(Dunia pendidikan di Kota Bengkulu benar-benar tercoreng oleh ulah oknum guru yang menjual Buku & LKS)




Kurikulum 2013 yang dibidangi oleh orang-orang bergelar Prof. Dr....M.Pd yang keberadaan sehari-hari hanya "duduk dibelakang meja", tanpa mau tahu kondisi lapangan, memang telah menelorkan gagasan yang sangat idealis sekali, seperti terbitnya buku siswa dan buku pegangan guru suatu mapel.

Anehnya gagasan yang sangat cemerlang tersebut, ditingkat implementasinya, pimpinan lembaga pendidikan, hanya memberikan "BUKU SISWA dan BUKU PEGANGAN GURU" tersebut secara MENTAH kepada guru tanpa adanya penjelasan yang berarti dengan kalimat "POKOKNYA GUNAKAN BUKU ITU.....titik, tanpa didukung pula adanya penyediaan SARANA dan PRASARANA yang diperlukan. Alasan klasiknya, tidak ada dana.

Kalau demikian adanya, maka tidak salah kalau ada sekolah yang dengan sengaja menjual LKS kepada siswanya. Kalau kita baca dengan cermat dan seksama, tulisan saya ini tidak bermaksud merendahkan dan menyudutkan guru dan Kepala SD Negeri 85 Kota Bengkulu. saya hanya ingin MENYEMANGATI dan MEMOTIVASI guru-guru di SWASTA yang non kependidikan namun ingin mengabdikan dirinya di dunia pendidikan.

Tidak ada HASIL SURVEI yang saya sampaikan, itu hanya fenomena yang saya peroleh, plus tambahan komentar dan masukan dari salah serorang guru di SDN 85 saat saya konfirmasi hari Kamis tanggal 26 September 2013 di ruang Kepala Sekolah.

Jadi guru atau pendidik berdasarkan undang-undang dan peraturan pemerintah yang betul dan harus kita dukung, mereka mesti menempuh jalur yang sesuai, agar di dalam melaksanakan tugas negara guru tidak melakukan kegiatan bisnis atau jual-beli LKS di dalam lingkungan sekolah.

Bukan besar kecilnya pemasukan yang didapat oleh guru trerhadap penjualan LKS yang menentukan kualitas pendidikan di suatu sekolah, tetapi kemampuan manajerial dari guru dan Kepala sekolah itu sendiri yang mempengaruhi kualitasnya. Biarpun Gaji tinggal pas-pasan tetapi jika mempunyai kemampuan manajerial yang baik, maka guru tersebut akan mempunyai kualitas yang baik. Sebaliknya meskipun Penghasilan yang didapat dari penjualan LKS lumayan tetapi jika kemampuan manajerial sekolah tersebut rendah, maka kualitas pendidikannya bisa dipastikan juga tidak akan baik.

Karena itu, sekolah atau pihak - pihak pengambil kebijakan di sekolah harus mempunyai kemampuan manajerial yang baik. Kemampuan manajerial yang baik sendiri meliputi, Bagaimana me-manage SDMnya, bagaimana me-manage administrasi sekolah, bagaimana me-manage Sistem Informasi di sekolahnya. Yang membahayakan bagi dunia pendidikan adalah mereka para pengambil kebijakan di sekolah tidak mempunyai kemampuan itu semua, sehingga setiap ganti pimpinan akan berganti pula kebijakan-kebijakannya dan akhirnya muncullah istilah like and dislike. Tetapi jika manejerial di sekolah berjalan dengan baik itu semua tidak akan terjadi.

Seorang guru hendaknya tidak boleh melakukan kegiatan seperti jual-beli sehingga membuat orangtua siswa mengeluh dengan adanya siswa harus membeli LKS. Hal itu bukan memperbaiki mutu pendidikan akan tetapi meracuni siswa dengan ilmu yang tidak seberapa jika hanya mengandalkan LKS. Hasil dari KBM dan PBM tidak sesuai dengan apa yang diharapkan yaitu mampu memperbaiki dan meningkatkan MUTU PENDIDIKAN NASIONAL.

Saat saya konfirmasi, Benar adanya bahwa SDN 85 Kota Bengkulu menyelenggarakan penjualan LKS kepada seluruh siswanya. “Saya tidak tahu sama sekali tentang penjualan LKS, saya baru di sekolah ini sebagai Kepala Sekolah, tegas Bapak Drs. G. Sumarno, M.Pd selaku Kepala SDN 85”.

Tapi pernyataan yang lebih meyakinkan, pernyataan salah seorang gurunya bahwa memang benar kami menjual LKS. Tapi itu adanya kerjasama antara penerbit, Dinas Pendidikan Kota dan sekolah (SDN 85) Tukas salah seorang guru sambil bentak - bentak saya saat dikonfirmasi. .

Peningkatan prestasi belajar siswa merupakan harapan dan tujuan proses pembelajaran suatu materi pelajaran.Prestasi siswa dikatakan baik jika proses pembelajaran tersebut berhasil. Berbagai sarana dan prasarana diciptakan dan disediakan agar prestasi belajar memenuhi harapan semua pihak,tetapi kenyataanya menunjukkan prestasi belajar IPA rendah ,belum seperti yang diharapkan.
Bagaimana wewujudkan sistem pendidikan (KBM) di sekolah khususnya dikelas yang baik untuk era saatini. Apakah masih disamakan degan pola pengajaran pada era 10 th atau 50 tahun yang lampau atau berbeda khusunya berkaitan dengan anak didik.
Pendidikan sebagai Pondasi Kemajuan Bangsa. Para pemangku pendidikan pernah menyampaikan, kehadiran peserta didik memiliki tujuan yang sama yaitu untuk belajar. Kemajuan suatu bangsa dapat dijalankan apabila mempunyai nilai tambah dan kultur yang dikembangkan. “Pondasi dasarnya adalah pendidikan yang baik dan berkualitas. tidak banyak negara yang menetapkan anggaran pendidikan secara persentase dalam undang-undang. Disebutkannya, hanya ada lima negara saja. Dia juga mendorong adanya standar dalam penilaian dan mendorong agar anak mau belajar. “Apapun metodenya, ujung-ujungnya adalah bagaimana anak itu belajar, membaca, menulis, dan mengkaji.
Bangsa ini tidak akan cerdas tanpa belajar. Untuk belajar, harus ada sarana pendukung. seperti buku paket/buku ajar, LKS. semuanya itu sudah ditanggung Pemerintah Pusat yang dibebankan dengan dana BOS. Sekarang dana BOS malah sudah dikucurkan hingga ke tingkat SLTA.
Kalau memang seandainya SDN 85 memasang Spanduk yang berbunyi “ Sekolah ini gratis bagi siswa miskin”, maka para orangtua siswa tidak akan ada nada keluhan. Sepengetahuan saya sekolah yang berani memasang spanduk terrsebut adalah sekolah yang berstandar nasional.
Menanggapi adanya penolakan kasar dari salah seorang guru saat saya mau mengambil foto profil Kepala Sekolah, saya sangat kecewa.. Guru tersebut sempat menuturkan kata-kata dengan nada ngotot, seperti tidak layaknya seorang guru “kalian dari pihak media itu tahu apa mengenai sistim pendidikan serta dia mengulangi ucapannya bahwa penjualan LKS sudah mendapat izin dari atasan dalam hal ini Dinas Pendidikan Kota Bengkulu” jadi kami mempunyai hak untuk menjualnya di sekolah. Pemerintah harus ada kebijakan yang dijalankan demi bangsa ini. “Bukan demi perorangan”. Kita terima kasih atas segala macam kritikan, tapi bangsa ini harus belajar meninggalkan sifat serakah.
Kepala Sekolah menanggapi dengan santainya atas pertanyaan terkait adanya penjualan LKS yang membuat para orangtua siswa jadi resah. Dijelaskannya, saya baru di sekolah ini artinya saya bukan mengelak atau menidakkan , kata Bapak Drs. G. Sumarno,M.Pd selaku Kepala SDN 85 Kota Bengkulu.
Kita semua menyadari betapa pentingnya pendidikan untuk perbaikan kualitas hidup manusia. Pendidikan yang kita yakini merupakan pendidikan yang memerdekakan, membudayakan, dan memberdayakan. Kesadaran guru untuk meningkatkan kemampuan sebenarnya sangat tinggi. Namun, seringkali mereka tidak punya kemampuan dan kesempatan untuk menyajikan materi pembelajaran, keterbatasan akses dan ketidamampuan mengembangkan silabus yang dituangkan dalam RPP, tidak mampu merumuskan tujuan pembelajaran dan model pembelajaran dan lain sebagainya. Sehingga ambil gampangnya saja cari penerbit lalu jual LKS. LKS selayaknya disusun oleh guru yang bersangkutan yang disesuaikan deengan Langkah-langkah pembelajaran yang tertuang di dalam RPP. Bukan menggunakan LKS yang disusun oleh pihak penerbit yang sebagian besar isi LKS tersebut tidak ada relevansinya dengan RPP yang disusun oleh guru. Oleh karenanya, terhadap mereka yang ingin berubah, harus diberi ruang untuk meningkatkan kemampuan memenej sebuah pembelajaran dengan melaksanakan MGMP tingkat Sekolah misalnya.

Kompetensi dirinya, dan hal itulah yang semestinya mendapat dukungan semua pihak. Sehingga menjadi guru yang profesional. Bahkan di kurikulum 2013 nanti, guru harus mampu meningkatkan kompetensinya dalam hal model pembelajaran yang tidak membosankan.
Semoga sekolah - sekolah kita tempat membaktikan ilmu tergolong sekolah yang baik sehingga menghasilkan kualitas peserta didik yang baik pula. (Vnz)

source