Kaskus

Entertainment

ijumamiAvatar border
TS
ijumami
Saya Cina tapi saya mau lahir jadi pribumi aja
Ini kisah saya sendiri, saya berumur 29 tahun dan sudah belajar ke sana kemari tentang kehidupan dan saya pun menyimpulkan trit ini bahwa "Saya Cina tetapi saya mau lahir jadi pribumi aja, karena saya iri dengan kehidupan mereka".

Mari kita mulai, sejak tahun 2001 saya hidup di Jakarta dan mengamati kehidupan di Jakarta, saya tergolong pintar di kampus dan banyak teman suka sama saya dan sering belajar bersama saya di kostan saya. Saya tidak ngerti bagaimana ini bisa terjadi, tetapi ada seorang teman pribumi saya yang sangat baik kepada saya, dan mau mengantar saya ke kampus dengan sepeda motor.

Saat tiba di kampus dengan sepeda motor bobrok itu, saya waktu itu tidak sadar tetapi teman saya yang cina lainnya mengejek saya kalau kenapa saya mau dianterin dengan motor bobrok, padahal saya dalam hati tidak pernah berpikiran apa2, asal sampai, selamat saya yang lugu tidak peduli mau naik apa gitu lah. Tetapi tidak dengan orang Cina, mereka lebih mau bergaul dan bersosialisasi dengan orang kaya dan memandang remeh orang miskin.

Dari situ saya lulus kuliah dan saya pun belajar yang namanya ilmu spiritual, dengan maksud kalau saya ingin sakti, saya belajar kepada seorang guru. Disana saya diterima baik walaupun mayoritas pribumi, bisa dibilang kalau yang datang cina cuma 2-3 orang dibanding 30an lainnya yang pribumi.

Saya waktu itu tidak sadar akan tata krama, masuk ke rumah orang nyelonong aja tanpa salam, tanpa apa2, tetapi guru saya bersabar dan mengajari saya dengan mencontohi, begitu pula teman-teman saya yang pribumi ketika masuk mencontohi dengan salaman hangat sengaja saat saya berada di sana. Saya jadi berpikir, "oh begitu ya cara orang pribumi masuk rumah orang," saya pun belajar.

Memang keluarga orang Cina tidak pernah mengajarkan salam, cium tangan orang tua, dan lain sebagainya, itu pula banyak orang Cina yang terlahir manja, apalagi generasi kedua orang kaya biasanya manja mau ini itu, dan pamerin harta kekayaan. Terkadang saya terlintas berpikir, kalau begini perilaku kita orang Cina, tidak salah lagi kalau kita dibenci, dianiaya, karena kita sendiri tidak sadar akan kehidupan.

Belajar soal kehidupan, guru saya mengajarkan kehidupan saya, dari mana asal saya dan kemana saya harus pergi. Saya menyadari itu semua dan sungguh terharu ketika menyaksikan kebenaran, tetapi apa yang bisa saya lakukan kepada keluarga saya?

Keluarga saya kacau, ayah tergila dengan harta, dan suka dengan anaknya yang kaya, saya yang kurang mampu ketika lulus tidak dipandang, tetapi adik saya yang dipuji puji setiap harinya. Adik saya semakin hari semakin benci dengan ibu saya yang kata dia kalau ibu tidak bekerja, malas, dan lain sebagainya. Saya menjadi bingung dengan tolak ukur kehidupan, apakah seorang ibu pantas dibenci sama anak sendiri? Padahal ibu juga cuci baju, ngepel, cuma tidak masak saja dan makan diluar, ibu memang suka keluar bersama teman tetapi rumah tetap selalu dipelihara dalam keadaan baik.

Tetapi adik yang dipengaruhi ayah yang dahulunya ayah malah mengusir ibu dan adik keluar rumah demi ayah dapat selingkuh, tetapi adik sekarang malah membela ayah. Perlahan-lahan saya melihat perilaku adik, makin hari makin jauh dari hati nuraninya. Padahal saat dia susah, ibu merawat dia dan bahkan demi dia mendekati pria lain yang mau membiayakan kehidupan ibu dan adik, tetapi adik tidak sadar malah mengatakan ibu selingkuh dari ayah, padahal ayah sendiri yang mengusir ibu dan adik keluar rumah.

Setelah saya mempelajari kulitnya Islam, saya melihat bahwa kehidupan Islam sungguh amat terpelihara dengan baik, tidak seperti yang kita lihat sekarang, kehidupan dikejar-kejar dan diukur dengan materi, dan kasih sayang sudah tidak menjadi ukuran sebagai seorang manusia lagi, tetapi uang, semua demi uang, dan prestasi kehidupan.

Kalau dibilang korupsi, Indonesia negara yang welas asih, ibarat orang udah korupsi bermiliar-miliar tetap dikasihi lingkungan walau banyak yang incar harta, tetapi masyarakat miskin tetapi menerima nasibnya, apa adanya, istilahnya tidak neko-neko. Orang Indonesia hidupnya damai, toleransi juga tinggi. Orang Cina yang menguasai ekonomi juga orang pribuminya santai saja, korupsi dibawa lari paling masukkan ke DPO, tidak sampai mau membunuh mati, hukuman mati, yang segala amat kejamnya hukuman negara lain.

Ibarat Indonesia kalau mau cari makan pasti ada, mau kaya pasti bisa, cuma masalah mau dan tidak mau saja, tetapi dibalik itu mesti ada sebuah aturan yang harus dipegang, yaitu harus hormat kepada penduduk aslinya, harus berperilaku dapat diterima masyarakat dan harus bersabar menghadapi kritikan orang lain.

to be continued....
0
16.4K
192
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
KASKUS Official
925KThread90.6KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.