Dan ini dia persipan tim ERSION PENS untuk mewakili Indonesia dalam Abu Robocon 2013


China & Vietnam Saingan Terberat

Menjelang kontes tersebut, tim robot PENS tampak santai. Mereka cenderung sibuk menyelesaikan berkas-berkas kuliah mereka. "Semua persiapan teknis robot sudah selesai sebelum dikirim ke Vietnam sebulan lalu," ujar M. Romadhony selaku salah satu tim mekanis.

Namun, santai mereka bukan berarti nol. Selama ini, mereka terus memantau perkembangan lawan. Menurut mereka, lawan terberat adalah berasal dari Negara China dan Vietnam.

"China dan Vietnam berhasil mencapai Green Planet dengan waktu 26 detik dalam pertandingan terakhirnya," ujar M. Romadhony selaku salah satu tim mekanis.

Vietnam akan mengirimkan 2 buat robot tahun ini. Namun, China dikabarkan tidak akan mengirimkan wakilnya dalam ajang bergengsi ini.

TV China, salah satu sponsorship komersil China menyatakan bahwa mereka tidak mendapatkan keuntungan apapun dengan mengirimkan robot China ke kontes Abu Robocon 2013.

Hal ini terkesan janggal, mengingat China sudah 5 kali berturut-turut menjadi Grand Prix dalam kontes Abu Robocon sebelumnya. Pihak PENS belum mengetahui pasti mengenai kepastian keterlibatan China dalam peserta kompetisi ini. Namun yang pasti tim robot PENS telah menyiapkan sejumlah amunisi.

Teknologi Parabolic Jadi Andalan

Dengan rule yang sama, perhelatan Abu Robocon 2013 menuntut performa robot agar lebih baik dari sebelumnya. Jika pada final KRI lalu, ERSION berhasil dengan teknologi duplikasi Negara lain, tapi tidak dengan Abu Robocon kali ini.

Ya, mereka telah menemukan teknologi baru yang dinamai Teknologi Parabolic. Mereka yakin teknologi temuan mereka ini mampu mengantarkan ERSION menuju kemenangan. Teknologi Parabolic ini merupakan teknologi terbaru yang mereka buat khusus untuk meluncurkan Bud ke Moon.

Mengapa Parabolic? Karena teknologi ini membuat obyek yang diluncurkan dapat melintas di udara dan membentuk lintasan parabola. Mereka menyisipkan teknik khusus untuk mengeluarkan tekanan dari sudut tertentu agar Bud mampu melesat cepat dan presisi.

Tidak hanya mengandalkan teknologi tersebut, mereka juga sudah mengupgrade kecepatan robot. "Kita juga mengupgrade kecepatan semua robot baik manual maupun otomatis, untuk waktu total bisa sampai 29 detik, tapi yang pasti lebih cepat," papar Doni, sapaan M. Romadhoni.


Driver Mulai Kehilangan Feel

Satu bulan tak latihan memegang robotnya, Irfan sang Driver robot manual mengaku mulai kehilangan feel. Padahal, kecepatan interkoneksi dari robot otomatis dan manual juga dipengaruhi oleh factor driver. Ini merupakan ancaman kedua bagi tim. Untuknya, Irfan harus membangun chemistry, dengan Rio sang driver robot otomatis.

Saat robot manual meletakkan 3 balok terakhir, perlu aksi cepat dari driver robot manual untuk dengan sigap menyantap balok tersebut untuk di drop ke North Zone. "Transisi dari robot manual menuju otomatis ini membutuhkan feel antar kedua driver, kalau tidak ada chemistry, salah satu robot pasti egois dan hasilnya berantakan," papar Doni.

Hal yang sama juga dikemukakan driver robot otomatis, Rio Wahyu Prasojo. "Ini bisa mati gaya kalau nggak latihan, karena menyangkut kecepatan robot juga, perlu latihan dan fokus lagi," ulasnya.

Untuk menanggulanginya, tim akan berlatih keras saat running test yang akan diadakan sehari sebelum Contest Day, yakni pada Sabtu, 17 Agustus 2013.

Ingin Ulangi Kesuksesan PENS 6 Tahun Silam

Enam tahun silam, tepatnya pada tahun 2007, PENS sukses meraih gelar juara dunia dalam kontes robot Abu Robocon. Saat itu, pertandingan juga dihelat di Negara Vietnam, namun di kota yang berbeda, yakni Hanoi. Selepas 2007 pula, PENS belum pernah meraih juara dunia kembali.

Harapan besar untuk merebut juara dunia itu pun diutarakan oleh Direktur PENS, Dr. Zainal Arief ST, MT. "Keinginan pasti ada ya untuk meraih lagi jawara internasional itu, melihat persiapan dan perjuangan tim, saya sangat optimis tahun ini piala itu mampu menjadi milik kita kembali, semoga saja," ujar Beliau saat kesempatan wawancara oleh tim ENT.

Jika harapan besar ini terwujud, hal ini akan membuktikan konsistensi prestasi PENS dalam dunia robotika. Selain itu, eglibilitas dan juga akreditasi juga sudah pasti didapat.

Zainal, ditemani dengan tim Kemahasiswaan, Dr. Indra Adji Sulistijono, ST, M.Eng dan Dwi Kurnia Basuki, S.Si, M.Kom. akan mengawal tim robot PENS selama berada di Vietnam. Tak lupa, pembina tim Robot PENS, Ir. Gigih Prabowo, MT. Fernando Ardila, S.ST, MT, Bayu Sandi Marta, S.ST, Rahardhita Widyatra Sudibyo, S.ST. juga akan menemani selama pertandingan berlangsung.

Segenap tim robot PENS juga memohon do'a dan dukungan dari seluruh mahasiswa PENS agar mampu membawa kemenangan pulang ke Indonesia.

Akankah PENS mampu meraih kemenangan Internasional pada tahun ini? Akankah Negara Vietnam kembali memberi PENS piala kemenangan tersebut kembali tahun ini? (sat/ryo)