramai-ramai merazia tempat hiburan malam dan menodongkan surat pernyataan agar tempat tersebut tutup saat bulan ramadhan.
Kenapa Stadium tidak disentuh?
Apa bedanya dengan tempat maksiat lain?
(padahal Stadium yang paling parah dan buka 24 jam).
Takut?
Tidak berani? Hanya berani dengan orang kecil dan tempat kecil?
Atau FPI menerapkan “tebang pilih”?
Dapat jatah setoran juga dari Stadium?
Apakah FPI munafik?
Mana gembar-gembor jargon FPI sebagai “Pembela Islam”??
(padahal umat Islam sendiri tidak merasa dibela).
Ada apa ini?
Apakah ini ada konspirasi Zionis Yahudi?
Apakah ada intervensi dari Salibis Amerika?
Atau ini strategi taktik dagang konspirasi Arabis?