Sebelumnya perkenalkan saya salah seorang yang berhasil lolos sebagai CPNS Di salah satu kementerian di Indonesia. Percaya atau tidak saya berhasil masuk dengan cara jujur, tidak nyogok, tidak memakai koneksi, tidak memakai joki dll, walau bahkan teman-teman, tetangga, sampai-sampai dokter yang saya minta surat keterangan sehat bilang "Kamu bayar berapa biar bisa lulus CPNS?" atau "Koneksi kamu siapa di kementerian sampai bisa lolos CPNS?" Jujur hati saya hancur melihat bagaimana saya sama sekali tidak dihargai.


Apakah proses penerimaan CPNS yang sudah begitu buruknya dimata masyarakat sehingga ada stigma, "Kalau ga bayar, atau ga punya koneksi ga bakal lulus CPNS". Untung saja keluarga masih memberikan semangat, karena mereka tau betul persiapan yang ane tempuh untuk menghadapi tes CPNS ini. Awalnya mereka kurang setuju saya masuk ke CPNS, karena gaji yang saya terima saat bekerja di luar negeri hampur 15 kali lipat dari PNS di indonesia, tapi setelah saya kemukakan bahwa alasan saya ingin menjadi CPNS adalah

akhirnya keluarga merestui saya menjadi CPNS.

Akhirnya setelah lulus CPNS saya ketemu "thread" khusus CPNS di kaskus, awalnya saya senang, saya merasa menemukan tempat dimana kita bisa sharing dsb. Tetapi alangkah kagetnya saya ketika saya melontarkan suatu wacana tentang "Proses penerimaan CPNS" yang menurut saya walau sudah lebih baik dari sebelum2nya tapi masih banyak cacat dan celah yang dimanfaatkan oleh oknum peserta CPNS saya langsung dibombardir oleh penghuni disana.

Jadi begini, Saya ingin menyikapi salah satu proses penerimaan CPNS yang menurut saya tidak ber etika. Saya kaget begitu menemukan fakta bahwa banyak "Proses penerimaan CPNS" tidak sebersih yang saya kira, masih banyak yang lulus memakai cara2 yang walaupun blom ada aturan pastinya tapi sudah jelas tidak bermoral.

Banyak calon CPNS yang ternyata melamar tes CPNS di 4-10 instansi/kementerian padahal jelas-jelas sesuai himbauan pemerintah agar peserta test CPNS hanya mendaftar di 1 instansi saja. Mengapa peserta test CPNS dihimbau cuma mendaftar di 1 instansi saja :

1. Apabila anda mengikuti tes di 2 instansi maka anda berpotensi merugikan negara sebesar 8-10 juta, anda bayangkan berapa kerugian negara akibat orang yang bahkan mendaftar di 10 instansi?ya 80-100 juta, itu cuma 1 orang saja, bagaimana kalo ada seribu atau dua ribu yang melanggar?
2. Menghalangi kesempatan para peserta test yang lain yang memang berniat untuk melamar di 1 instansi saja.
3. Menambah berat tugas panitia seleksi CPNS
4. Bocornya Soal2 CPNS karena mereka sudah beberapa kali mengikuti tes
5. Terhambatnya proses penerimaan CPNS yang ujungnya merugikan para peserta CPNS (2013 yang mulai dari bulan 09-2013 sampai sekarang 02-2014 tidak selesai) pada khususnya yang sudah terlalu lama menunggu keputusan yang jelas dari pemerintah dan masyarakat/negara pada umumnya yang terlambat mendapatkan pelayanan dari kami. Hal ini terjadi karena pemberkasan yang ruwet disebabkan sulitnya panitia untuk mengumpulkan berkas yang ada karena banyak tumpang tindih akibat para pelamar ganda dan cadangannya.
Mungkin lebih baik apabila mulai penerimaan CPNS tahun-tahun berikutnya sudah dibuat aturan yang mengikat bahwa CPNS hanya boleh melamar di 1 instansi, dan apabila mengundurkan diri diberi denda 20-50 juta

Saya hanya mengemukan pendapat saya yang tentunya didukung alasan-alasan yang kuat, ternyata respon yang saya harapkan tidak sesuai, saya jadi dikucilkan dihina difitnah sampai di berikan reputasi jelek di kalangan CPNS kaskus.

Banyak yang mengatakan
"Suka2 gua mau daftar tes CPNS di 10-40 instansi, namanya juga usaha, asalkan halal ya gapapa, apa urusan lu?"
"bodoh, mana aturannya tidak boleh daftar lebih dari 1 instansi?mana???"
"Alah sok idealis lo, palingan juga loe sakit hati gara2 kemaren daftar cuma di 1 kementerian terus ga lulus"
"Ya elah ini ni panitia seleksi CPNS yang ga mau cape sedikit, ente sudah dibayar negara udah tugas loe seleksi orang yang tes mau daftar di 4-10 kementerian ya terserah, lu sudah digaji buat seleksi CPNS jadi jangan mau enaknya saja"

Bagaimana mungkin orang yang telah merugikan negara dan menghalangi rejeki orang lain bisa dengan lantang mengatakan bahwa hal ini "wajar" dilakukan karena tidak ada "ATURAN" berarti masih halal/sah untuk dilakukan.

Dimana hati nurani para calon pelayan masyarakat ini?walau memang belum ada aturan pastinya bukan berarti kita boleh melakukan hal-hal yang menurut hati kecil saya merugikan bangsa dan masyarakat.

Walau ada juga yang mendukung saya disana, tetapi lebih banyak yang menyerang dan dengan sengaja menggunakan klonengan2 untuk memancing emosi saya, dan saya akui memang pada akhirnya menggunakan kata-kata yang sedikit "keras" kepada orang-orang ini dikarenakan tekanan yang datang sudah terlalu banyak untuk saya sebagai manusia biasa ini untuk dapat menahan emosi, maka lengkaplah sudah skenario untuk menjadikan saya "the bad man"

Saya agak "ngeri-ngeri sedap", melihat orang-orang diatas lulus sebagai calon pelayan masyarakat. Tanpa idealisme yang kuat, tanpa integritas bagaimana nantinya mereka melayani masyarakat?apakah nantinya "uang terima kasih" yang banyak beredar di kalangan PNS juga dikategorikan mereka sebagai Rejeki halal, yang memang sudah rejeki sehingga tidak tertukar dan datang pada mereka?

Cuma saya percaya hati nurani manusia tidaklah buta, memang susah hidup jujur dan berpikiran idealis di negeri ini, tapi 'Lebih baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan'------ Soe Hok Gie

Silahkan votingnya diisi

tambahan :
1. Mohon maaf bila ada kata yang menyinggung, tidak ada niatan saya untuk melukai hati anda, niat saya hanya mengemukakan pendapat.
2. Bagi CPNS lain yang mungkin sependapat dengan saya, mungkin ada yang mau bergabung dengan saya?kita bikin tulisan yang lebih rapih, data-data yang lebih akurat, untuk nantinya dikirim ke Surat Pembaca atau bahkan kita kirim ke Kemenpan atau BKN agar menerapkan aturan denda bagi CPNS yang kedapatan mendaftar di 2 instansi atau lebih atau yang menundurkan diri, untuk Indonesia yang lebih baik

JAKARTA--Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Azwar Abubakar tidak mempersoalkan seorang pelamar CPNS melamar dan ikut tes computer assisted test (CAT) di beberapa lokasi. Namun, menteri asal Aceh itu menyatakan, secara etika hal itu kurang bisa diterima.

http://www.jpnn.com/read/2013/10/02/...ancam-Dicoret-
yang malas kesana ni kutipannya "Kenapa harus dipinalti, karena untuk pelaksanaan tes CPNS, negara telah mengeluarkan anggaran yang cukup besar. Untuk sistem CAT ini, masing-masing peserta diperkirakan memakan anggaran Rp 8 juta sampai Rp 10 juta," terang Arizal.

Zero tolerance for SARA