Beberapa minggu terakhir pemerintah memberikan signal untuk menaikkan harga BBM. Komponen yang BBM yang dinaikkan ada dua. Yaitu SOLAR dan PREMIUM (BENSIN). Harga solar yang semula Rp 4.500 akan menjadi Rp 5.500, dan Premium yang semula Rp 4.500 akan menjadi Rp 6.500,-.

Merujuk dari hal di atas apakah pemerintah menikkan harga BBM atau Mengurangi subsidinya? Menurut agan? Jika menyebut kenaikan harga BBM saya rasa itu kurang tepat, karena jika pemerintah menaikkan harga dari BBM seolah-olah pemerintah seperti makelar/pedagang BBM yang bisa dengan mudah menaikkan atau menurunkan harga komoditi yang dijual oleh mereka (pemerintah). Oleh sebab itu bahasa yang mungkin lebih pas adalah mengurangi subsidi dari BBM itu sendiri.

Namun jika menyebut itu mengurangi subsidi apakah langkah tersebut sudah tepat?
Beberapa analis dari ahli ekonomi sampai dengan para politikus senayan memyambut hal tersebut dengan PRO dan KONTRA. Mereka punya hitungan sendiri akan dampak dari kenaikan BBM ini. Dan banyak pula yang menawarkan alternatif yang sangat mungkin bisa di ambil.

PRO Kenaikan BBM
Kalangan yang PRO terhadap kenaikan BBM terutama dari kalangan Pemerintah dan dari para ekonom yang menganggap subsidi BBM sudah semestinya dinaikkan. Alasannya pun beragam, pemerintah mengklaim jika subsidi BBM tidak di kurangi maka APBN tahun fiskal 2013 akan jebol karena harga minyak dunia yang naik. Sementara dari para ekonom juga menganggap hal minyak juga harus di naikkan untuk meningkatkan inovasi dalam bidang energi, transportasi dan lain-lain. Intinya, dengan “mempermahal” harga BBM akan membuat bangsa Indonesia lebih maju karena akan berpikir keras dalam mencari dan menemukan sumber energi alternatif yang ternyata sangat berlimpah di negara kita ini.

Salah satu contoh dari sumber energi alternatif tersebut adalah bio Gas, bio Diesel dan lain-lain. Jika harga BBM masih murah, para inovator di bidang ini pun akan tidak akan bersemagat karena produk mereka tidak akan laku. Masyarakat akan lebih memilih BENSIN atau SOLAR yang sangat murah di pasaran.

KONTRA Kenaikan BBM
Sementara itu di sisi lain. Banyak juga dari politikus dan pengusaha yang menolak kenaikan harga ini, alasannya kenaikan BBM akan membuat RAKYAT semakin bertambah susah. Ya memang jika BBM di naikkan harga dari kebutuhan pokok maupun tambahan akan mengalami kenaikan tentu saja rakyat akan semakin menjerit dengan hal ini.

Alternatif
Pemerintah sendiri memberikan alternatif dari pengurangan subsidi BBM ini. Pemerintah akan memberikan kompensasi langsung terhadap rakyat miskin di seluruh Indonesia secara tunai. Kompensasi itu akan didapatkan masyarakat selama 5 bulan. Hal tersebut merupakan untuk mengurangi dampak jangka pendek. Jangka panjangnya sendiri, pemerintah menjanjikan untuk meningkatkan infrastruktur dan jaminan-jaminan yang akan berdampak kepada masyarakat, seperti kesehatan dan pendidikan.

Alternatif juga dilontarkan oleh Potlitis Partai PDI Perjuangan Daniel Lumban “Pemerintah bisa saja melakukan penghematan anggaran yang dapat mencapai Rp 30Triliun setiap tahun.” Sehingga sisa anggaran tersebut dapat menutup biaya subsidi.”

Namun hal tersebut terlalu beresiko, mengingat pemerintah tidak akan bisa memastikan penggunaan anggaran yang di hemat tersebut dapat dicapai atau tidak untuk tahun fiskal 2013 (Manajemen Penganggaran yang tidak baik). Jadilah dilema pemerintah semakin besar, melindungi Angaran VS Mensejahterakan Rakyat (hanya dari BBM).

Dasar Hukum
Keputusan pemerintah ini juga tentu memiliki dasar hukum yang kuat dengan Pasal 7 ayat (6) huruf a, UU No. 4 Tahun 2012. Undang-undang tersebut memberikan kewenangan pemerintah untuk mengurangi subsidi BBM tanpa meminta persetujuan dari DPR.

Banyak yang menyebut hal ini adalah pencitraan untuk mendapat simpati masyarakat dengan bantuan langsung tunai atau rencana bunuh diri pemilu 2014 mendatang untuk partai Demokrat sebagai partai penguasa.