Bahan Bakar Minyak baru saja dinaikan oleh pemerintah. Argumen pemerintahan SBY adalah subsidi yang tidak tepat sasaran. Tapi, sekarang pemerintah malah mencetuskan program 0% pajak bagi mobil hemat energi.

Nah, kebijakan pemerintah ini jelas tidak sejalan dengan apa yang selalu diumbar pemerintah terkait kenaikan harga BBM. Kenapa?, karena jelas akan menambah populasi mobil di jalanan, kemudian semakin memacetkan jalanan. Akhirnya adalah pemborosan energi.

Pemerintah pusat seharusnya berkaca pada program Jokowi-Ahok di Jakarta yang memprioritaskan program angkutan umum untuk mengurai kemacetan, sekaligus mengurangi populasi kendaraan pribadi di Jakarta.

Bila program pemerintah pusat ini tetap dijalankan, maka akan berlawanan dengan program Jokowi-Ahok.

Nah, sekarang siapa yang diuntungkan dengan program mobil murah hemat energi ini. Yang jelas-jelas diuntungkan adalah industri mobil sebagai pemasok mobil-mobil murah.

Karena bisa dijamanin pemilik mobil dengan cc besar tidak akan beralih ke mobil murah. Yang ada adalah mereka membeli mobil murah sebagai tambahan koleksi mobil untuk anak dan istri nya.

Pengendara motor pun pasti berpikir untuk “naik kelas”, karena dengan naik mobil pasti lebih nyaman dari motor. Akhirnya semua kan tumapah ke jalanan yang semakin memacetkan jalanan.

sumber