phlaAvatar border
TS
phla
JASA SITI FADILAH SUPARI DALAM KONSPIRASI VIRUS FLU BURUNG
Berikut ini adalah segelintir kisah dari Ibu Siti Fadilah Supari, sosok Kartini masa kini yang jasanya tidak banyak diketahui masyarakat.

Jasa Mantan Menteri Kesehatan

Sebuah buku muncul dengan sangat berani. Judulnya, "Saatnya Dunia Berubah, Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung". Buku itu ditulis dengan sangat gamblang oleh mantan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Siti Fadilah Supari.

Spoiler for Siti Fadilah Supari:


Banyak orang menduga bahwa karena keberaniannya ini, turun titah rahasia dari Amerika agar Supari dijauhkan dari jabatan Menteri Kesehatan pada periode selanjutnya. Bagaimana tidak?? Supari dengan geram mengecam tindakan Amerika dan kapitalisnya yang memanipulasi virus flu burung dari negara-negara miskin. Kemudian mereka membuat vaksin dari kiriman virus-virus itu dan menjualnya dengan harga mahal.

Tamiflu, satu-satunya obat yang dipercaya dapat mengatasi flu burung, diborong oleh negara-negara kaya yang justru tidak terkena wabah. Jika saja India, Thailand dan Australia tidak membantu wabah flu burung di Indonesia akan menjadi lebih parah karena ketidaktersediaan Tamiflu. Kasus ini pernah terjadi pada virus cacar, dimana Indonesia harus membayar ratusan miliar untuk mendapatkan vaksinnya. Padahal, sampel virus-virus itu "dipaksa" untuk dikirimkan kepada para kapitalis.

Sebagai dokter yang akrab dengan penelitian, Supari tahu betul bahwa virus bisa dilemahkan untuk dijadikan vaksin antivirus atau dikuatkan untuk menjadi senjata biologis. Dugaan ini menguat saat situs Los Alamos mengklaim bahwa kiriman sampel virus dari Indonesia berada di Los Alamos National Laboratory AS, tempat meracik bom Hiroshima dan virus Anthrax.


Perjuangan Tak Kenal Lelah Membubarkan GISN

GISN (Global Influenza Surveilance Network) adalah sebuah laboratorium eksklusif yang berisi segelintir ilmuwan yang justru tidak tergabung secara resmi di WHO. Namun, kekuasaannya begitu hebat.

Spoiler for GISN:


Spoiler for World Health Organization:


Mereka mampu memaksa negara-negara berkembang untuk mengirimkan sampel-sampel virus ke sana. Inilah yang digugat dengan berani oleh Supari. Selama 50 tahun, GISN memonopoli sampel virus dan WHO tidak berani bertindak. Supari murka dengan ketidaktransparan WHO yang mengabaikan kebutuhan vaksin-vaksin di negara miskin. Padahal sampel-sampel virus tersebut adalah sumbangan gratis dari negara-negara miskin.

Tak hilang akal, Supari yang terpaksa mengirim sampel virus ke GISN juga mengirimkan sampel yang sama ke Gene Bank. Akibatnya, seluruh ilmuwan dunia bisa mengakses virus tersebut. Langkahnya ini diacungi jempol oleh ilmuwan dunia dan dianggap sebagai revolusi bidang kesehatan.

Perjuangan Supari akhirnya terbayar melalui Kongres Kesehatan Sedunia di Jenewa pada 20 September 2007. GISN akhirnya dibubarkan dan WHO pun menyetujui mekanisme virus sharing kepada negara-negara yang memberikan sampel virus. Tidak hanya itu, Indonesia juga diberi kepercayaan untuk menyusun konsep virus sharing. Kita juga berwenang melakukan negosiasi dengan industri farmasi besar seperti Baxter Inc. dan melibatkan farmasi lokal seperti PT. Biofarma Tbk dalam menyediakan vaksin murah. Namun, kapitalis asing tetap berusaha menyingkirkan Supari dari Kementerian dan membredel bukunya. Meskipun banyak yang mendukung, bagaimanapun kekuatan utama negeri ini masih sangat rentan dengan kendali asing. Alhasil, sang pahlawan kesehatan harus "disingkirkan" dari kesempatan berkontribusi lebih banyak lagi bagi negaranya.


SELAMAT HARI KARTINI, WANITA INDONESIA
0
12.5K
99
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.