Hobi mengumpulkan barang memang menjadi kegemaran yang unik. Untuk memenuhi kebutuhan koleksi, membuat seorang kolektor semakin jeli dan teliti. Terutama barang-barang yang sesuai dengan hobinya. Tak jarang, kadang juga tak masuk akal, seorang kolektor harus mengeluarkan banyak uang, waktu, dan tenaga untuk berburu koleksi.



Salah satu hobi yang unik adalah mengumpulkan atau mengoleksi kotak korek api kayu. Kegiatan tersebut disebut juga dengan Filumenis. Bagi Anda yang menggemari traveling, biasanya korek api tersedia di banyak tempat seperti restoran, hotel, tempat rekreasi atau sebagainya. Korek api disediakan bagi kebutuhan pengunjung atau untuk cinderamata. Kata Filumenis berasal dari kata “Phllumenists” yang dipopulerkan oleh Marjorie Evans kolektor bungkus korek api dari Inggris pada 1943. Ia sendiri adalah Presiden dari British Matchboc Label & Booklet Society. Lalu bagaimana dengan Indonesia?

Ialah Drajat Sukapraja, kakek asal Bandung ini telah tercatat dalam rekor MURI sebagai Filumenis pertama di Indonesia. Drajat mulai mengumpulkan bungkus korek api sejak 1930-an ketika mengenyam pendidikan Sekolah Rakyat atau Sekolah Dasar. Tak tanggung-tanggung koleksinya sudah mencapai 15 ribu buah yang berasal dari kawasan Asia, Amerika, Eropa, dan Afrika.

Bungkus korek api yang dikoleksi Drajat pun beragam bentuk dari kotak hingga bulat, dari terkecil hingga terbesar. Koleksi tertuanya berasal dari Belanda dengan merek “De Viinder”. Menurut beberapa sumber, Drajat mendapatkan berbagai bungkus korek api dengan bertukar dengan antar kolektor di negara lain. Bahkan, Drajat meluangkan waktunya untuk berburu koleksi di negara lain.



Korek api kayu memang menyimpan nilai tersendiri bagi pengoleksinya. Sejarah panjang korek api kayu menjadi salah satu faktor yang membuat barang ini berharga. Dalam perkembangannya, korek api semakin beragam, unik, dan menarik. Anda tertarik?