Jakarta - Letkol Eduart Hendrik Butar-butar (43) dipecat tidak hanya karena mengkomersialkan baju seragam TNI AD ke anak buahnya. Tetapi perwira menengah yang telah berkarier 19 tahun itu juga dipecat karena mengkomersialkan bantuan logistik ke anak buah.

"Bantuan gempa 2009 seperti roti, mi instan, sarden, kecap, saos, korek api dan lain-lain, dijual lagi kepada anggota pada saat Pam Rah Wan Maluku di atas Kapal KRI Teluk Amboina," putus majelis Pengadilan Militer Tinggi I Medan seperti dilansir website Mahkamah Agung (MA), Jumat (15/11/2013).

Letkol Hendrik ternyata juga menilep dana taktis dan Dana Propilaksis ke Pekas TNI Kodam Pattimura. Tak hanya itu, anggota TNI AD kelahiran 1970 itu juga menilep uang lelah anggota Yonif 133/YS sebanyak 250 orang pada Oktober 2009. Setiap prajurit mendapat uang lelah Rp 36 ribu per hari.

"Namun terdakwa tidak dapat mempertanggungjawabkan penyaluran uang lelah tersebut kepada prajurit yang berhak menerima," putus majelis yang terdiri dari Kolonel Hazarmein, Kolonel TR Samosir dan Kolonel Bambang Aribowo.

Majelis hakim menilai Letkol Hendrik menyalahgunakan wewenang dan jabatannya selaku Danyonif 133/YIS demi mendapatkan uang dengan cara menggelapkan hak anggota dan memeras kesejahteraan prajurit. Tujuannya untuk memperkaya diri sendiri.

Sebagai pimpinan, Letkol Hendrik tidak memberi contoh kepada anak buah dan menimbulkan keresahan serta ketidakpercayaan di kalangan bawahan. "Pikiran terdakwa dengan cara apa pun selalu berorientasi demi uang dengan alasan untuk kepentingan komando," putus majelis pada 24 Oktober 2012.

Di tingkat pertama, Letkol Hendrik dihukum 1,5 tahun dan dikurangi menjadi 1 tahun 2 bulan di tingkat banding. Namun dua tingkat pengadilan itu sama-sama tetap memecat Letkol Hendrik.

[url]http://news.detik..com/read/2013/11/15/144830/2414265/10/letkol-hendrik-juga-dipecat-karena-jual-mi-instan-ke-anak-buah[/url]

cita cita si eduart mau jadi tentara atau jadi pedagang mie rebus sih