Di alam semesta yang luas ini gan , terdapat banyak sekali ilmu pengetahuan, baik ilmu pengetahuan sosial maupun ilmu pengetahuan alam. Salah satu dari ilmu pengetahuan alam ialah astronomi. Astronomi, secara etimologi memiliki arti “ilmu bintang”. Astronomi sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata άστρο + νόμος. Sedangkan secara terminologi, astronomi ialah ilmu yang melibatkan pengamatan dan penjelasan kejadian yang terjadi di luar Bumi dan atmosfernya. Ilmu astronomi mempelajari asal-usul, evolusi, sifat fisik dan kimiawi benda-benda yang dapat dilihat atau diketahui di langit (dan di luar Bumi), juga proses yang melibatkan benda-benda langit tersebut. Tetapi selain itu, ada juga ilmu terapan astronomi yang tidak memerlukan campuran ilmu matematika, fisika, maupun kimia. Bidang tersebut ialah astrofotografi. Astrofotografi adalah cabang fotografi yang objek fotonya berkaitan dengan hal-hal astronomi. Contoh-contoh astrofotografi yaitu foto bulan, matahari, bintang, planet, galaksi, nebula, open cluster/globular cluster, dan sebagainya. Astrofotografi bertujuan untuk memotret benda-benda langit, dan untuk memotretnya diperlukan teknik-teknik tertentu.
Dan inilah teknik tekniknya cekidot
Untuk tutorial ini saya pakai Nikon D5100, dan settingan kamera yang saya gunakan disesuaikan dengan kondisi langit yang bebas polusi cahaya
Spoiler for Teknik 1:
Set kamera ke Manual Mode
Spoiler for Teknik 2:
Geser ke huruf M (Manual Focus) (A itu untuk Automatic)
Spoiler for Teknik 3:
Tes kefokusan dengan cara mengarahkan ke sebuah cahaya yang sangat terang (misalnya lampu) sebagai patokan, lalu putar-putar terus sampai cahaya lampu tersebut fokus/ tidak blur
Spoiler for Teknik 4:
Pilih tombol i, lalu pilih ISO
Spoiler for Teknik 5:
Untuk memotret bintang, ISO minimal yang harus digunakan yaitu 800. Untuk tutorial ini pilihlah ISO 3200, karena semakin tinggi ISOnya, semakin besar cahaya yang dapat ditangkap oleh sensor, sehingga semakin jelas bintang-bintangnya
Spoiler for Teknik 6:
Di pilihan Release Mode, pilih Self Timer 10 sec. Kenapa harus menggunakan self timer? Karena untuk menghindari goncangan pada kamera saat kita menekan tombol memotretnya
Spoiler for Teknik 7:
Kembali lagi ke tampilan utama, sekarang geser shutter speednya ke kiri menjadi 10”(10 detik). Untuk shutter speed, semakin lama shutter dibuka (semakin lama waktu yang digunakan), semakin banyak cahaya yang masuk. Kalau mau diatur menjadi 15”, 20”, atau bahkan 30” juga bisa, tetapi semakin lama waktu yang digunakan, kemungkinan bintang menjadi “trail” semakin besar
Spoiler for Teknik 8:
Atur aperture/ bukaan lensanya (F) menjadi F3.5 dengan cara menekan dan tahan tombolsambil menggeser shutter speednya ke kiri. Semakin kecil nilai F-nya, semakin besar diameter/diafragmanya membuka sehingga akan semakin banyak menangkap cahaya yang masuk
Spoiler for Teknik 9:
Jangan lupa, hal pertama yang harus dilakukan untuk memotret bintang yaitu meletakkan kamera di tripod, fungsinya agar kamera diam dengan stabil dan tidak terkena goncangan tangan
Selamat mengabadikan keindahan langit malam yang bertaburan bintang-bintang!
Semoga berkenan dan selamat mencoba
Spoiler for Hasil Foto anak-anak kaskus:
Spoiler for By Cjzeven:
Spoiler for By Hajargan:
Spoiler for By Praboestatic:
Spoiler for By Amranosan:
Spoiler for By Danishugie:
Spoiler for By Greenorky:
Spoiler for cendolnya:
Thanks for cendolnya om
1.
Tambahan dari agan-agan di kaskus
Spoiler for Teknik:
Spoiler for Panjang Fokal:
kalau mau ngeframe milky way, harus pakai lensa wide, 10mm-16mm di sensor APSC, tapi kalau fokus ke nightscenenya aja, lensa manapun cocok asal jangan tele (di atas 50), makin di zoom, makin singkat waktu yg dibutuhkan untuk fotonya ngetril
apperture/diafragma
set iso tinggi bikin foto bintang agan jadi lebih rame, karena ditambahin noise, kaya foto agan di atas, set iso paling gede di batas iso optimal kamera agan, makin mahal (canggih) sensor body kamera, makin kebal noise di iso tinggi, kamera ane (canon 3 digit) yg mayan baru, sebenernya cuma bisa diset ke 800 biar ga noise, tapi di kamera sendiri bisa diset sampe 25600 (jebmen). biar bisa pakai iso rendah, lokasi harus gelap total ngga ada bias lampu kota di awan dan juga yg penting pakai bukaan lensa yang bisa besar, f2.8 atau lebih gede, biasanya lensa prime/fixed lenses punya bukaan zuper gede. By Riyadh1986
Untuk hasil maksimal, usahakan shot pakai mode RAW. Biar lebih fleksibel waktu post processing. By cjseven
Untuk mengetahui posisinya bisa pake software stellarium (desktop/Hp) << kalo milkywaynya nggak terlalu kelihatan dengan mata telanjang.By Kepotret
For Foto bangunan
setahu ane sih kudu dua kali gan, ntar dicombine di post processing.
ngeframe dulu, terus ambil foto pertama yaitu fg dengan bantuan flash atau senter atau sumber cahaya lain. terus foto kedua yaitu bg foto langit berbintangnya pakai triknya agan di atas.
kalau fg nya terang, artinya fg bakal bagus, tapi bg nya bakal kesusahan. ambil satu take bisa bikin cahaya dari fg terlalu over.
pp bisa pakai ps + lr atau pake teknik hdr pake phot*matix pro (braketingnya ngga beraturan tapi, satu landscape, satu poi, satu bg). ane belum pernah nyoba trik ini. Tapi untuk foto langitnya aja dan fg yg sebatas siluet, satu take sudah mencukupi.
ini ada sumber yang lebih detail teknisnya untuk nightscape/astro.Bu riyadh1986
Ane tambahin gan, coba pake fitur " mirror lockup " biar lebih stabil lagi, jadi fungsinya buat naikin mirror sebelum ambil exposure, karena gerakan mirror bisa buat gambar agak goyang, caranya aktifin dulu fitur mirror lockupnya trus komposisikan foto baru pencet shutternya 2 kali, jadi pencetan yg pertama tu buat ngangkat mirrornya, trus yg kedua baru shutter curtainnya yg kebuka, lebih bagus lagi pake timer yg 2 detik aja udah cukup. CMIIW yanzeis
0
14.2K
Kutip
75
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!