Kelompok HAM meluncurkan kampanye larangan 'robot pembunuh'

Sebuah kelompok hak asasi manusia global pada hari Selasa kemarin meluncurkan kampanye untuk melarang Terminator si "robot pembunuh" di tengah kekhawatiran munculnya mesin perang drone yang dapat menyebabkan mesin tersebut dapat membuat keputusan sendiri untuk membunuh manusia.
Human Rights Watch mengatakan hal itu untuk menciptakan sebuah koalisi internasional untuk menyerukan perjanjian global yang akan memberlakukan "pre-emptive dan komprehensif larangan" pada senjata artifisial cerdas sebelum mereka dikembangkan.
Anggota kelompok tersebut di New York juga memperingatkan kemungkinan "perlombaan senjata robot" jika suatu negara mengambil langkah untuk memungkinkan mesin tersebut untuk beroperasi .
"Robot bersenjata mematikan yang dapat menargetkan dan membunuh tanpa campur tangan manusia tidak boleh dibangun," kata Steve Goose, direktur divisi senjata Human Rights Watch, mengatakan di London dengan "Kampanye Untuk Menghentikan Mesin Robot Pembunuh".
"Seorang manusia harus selalu ada ketika suatu keputusan dibuat di medan perang.
"Robot pembunuh akan menyeberangi batas-batas moral dan hukum, dan harus ditolak karena bertentangan dengan hati nurani publik."
Kampanye ini mencakup beberapa organisasi non-pemerintah yang terlibat dalam upaya sukses sebelumnya untuk melarang ranjau darat anti-personil, bom curah, dan laser yang menyilaukan.
Aktivis mendorong sebuah robot buatan luar Gedung Parlemen di London dalam demonstrasinya.
Amerika Serikat telah memimpin jalan bagi penciptaan robot militer, seperti pesawat mata-mata tanpa awak dan pesawat bersenjata tanpa awak yang melakukan serangan dan pengawasan di negara-negara termasuk Pakistan, Afghanistan dan Yaman.
Menurut Biro Jurnalisme Investigatif Inggris, dalam operasi CIA di Pakistan telah menewaskan 3.587 orang sejak tahun 2004, 884 dari mereka warga sipil.
Drone yang dipakai sementara ini dikendalikan oleh operator manusia di pusat kendali di darat dan tidak mampu membunuh tanpa otorisasi atau perintah manusia.
Kemajuan teknis terbaru akan segera memungkinkan tidak hanya Amerika Serikat tetapi juga negara-negara termasuk China, Israel, Rusia, dan Inggris untuk bergerak ke arah senjata sepenuhnya mandiri, untuk inilah Human Rights Watch memperingatkan.
"Jika satu atau lebih negara memilih untuk menyebarkan senjata yang sepenuhnya mandiri, orang lain mungkin merasa terdorong untuk meninggalkan kebijakan menahan diri, yang mengarah ke perlombaan senjata robot," katanya.
Robot yang sepenuhnya mandiri dan bekerja secara otomatis akan dapat dikembangkan dalam waktu 20 sampai 30 tahun, atau "bahkan lebih cepat," kata Human Rights Watch dan Harvard Law School dalam sebuah laporan pada bulan November pada subjek yang sama.
Sistem gun Phalanx Raytheon, digunakan pada kapal Angkatan Laut AS, dapat mencari tembakan musuh dan menghancurkan proyektil yang masuk dengan sendirinya. X47B adalah pesawat tak berawak berukuran pesawat dapat lepas landas dan mendarat di kapal induk tanpa pilot dan bahkan mengisi bahan bakar di udara.
Mungkin paling dekat dengan mesin pembunuh jenis Terminator yang telah digambarkan dalam film-film aksi Arnold Schwarzenegger adalah robot penjaga Samsung yang sudah digunakan di Korea Selatan, dengan kemampuannya untuk melihat aktivitas yang tidak biasa, memperingatkan penyusup dan, dengan kendali operator dapat menembak mereka.
"Banyak keinginan yang semakin besar dari militer2 besar di dunia untuk menciptakan sistem senjata yang sepenuhnya mandiri, dan untuk itu harus segera diatasi." kata Goose.
"Senjata-senjata ini akan mengambil teknologi dengan langkah yang terlalu jauh, dan larangan sangat dibutuhkan saat ini sebelum investasi, momentum teknologi, dan doktrin militer baru dijalankan."




Pencegahan sebelum Skynet menguasai dunia dan menghancurkan peradaban manusia....

ground robot


reaper


predator with hellfire


Aeryon


and ...



the last hope