13 Pesepakbola yang Sempat Diramalkan Bakal Jadi Bintang Besar, Namun Gagal...
TS
Paprus
13 Pesepakbola yang Sempat Diramalkan Bakal Jadi Bintang Besar, Namun Gagal...
Berikut adalah list mengenai beberapa pesepakbola yang sempat diramalkan bakal menjadi bintang besar. Beberapa dari mereka memang sempat mencuri perhatian publik. Namun masa jayanya cenderung sebentar, sehingga dengan cepat mereka dilupakan juga. Yang masuk di list ini adalah mereka yang hanya dikenal kurang lebih selama 2-3 tahun aja. Jadi pesepakbola sepeti Michael Owen atau Rivaldo bukan termasuk kategori ini karena mereka pernah tenar lama sebelum akhirnya tenggelam. Berikut neh yang saia rangkum. Kalo ada yg merasa kenapa pemain dari tim kesayangannya nongol berkali-kali harap dimaklumi bahwa TS ngebuat neh list se fair mungkin. Enjoy!
Spoiler for 1. Andy van der Meyde (Inter Milan 2003 - 2005):
van der Meyde pernah bermain bersama pemain-pemain tenar seperti Ahmed Mido, Zlatan Ibrahimovic, Rafael van der Vaart, Wesley Sneijder, Steven Pienaar dan Cristian Chivu selama petualangannya di klub pertamanya, Ajax Amsterdam. Ia adalah salah satu pemain yang digadang-gadang akan menjadi seorang pemain besar saat bergabung dengan Inter Milan arahan Hector Cuper ditahun 2003 yang membelinya dengan harga £4 juta. Namun apa daya, ternyata ia tidak mampu memenuhi ekspetasi Inter dan hanya mampu tampil sebanyak 32 kali dengan koleksi 2 gol selama karirnya di Inter. Setelah itu, ia pindah ke klub papan tengah BPL, Everton dan semenjak itu, namanya jarang menghiasi berita sepak bola. Sepak terjangnya bersama timnas sendiri tidak bisa dibilang mengesankan. Ia hanya tampil sebanyak 17 kali dan mempersembahkan 1 gol bagi tim oranje. Pemain yang berposisi sebagai winger dan identik dengan gaya sniper setelah mencetak gol ini mengakhiri karirnya di klub kecil Belanda, Woonwagenkamp Emmen pada tahun 2012.
Spoiler for 2. Mateja Kezman (Chelsea 2004-2005):
Pesepakbola asal Yugoslavia ini mencuri perhatian dunia pada saat ia bermain bersama PSV Eindhoven. Salah satu musim terbaiknya bersama PSV adalah musim 2002-2003, di mana ia mencetak 35 gol dari 33 penampilan dan sekaligus mengantar timnya menjadi juara Eredivisie. Total penampilannya di PSV selama 4 tahun adalah 122 penampilan dengan 105 gol, sebuah pencapaian yang luar biasa bagi seorang striker. Namun segalanya segera berubah semenjak ia pindah ke klub kaya EPL, Chelsea arahan Jose Mourinho pada tahun 2004. Chelsea yang pada saat itu adalah klub ambisius yang baru dibeli oleh miliarder Roman Abramovich pada tahun 2003, meminang Kezman dari PSV dengan harga £5,3. Sayang, Kezman gagal memenuhi ekspetasi pihak klub. Ia hanya bertahan di Chelsea selama 1 musim dengan catatan 4 gol dari 25 penampilan, sebuah catatan yang sangat berbanding terbalik dengan prestasinya di PSV. Di musim berikutnya, ia pindah ke salah satu klub La Liga, Atletico Madrid, namun prestasinya pun tidak jauh berbeda dengan apa yang ia raih di Chelsea. Alhasil sejak itu nama Mateja Kezman pun jarang kita dengar. Satu hal yang cukup mengherankan dari pemain yang sempat malang melintang ke liga China ini adalah ia pernah berkata bahwa karir terbaiknya sebagai pesepakbola ia dapat saat ia berseragam Chelsea, bukan PSV.
Spoiler for 3. Diego Ribas (Juventus 2009-2010):
Diego Ribas da Cunha adalah harapan Juventus asuhan Claudio Ranieri untuk kembali menjadi penguasa Serie A yang membelinya seharga £24,5 juta dari Werder Bremen pada musim 2009 untuk jangka waktu kontrak selama 5 tahun. Namun pada akhirnya, pemain asal Brazil yang merupakan pemain andalan saat berkostum Werder Bremen ini hanya bertahan di Juventus selama 1 musim. Diego, yang berperan sebagai attacking midfielder ini sebenarnya tidak bisa dibilang gagal-gagal amat di Juventus. Ia hanya mencetak 5 gol dari 33 penampilan, namun mencetak gol bukanlah tugas utamanya. Cukup banyak peran penting yang ia lakukan untuk timnya dan ia bisa bekerja sama dengan baik bersama Mauro Camoranesi di lini tengah Juventus. Nasib memaksanya untuk pergi dari klub peraih scudetto terbanyak itu ketika Ranieri dipecat dan digantikan oleh legenda Juventus, Ciro Ferrara yang dengan terus terang berkata bahwa Diego bukanlah pemain yang cocok untuk formasinya. Pihak klub lalu mengumumkan bahwa Diego akan meninggalkan Turin diakhir musim meskipun sang pemain masih menunjukkan hasrat untuk berkostum hitam putih. Pada akhirnya Diego kembali ke Bundesliga untuk memperkuat Wolfsburg yang sempat meminjamkannya ke klub La Liga, Atletico Madrid. Dan semenjak itu namanya pun jarang menghiasi berita utama sepakbola.
Spoiler for 4. Obafemi Martins (Inter Milan 2001-2006):
Pemain asal Nigeria ini terkenal akan kecepatan larinya. Inter membelinya dari Regianna pada tahun 2001 seharga € 750,000 untuk ditempatkan di tim junior Inter. Hasilnya, ia mencetak 23 gol di musim pertamanya dan berhasil memenangkan gelar kompetisi liga Italia usia dibawah 18 tahun bersama tim junior Inter. Masa depannya diramalkan akan cerah dan pada musim berikutnya Inter memutuskan untuk mempromosikannya ke tim utama Inter yang bertanding di Serie-A. Di masa jayanya bersama Inter ia kerap kali menjadi buah bibir di berita sepak bola. Bekerjasama dengan striker legendaris Italia Cristian Vieri, Inter memiliki lini depan yang cukup menakutkan. Selain terkenal akan kecepatan larinya sehingga game PES (WE pada saat itu) memberinya stat point sebanyak 99 untuk speed dan acceleration-nya, Martins juga terkenal karena selebrasi khasnya setelah mencetak gol yang biasa ia lakukan dengan cara salto sebanyak beberapa kali. Karir Martins di Inter berakhir setelah Inter membeli Zlatan Ibrahimovic dari Juventus dan meminjam Hernan Crespo dari Chelsea pada tahun 2006, dua pesepakbola yang sebenarnya memiliki usia lebih tua dari Martins. Namun tetap saja status Martins tidak lagi sebagai striker utama Inter dan ia pun dijual ke klub EPL, Newcastle United. Di klub barunya tersebut Martins mulai dijauhi media sehingga namanya jarang kita dengar lagi. Sekarang Martins bermain untuk klub MLS, Seattle Sounders.
Spoiler for 5. Nuri Sahin (Real Madrid 2011-…):
Pemain kelahiran Jerman yang berpaspor Turki ini sebenarnya masih memiliki masa depan yang panjang mengingat usianya yang masih 24 tahun. Pencapaiannya bersama salah satu finalis UCL tahun ini, Borussia Dortmund sangatlah menawan. Dengan umur belum genap 17 tahun, ia pernah memecahkan rekor sebagai pesepakbola termuda yang bermain di Bundesliga dan pencetak gol termuda di Bundesliga pada tahun 2005. Namun bukan itu saja prestasinya bersama Dortmund. Sebagai seorang midfielder, Sahin memegang peranan penting di lini tengah Dortmund. Hasilnya ia membawa Dortmund menjadi juara Bundesliga di musim 2010-2011 dengan torehan 7 gol dan delapan assist sekaligus menyabet gelar pribadi pemain terbaik Bundesliga di musim tersebut. Atas prestasinya itu, klub bertabur bintang La Liga, Real Madrid menyatakan tertarik akan dirinya. Sahin pun menandatangani kontrak selama 6 tahun. Sahin mengatakan bahwa faktor Jose Mourinho dan kesempatan untuk bergabung dengan klub bergengsi seperti Real Madrid adalah alasan utamanya untuk hijrah ke Spanyol. Media pun kerap kali membuat berita mengenai Sahin secara gembar-gembor. Namun sayang, lini tengah Real Madrid yang dihuni oleh pemain-pemain hebat selain dirinya memaksanya untuk lebih sering menjadi pemain pengganti ditambah lagi masalah cedera yang kerap menghantuinya. Namun Jose Mourinho masih berharap banyak pada Sahin. Ia tidak menjual Sahin dan berkata bahwa Sahin merupakan bagian dari rencana jangka panjang Real Madrid. Sahin pun dipinjamkan (bukan dijual) ke klub EPL, Liverpool untuk menjaga kondisinya dan memberinya jam terbang lebih banyak. Namun tetap saja di Liverpool pun sulit bagi Sahin untuk menembus tim utama. Di pertengahan musim 2012-2013, Sahin pun memutuskan untuk kembali ke Dortmund dengan status pinjaman. Tak lama stelah kembali ke Dotrmund, ia sempat mengatakan suatu hal yang mungkin bisa membuat panas telingan Jose Mourinho dan petinggi Real Madrid dengan berkata bahwa hanya di Dortmund lah ia bisa mengerahkan 100% kemampuannya. Mungkin ia lupa bahwa statusnya sekarang masih pemain Real Madrid.
Spoiler for 6. Luke Chadwick (Manchester United 1999-2004):
Pemain yang berposisi sebagai midfielder ini sekarang bermain untuk klub tidak terkenal, Milton Keynes Dons asal Inggris. Namun, siapa sangka bahwa ia adalah lulusan akademi Manchester United dan sempat menjadi pemain yang diplot bakal menggantikan peran David Beckham suatu saat nanti. Memang, ia sempat memegang peranan penting di lini tengah United dan membantu timnya meraih gelar EPL ke-14. Namun di musim berikutnya penampilan Chadwick terbatas dan kesulitan untuk mendapatkan statusnya sebagai pemain utama United lagi. Ia pun sempat malang melintang dipinjamkan ke berbagai klub sebelum akhirnya dijual ke West Ham United di musim. Sejak meninggalkan United, nama Chadwick semakin jarang terdengar di media. Jika ada yang masih diingat tentang Chadwick hari ini, mungkin itu adalah, maaf, wajahnya.
0
47.9K
Kutip
278
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!