Jakarta, Kasus penyakit hati terus bertambah di Indonesia. Sayang, kebanyakan pasien sudah terlambat terdeteksi karena kendala kurangnya fasilitas dan kemampuan SDM. Oleh sebab itu, sebuah rumah sakit berkolaborasi dengan Jepang untuk bisa mendirikan Rumah Sakit Pusat Hati pertama di Indonesia.

Adalah PT Perta Medika Sentul yang akan mendirikan sebuah RS Pusat Hati pertama di Indonesia di kawasan Sentul City. Untuk meningkatkan kualitas rumah sakit, anak perusahaan Pertamina ini akan berkolaborasi dengan Kobe International Medical Alliance dan Tokyo University Hospital, Jepang.

"Tokyo University Hospital akan mendukung dari management, trainingnya, dan Prof Tanaka akan membantu kita untuk transfer of knowledge," jelas Dr Kamelia Faisal, MARS, Direktur Operasional PT Pertamedika Sentul, saat berbincang di sela-sela acara Medical Excellence JAPAN’s Seminar: 'Indonesia – Japan Medical Collaboration', di Hotel Indonesia Kempinski, Jl MH Thamrin, Jakarta, dan ditulis pada Minggu (24/2/2013).

Dengan kolaborasi ini, nantinya beberapa dokter dari Indonesia akan mendapatkan pelatihan dari ahli-ahli liver Jepang, salah satunya Profesor Koichi Tanaka, General Directur Foundation for Kobe International Medical Alliance.

"Dokter Indonesia akan dikirim untuk melakukan pelatihan di Jepang dan secara berkala dokter Jepang akan datang ke Indonesia. Kami ada kerjasama juga dengan UI, pihak Jepang akan menyediakan peralatan," jelas Prof Tanaka.

Menurut Dr Kamelia, kolaborasi ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas dokter-dokter dan rumah sakit di Indonesia. Sehingga pasien penyakit hati tak perlu lagi jauh-jauh berobat ke luar negeri.

"Sebagai anak bangsa kita ingin meningkatkan mutu rumah sakit, tetapi join dengan Jepang supaya kita tidak terlalu merangkak tetapi bisa berlari," tambah Dr Kamelia.

Alasan utama didirikannya rumah sakit khusus hati ini karena jumlah penderita liver di Indonesia sangat tinggi. Dari 240 juta populasi, ada sekitar 15 persen penduduk yang menderita penyakit hati, mulai dari hepatitis B, C, fatty liver, hingga sirosis (pengerasan hati) dan kanker hati. 3 persen diantaranya terakumulasi di Bogor, di mana rumah sakit ini akan didirikan.

Nah, dengan adanya RS Pusat Hati, diharapkan dapat diterapkan sebuah early diagnostic center, sehingga diagnosis dapat segara ditegakkan, serta pengobatan dilakukan secara cepat dan komprehensif. Rumah sakit ini rencana baru akan dibuka April 2013, tapi untuk sementara masih bersifat rumah sakit umum namun dengan fasilitas center of liver.

"Jadi ada satu tempat khusus untuk liver. Nantinya akan ada 3 tower, yang salah satunya untuk tower of liver center," papar Dr Kamelia.

Dari sekarang, PT Perta Medika Sentul sudah mulai berkolaborasi dengan pihak Jepang. Ada sekitar 10 dokter yang rencananya bulan depan akan dilatih oleh Kobe. Dokter-dokter yang akan dilatih sebelumnya sudah mendalami bedah digestif dan sudah pernah melakukan transplantasi liver.

Kenapa Jepang? Dr Kamelia menjelaskan bahwa di Jepang kasus penyakit hati tergolong tinggi. Bukan hanya kasus dari Jepang sendiri, tetapi juga dari luar negeri.

"Nah, kita memang mencari negara dengan skill tinggi karena jumlah kasusnya juga banyak," lanjut wanita berkerudung ini.

Kedua, Jepang juga sudah terkenal dengan National Cancer Center yang bagus. Penyakit liver biasanya akan mengarah ke kanker hati jika sudah masuk stadium akhir, karena itulah kerjasama dengan Jepang dirasa akan sangat membantu. Selain itu, secara culture Dr Kamelia mengaku juga merasa lebih enak dengan sesama Asia.

Ketiga, pemerintah Indonesia juga akan ada kerjasama dengan pihak Jepang, sehingga nantinya akan lebih memudahkan birokrasi.

"Soft opening April 2013, tapi liver center baru 3 sampai 4 bulan lagi. Akhir 2013 mungkin baru bisa mulai. Full service 2015 dengan 3 tower selesai," tutup Dr Kamelia.