- Beranda
- The Lounge
7 Dosa Besar Mall
...
TS
Hervy87
7 Dosa Besar Mall
Quote:
Selamat Siang KASKUSER
Quote:
Spoiler for Intro:
SEBELUM MEMBACA HARAP DIRATE DULU
Spoiler for No Repsol:
Quote:
Gak Perlu Basa Basi Lagi
Quote:
Quote:
Wisata kuliner keliling Jakarta? Atau jangan-jangan ke Mall? Wah... kalau memang sering ke Mall, bersamaan dengan dibacanya tulisan ini, mungkin perlu direnungkan lagi perjalanan kita selanjutnya. Semua pasti ada negatif-positifnya, tapi jumlah Mall yang ada di Jabodetabek sudah seharusnya dipikir ulang. Apakah Mall itu solusi kebosanan atau justru keterpaksaan kita karena minim alternatif tempat kumpul dan cuci mata. Perjalanan kita kali ini akan membawa kita ke pelosok Mall-Mall handal di Jakarta. Ekspedisi kali ini menghasilkan sesuatu yang sedikit beda dari tips-tips perjalanan. Kita mau kasih tahu dosa-dosa apa saja dalam diri Mall-mall yang sekarang menjamur itu. Inilah 7 dosa mereka:
Quote:
- Energy wasted / Pemborosan Energi
Quote:Sadar atau tidak, Mall yang sering agan kunjungi itu membutuhkan listrik dan air untuk membuatnya tetap layak dikunjungi. Ayo kita hitung berapa banyak lampu di dalamnya? Berapa banyak alat elektronik yang harus menyala agar kita betah berlama-lama? Taruhan, pasti agan kewalahan menghitungnya. Selain listrik, kamar mandi, tempat cuci tangan, dan acara bersih-bersih membutuhkan air yang tidak sedikit. Sayangnya, air yang mereka gunakan berasal dari tanah di sekitarnya. Ckckckck... Energi yang mereka gunakan juga akan menghasilkan sisa-sisa pembuangan. Tidak hanya limbah kimia, hasil pembuangan para pengunjungnya pasti menghasilkan bergunung-gunung sampah.
2. No Holiday For Employee
Quote:Saat agan mengunjungi suatu gerai, pernahkah agan berpikir berapa lama penjaga tokonya bekerja? Kalau sebuah mall buka dari jam 10 pagi sampai 10 malam saja, mereka sudah bekerja 12 jam. Meskipun ada pembagian jam kerja (shift), mereka tetap saja bekerja pada hari libur bahkan hari besar keagamaan. Kenapa? Karena pemilik mall tahu, hari libur adalah saat jumlah pengunjung memuncak. Meliburkan mereka berarti merugikan perusahaan. Kita dengan asyiknya window shopping di hari libur tetapi mereka terus bekerja. Mall memang menyerap banyak tenaga kerja, tapi bukan berarti mereka tidak butuh rekreasi bukan? kasian banget ya??
3. Thousands of Unknown Yet Stylish Brand
Quote:Zaman Orang tua atau kakak kita SMA dulu merk-merk yang dikenal dan ada di pusat perbelanjaan jumlahnya masih sedikit bahkan cenderung itu-itu saja. Beda dengan keadaan sekarang. Mall dipenuhi oleh merk-merk baru yang kita dengar dari media bahwa merk tersebut terkenal dan cool di daratan eropa sana. Sebut saja merk high-street fashion dengan inisial Z atau Tp. Koleksi yang mereka jual memang sangat masa kini dan stylish. Soal gaya kita jadi tidak ketinggalan dengan anak muda di luar sana. Tapi kita jadi lebih tahu produk dan merk impor daripada produk buatan negeri sendiri. Padahal banyak dari merk luar yang pembuatannya di Indonesia lho...
4. Tempting Sale / Pemberian Diskon
Quote:Yang namanya diskon selalu hadir mengetuk pintu di awal, pertengahan, dan akhir taun. Katanya sih untuk menghabiskan koleksi lama yang belum terjual… Harga dipotong mulai dari 10-70% agar kita antusias menghabiskan stok tersebut. Saat diskon memang saat yang tepat untuk membeli barang tetapi hati-hati, karena diskon tidak selamanya jujur. Sebelum memasang label diskon, pihak penjual biasanya menaikkan harga aslinya terlebih dahulu.
5. Land Decrease / Penurunan Tanah
Quote:Konsep tanah lapang tempat berkumpul warga kota pada zaman dahulu- yang sering disebut Alun-Alun, sudah digantikan oleh Mall (bahkan ada alun-alun dalam Mall!). Kalau pergi ke Alun-alun tidak perlu sepeser uang, tetapi untuk pergi ke mall pasti kita mengeluarkan uang, walaupun hanya untuk parkir kendaraan. Tanah kosong yang bisa digunakan untuk bermain bola atau sekedar berkumpul harus mengalah untuk tempat hiburan yang lebih canggih. Belum lagi soal tanah sebagai daerah resapan air yang semakin hari makin sedikit jumlahnya .
6. Dream Store
Quote:Siapa yang nggak suka window shopping? harus kita akui bahwa kegiatan ini memang memberi kepuasaan tersendiri. Cuci mata lihat baju yang lucu-lucu tapi kok harganya ngalahin uang jajan kita sebulan ya? Begitu bagus model barangnya sehingga kita jatuh cinta pada pandangan pertama, mau tidak mau kita pasti memimpikannya. Ada gap (jarak) antara benda yang sudah kita punya dengan benda yang tidak kita punya. Pulang dari Mall, kita membayangkan benda apa yang harus kita miliki selanjutnya.
7. Small Scale Economy Killer / Mematikan Usaha Kecil
Quote:Kapan terakhir kali kita ke pasar atau pusat perbelanjaan tradisional? Hmmm… mungkin setahun sekali atau sama sekali tidak pernah. Kehadiran Mall yang lebih nyaman, bersih dan keren membuat kita lupa bahwa di pasar (selain pasar senen) menyimpan banyak harta karun. Seperti pusat perbelanjaan Blok M atau Melawai yang terbakar dan digantikan oleh pusat perbelanjaan modern. Usaha kecil tentu tidak bisa bersaing dengan gerai-gerai di Mall yang terlihat lebih bergengsi.
Spoiler for JANGAN DIBUKA:
Quote:
BUDAYAKAN KOMENG SETELAH MEMBACA
Quote:
TS sangat mengharapkan dan gak ngarepin
[URL="Sumber"]http://www.deconsumption.org/2009/01/7-deadly-mall-sins.html[/URL]
[URL="Sumber Gambar"]https://www.google.com/[/URL]
Quote:
makasih cendol ama abu gosoknya..
Quote:
Quote:
Original Posted By StafAyam►ane jarang sih gan ke mall buat belanja mungkin faktor ane cowo kali yah
ane biasanya gak kegoda sama yg namanya sell/diskon...soalnya kata tmn ane sell/diskon itu sebenernya sebelum ada diskon harga barang sudah naik bisa sampai 50-100% ,lalu mall mendiskon barang cma 50-70% saja
contoh:
Baju merek A : Harga Normal Rp 10.000 (bulan januari)
Lalu karna ada lebaran (acara agama lainnya) mall mulai menaikat harga 4-10 bulan sebelm hari H (acara agama) sedikit demi sedikit
Baju merk A : RP 11.900 (Bulan Februari)
Baju merk A : RP 12.900 (Bulan Maret)
Baju merk A : RP 13.900 (bulan April)
Skip Skip Skip Kita ambil yg 10 bulan
Baju merk A : RP 19.900 / digenapkan (20.000) (Bulan oktober)
lalu lebaran misalnya oktober pertengahan..yaudah pasti diskon udh ada dri seminggu sblm lebaran (7 Oktober) biasanya kan diskon mentok di 70%an, yaudah deh tinggal agan/sis itung aja
20.000 / 70% = hasilnya agan itung sendri
taro pejwan dong om TS,sumber dri tmn ane yg kerja di R (inisial)
ane biasanya gak kegoda sama yg namanya sell/diskon...soalnya kata tmn ane sell/diskon itu sebenernya sebelum ada diskon harga barang sudah naik bisa sampai 50-100% ,lalu mall mendiskon barang cma 50-70% saja
contoh:
Baju merek A : Harga Normal Rp 10.000 (bulan januari)
Lalu karna ada lebaran (acara agama lainnya) mall mulai menaikat harga 4-10 bulan sebelm hari H (acara agama) sedikit demi sedikit
Baju merk A : RP 11.900 (Bulan Februari)
Baju merk A : RP 12.900 (Bulan Maret)
Baju merk A : RP 13.900 (bulan April)
Skip Skip Skip Kita ambil yg 10 bulan
Baju merk A : RP 19.900 / digenapkan (20.000) (Bulan oktober)
lalu lebaran misalnya oktober pertengahan..yaudah pasti diskon udh ada dri seminggu sblm lebaran (7 Oktober) biasanya kan diskon mentok di 70%an, yaudah deh tinggal agan/sis itung aja
20.000 / 70% = hasilnya agan itung sendri
taro pejwan dong om TS,sumber dri tmn ane yg kerja di R (inisial)
Quote:
Quote:
Original Posted By sobru01►dosa besar yg ke-8:
naro mushollah di basement,, ruangannya sempit,, sumpek dan panas!
jahat banget :
naro mushollah di basement,, ruangannya sempit,, sumpek dan panas!
jahat banget :
setuju banget ama agan ini..
Diubah oleh Hervy87 03-09-2013 01:33
0
10.3K
Kutip
114
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
922.6KThread•81.8KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru