- Beranda
- The Lounge
Kisah Gadis Penjual Kue (Kasihan gan ,berusaha tidak meminta & mengemis)
...
TS
dekisugik
Kisah Gadis Penjual Kue (Kasihan gan ,berusaha tidak meminta & mengemis)
Spoiler for Buka:
Spoiler for :
Begini Kisahnya..
Spoiler for :
Spoiler for :
Suatu siang dalam perjalanan, terlintas keinginanku untuk naik kereta api. Sampai di stasiun, Sambil menunggu kereta tiba, tak ada tempat duduk kosong. Berdiri pun tak apa. Tak jauh dari tempatku berdiri, seorang bocah perempuan kecil penjual kue yang kukira usianya baru enam tahunan menjual dagangannya. Saat ia menghampiriku, dia menawarkan dagangannya kepadaku sama seperti yang ditawarkannya kepada penumpang kereta lainnya.
“Siang kak.., apakah kakak mau membeli kue? Hanya lima ratus rupiah saja, Kak, ” tawarnya.
“iya Dik, kakak ambil 2 kue.nya.
makasih, ” jawab bocah kecil itu sambil tersenyum.
lalu bocah itu segera meninggalkanku dan kembali menawarkan dagangannya kepada penumpang kereta yang lain dengan pertanyaan yang sama.
Dalam hati aku bergumam, hari gini masih ada jajanan harga lima ratus? Modalnya berapa?
Aku terus memperhatikan bocah perempuan itu. Sesaat kemudian, bocah itu kembali menghampiri salah seorang penumpang kereta yang telah ditawari kue jualannya barusan.
“Mungkin untuk bekal di tempat kerja, Kak?” tanyanya kembali dengan penuh harap yang ditawarinya barusan bersedia membeli kue dagangannya itu. Kembali si penumpang tersebut menolak tawaran bocah penjual kue dengan sama ramahnya. bocah itu pun meninggalkan gerbong kereta tempat aku berdiri dan ia menuju ke gerbong sebelah. Untuk menjajakan kue jualannya.
bocah perempuan penjual kue itu hendak masuk ke gerbong sebelah, seorang pria setengah baya memanggilnya. Pikirku, mungkin pria tersebut berniat membeli kue bocah tadi. Segera bocah penjual kue itu berbalik setelah dipanggil oleh pria yang duduk tidak jauh dari tempatku berdiri.
“Ini untuk adik, ” katanya sambil memasukkan selembar uang bewarna merah (sepuluh ribuan) ke dalam saku bocah penjual kue tadi. Tanpa sempat bicara, bahkan mengucapkan terima kasih pun belum, si bocah sudah diminta untuk segera melanjutkan aktivitas menjual kue-kuenya. bocah tersebut hanya tersenyum diam dan melanjutkan berjalan ke gerbong sebelah.
Yang mengherankan, justru sebelum ia masuk ke gerbong sebelah, bocah penjual kue tersebut memberikan uang yang diterimanya barusan kepada sepasang pengemis buta di gerbong yang aku tumpangi. Aku masih saja terus memperhatikan bocah kecil itu. Bahkan kuperhatikan, pria setengah baya yang barusan memberikan uang tersebut juga memperhatikannya.
Lalu pria tersebut memanggil bocah penjual kue tadi, menanyakan kenapa uangnya diberikan kepada pengemis.
bocah itu hanya menjawab, “Emak saya bilang saya tidak boleh mengemis. Saya hanya boleh menerima uang kalau ada yang membeli kue dagangannya, ” jelasnya dengan bahasa Indonesia yang begitu baik dan benar.
Tergetar hatiku mendengar ucapan bocah penjual kue itu.
“Tapi kan saya ngasih uang emang buat kamu, sedekah, ” lanjut pria setengah baya kemudian.
“Uang sedekah juga sama saja dengan saya mengemis. Emak bilang saya harus jualan kalau mau mendapat uang, bukan mengemis, ” jawab bocah penjual kue itu.
“Kalau saya beli kue kamu semuanya berapa?” tanya pria setengah baya itu..
“Dua puluh ribu rupiah, Pak, ” jawab si bocah perempuan penjual kue.
kemudian pria setengah baya itu mengeluarkan selembar uang dua puluh ribuan dari dompetnya kepada bocah penjual kue itu.
“Ini, saya beli semuanya ya…” ucap pria setengah baya itu dan langsung bocah penjual kue itu membungkus semua kue dagangannya lalu diberikannya kepada pria setengah baya yang masih mengulurkan selembar uang dua puluh ribuan.
“Terima kasih, Pak, semoga rezekinya berkah, ” ucap bocah penjual kue itu.
“Siang kak.., apakah kakak mau membeli kue? Hanya lima ratus rupiah saja, Kak, ” tawarnya.
“iya Dik, kakak ambil 2 kue.nya.
makasih, ” jawab bocah kecil itu sambil tersenyum.
lalu bocah itu segera meninggalkanku dan kembali menawarkan dagangannya kepada penumpang kereta yang lain dengan pertanyaan yang sama.
Dalam hati aku bergumam, hari gini masih ada jajanan harga lima ratus? Modalnya berapa?
Aku terus memperhatikan bocah perempuan itu. Sesaat kemudian, bocah itu kembali menghampiri salah seorang penumpang kereta yang telah ditawari kue jualannya barusan.
“Mungkin untuk bekal di tempat kerja, Kak?” tanyanya kembali dengan penuh harap yang ditawarinya barusan bersedia membeli kue dagangannya itu. Kembali si penumpang tersebut menolak tawaran bocah penjual kue dengan sama ramahnya. bocah itu pun meninggalkan gerbong kereta tempat aku berdiri dan ia menuju ke gerbong sebelah. Untuk menjajakan kue jualannya.
bocah perempuan penjual kue itu hendak masuk ke gerbong sebelah, seorang pria setengah baya memanggilnya. Pikirku, mungkin pria tersebut berniat membeli kue bocah tadi. Segera bocah penjual kue itu berbalik setelah dipanggil oleh pria yang duduk tidak jauh dari tempatku berdiri.
“Ini untuk adik, ” katanya sambil memasukkan selembar uang bewarna merah (sepuluh ribuan) ke dalam saku bocah penjual kue tadi. Tanpa sempat bicara, bahkan mengucapkan terima kasih pun belum, si bocah sudah diminta untuk segera melanjutkan aktivitas menjual kue-kuenya. bocah tersebut hanya tersenyum diam dan melanjutkan berjalan ke gerbong sebelah.
Yang mengherankan, justru sebelum ia masuk ke gerbong sebelah, bocah penjual kue tersebut memberikan uang yang diterimanya barusan kepada sepasang pengemis buta di gerbong yang aku tumpangi. Aku masih saja terus memperhatikan bocah kecil itu. Bahkan kuperhatikan, pria setengah baya yang barusan memberikan uang tersebut juga memperhatikannya.
Lalu pria tersebut memanggil bocah penjual kue tadi, menanyakan kenapa uangnya diberikan kepada pengemis.
bocah itu hanya menjawab, “Emak saya bilang saya tidak boleh mengemis. Saya hanya boleh menerima uang kalau ada yang membeli kue dagangannya, ” jelasnya dengan bahasa Indonesia yang begitu baik dan benar.
Tergetar hatiku mendengar ucapan bocah penjual kue itu.
“Tapi kan saya ngasih uang emang buat kamu, sedekah, ” lanjut pria setengah baya kemudian.
“Uang sedekah juga sama saja dengan saya mengemis. Emak bilang saya harus jualan kalau mau mendapat uang, bukan mengemis, ” jawab bocah penjual kue itu.
“Kalau saya beli kue kamu semuanya berapa?” tanya pria setengah baya itu..
“Dua puluh ribu rupiah, Pak, ” jawab si bocah perempuan penjual kue.
kemudian pria setengah baya itu mengeluarkan selembar uang dua puluh ribuan dari dompetnya kepada bocah penjual kue itu.
“Ini, saya beli semuanya ya…” ucap pria setengah baya itu dan langsung bocah penjual kue itu membungkus semua kue dagangannya lalu diberikannya kepada pria setengah baya yang masih mengulurkan selembar uang dua puluh ribuan.
“Terima kasih, Pak, semoga rezekinya berkah, ” ucap bocah penjual kue itu.
Spoiler for :
Spoiler for :
Di tengah kesulitan hidup, seorang bocah perempuan kecil tetap teguh menjaga harga dirinya dari meminta-minta kepada orang lain.
Dia yakin bahwa dengan berusaha, segala sesuatu pasti ada jalan keluarnya.
Bukan dengan berpangku tangan, mengemis, memohon belas kasihan orang lain, karena kita memang hanya boleh memohon belas kasih padaNya.
Keteguhan hatinya yang tidak menjadikan tubuh kecilnya sebagai alat mengundang rasa kasihan orang lain.
Ia tahu bahwa semua rezeki sudah diatur secara adil oleh Tuhan.
Dia yakin bahwa dengan berusaha, segala sesuatu pasti ada jalan keluarnya.
Bukan dengan berpangku tangan, mengemis, memohon belas kasihan orang lain, karena kita memang hanya boleh memohon belas kasih padaNya.
Keteguhan hatinya yang tidak menjadikan tubuh kecilnya sebagai alat mengundang rasa kasihan orang lain.
Ia tahu bahwa semua rezeki sudah diatur secara adil oleh Tuhan.
Spoiler for :
Bila ingat diri ini yang mudah mengeluh dan merasa lemah, tentu aku tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan bocah penjual kue tadi.
Seharusnya aku bersyukur, rasa lelah yang kurasakan karena harus mencari penghasilan tambahan juga pastinya tidak selelah bocah kecil tadi.
Bersyukur, karena aku masih bisa hidup cukup di saat banyak orang yg keadaan hidupnya di bawah kita.
Seharusnya aku bersyukur, rasa lelah yang kurasakan karena harus mencari penghasilan tambahan juga pastinya tidak selelah bocah kecil tadi.
Bersyukur, karena aku masih bisa hidup cukup di saat banyak orang yg keadaan hidupnya di bawah kita.
Spoiler for :
Terima kasih Tuhan atas segala nikmat dan karuniaMU ini. Jadikanlah Hamba menjadi seseorang yg selalu bersyukur.
Spoiler for Buka:
JANGAN LUPA
ANE RELA DI SIRAM
Spoiler for :
Buat Agan yang udah siram ane pake cendol, Makasih banyak , ane terharu gan
Pesan ane buat agan-agan, Slalu bersyukur kepada Tuhan, Bahwa masih ada yg di bawah kita. Berikan Rezeki kita, walau hanya sedikit, tapi keiklasan hati kita untuk saling membantu.Buat mereka Tersenyum.
Pesan ane buat agan-agan, Slalu bersyukur kepada Tuhan, Bahwa masih ada yg di bawah kita. Berikan Rezeki kita, walau hanya sedikit, tapi keiklasan hati kita untuk saling membantu.Buat mereka Tersenyum.
Diubah oleh dekisugik 07-12-2013 03:20
0
17.5K
Kutip
322
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
924.3KThread•87.6KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya