JAKARTA – Pengamat Kepolisian, Bambang Widodo Umar, mengatakan, kekayaan fantastis tersangka pengadaan Simulator SIM, sekaligus mantan Kepala Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri, Irjen Pol Djoko Susilo (DS), karena lama menjabat pada posisi yang “basah”.

"Di Kepolisian itu ada jabatan basah dan kering. Yang basah terutama di lalu lintas, reserse, logistik dan keuangan," ungkap Bambang, saat berbincang dengan Okezone, Sabtu 16 Maret malam.

Menurut Bambang, jabatan basah dalam istilah dunia kriminologi disebut kejahatan dalam jabatan.

"Di lingkungan Kepolisian ada jabatan struktutral tertentu yang berpeluang menimbulkan kejahatan," tegasnya.

Dosen kriminolog Universitas Indonesia (UI) itu menjelaskan, kejahatan dalam jabatan terjadi karena ada pertukaran kekuasaan dari jabatan yang dimiliki dengan jasa tertentu.

"Penghasilan lebih bisa didapatkan, karena pekerjaannya berhubungan dengan masyarakat, relasi, pengusaha dan kelompok tertentu. Sedangkan, kekuasaan bisa menekan dengan pertukaran jasa. Polisi dianggap menolong sehingga yang ditolong akan memberikan imbalan," paparnya.

Dalam pertukaran jasa itulah, lanjut Bambang, jabatan tertentu bisa mendulang materi berlimpah.

Bambang menambahkan, karir DS di Kepolisian terbilang cemerlang. Pasalnya DS pernah menjabat Kapolsek Wonoreja, Polres Cilacap, Kasat Lantas Polres Banyumas, dan Kasat Lantas Polresta Surakarta. DS juga pernah menjabat Dirlantas Polda Metro Jaya, hingga dipromosikan menjadi Dirlantas Polri dengan pangkat Brigjen menggantikan Brigjen Yudi Susharianto.

DS memiliki kekayaan fantastis, karena lama berkarir pada jabatan yang basah. Selain itu, lemahnya pengawasan di Kepolisian karena posisinya berada dalam satu jaringan. Sehingga, jika mendapat hasil tidak akan dinikmati sendiri melainkan juga dibagi-bagi.
"Kalau untuk posisi DS sekian tahun dari yang terendah hingga tertinggi, memiliki pendapatan yang terbilang sangat besar. Kalau hanya mengandalkan gaji saja enggak mungkin, kerena jabatan itulah, dia berpeluang menghasilkan pendapatan lebih," simpulnya.

Sebelumnya, KPK telah menyita harta kekayaan DS, seperti mobil mewah, rumah, apartemen, SPBU, villa yang tersebar di Jakarta, Solo, Yogyakarta, Depok, dan Bogor. Nilai semuanya ditaksir mencapai Rp100 miliar.

sumber : http://news.okezone.com/read/2013/03...-jabatan-basah