- Beranda
- The Lounge
Madihin: Nasehat dalam Canda dan Humor
...
TS
DEVIL BAT
Madihin: Nasehat dalam Canda dan Humor
Spoiler for NO REPOST:
Quote:
Hargailah usaha TS dengan memberikan dan serta Komentar yang baik
Quote:
Indonesia
Thread ini saya buat dikarenakan saya adalah orang keturunan Suku Banjar, Kalimantan Selatan. Walaupun saya besar di Riau, Indragiri Hiir, Tembilahan dan saya tidak pernah menginjakkan kaki di Tanah Banjar. Namun saya tetap mencintai seni budayanya.
Banjar
Thread ini ulun ulah dikarenakan ulun adalah urang keturunan Suku Banjar, Kalimantan Selatan. Walaupun ulun ganal di Riau, Indragiri Hilir, Riau dan ulun kada suah manginjakkan batis di Tanah Banjar. Namun ulun tetap mencintai seni budayanya.
Apa itu Madihin?
Quote:
Menurut berbagai keterangan asal kata madihin dari kata madah, sejenis puisi lama dalam sastra Indonesia karena ia menyanyikan syair-syair yang berasal dari kalimat akhir bersamaan bunyi. Madah bisa juga diartikan sebagai kalimat puji-pujian (bahasa Arab) hal ini bisa dilihat dari kalimat dalam madihin yang kadangkala berupa puji-pujian. Pendapat lain mengatakan kata madihin berasal dari bahasa Banjar yaitu papadahan atau mamadahi (memberi nasihat), pendapat ini juga bisa dibenarkan karena isi dari syairnya sering berisi nasihat.
Asal Mula Kesenian Madihin
Quote:
Asal mula timbulnya kesenian madihin sulit ditegaskan. Ada yang berpendapat dari kampung Tawia, Angkinang, Hulu Sungai Selatan. Dari Kampun Tawia inilah kemudian tersebar keseluruh Kalimantan Selatan bahkan Kalimantan Timur. Pemain madihin yang terkenal umumnya berasal dari kampung Tawia. Ada juga yang mengatakan kesenian ini berasal dari Malaka sebab madihin dipengaruhi oleh syair dan gendang tradisional dari tanah semenanjung Malaka yang sering dipakai dalam mengiringi irama tradisional Melayu asli.
Cuma yang jelas madihin hanya mengenal bahasa Banjar dalam semua syairnya yang berarti orang yang memulainya adalah dari suku Banjar yang mendiami Kalimantan Selatan, sehingga bisa dilogikakan bahwa madihin berasal dari Kalimantan Selatan. Diperkirakan madihin telah ada semenjak Islam menyebar di Kerajaan Banjar lahirnya dipengaruhi kasidah.
Pada waktu dulu fungsi utama madihin untuk menghibur raja atau pejabat istana, isi syair yang dibawakan berisi puji-pujian kepada kerajaan. Selanjutnya madihin berkembang fungsi menjadi hiburan rakyat di waktu-waktu tertentu, misalnya pengisi hiburan sehabis panen, memeriahkan persandingan penganten dan memeriahkan hari besar lainnya.
Kesenian madihin umumnya digelarkan pada malam hari, lama pergelaran biasanya lebih kurang 1 sampai 2 jam sesuai permintaan penyelenggara. Dahulu pementasannya banyak dilakukan di lapangan terbuka agar menampung penonton banyak, sekarang madihin lebih sering digelarkan di dalam gedung tertutup.
Madihin bisa dibawakan oleh 2 sampai 4 pemain, apabila yang bermain banyak maka mereka seolah-olah bertanding adu kehebatan syair, saling bertanya jawab, saling sindir, dan saling kalah mengalahkan melalui syair yang mereka ciptakan. madihin.jpgDuel ini disebut baadu kaharatan (adu kehebatan), kelompok atau pemadihinan yang terlambat atau tidak bisa membalas syair dari lawannya akan dinyatakan kalah. Jika dimainkan hanya satu orang maka pemadihinan tersebut harus bisa mengatur rampak gendang dan suara yang akan ditampilkan untuk memberikan efek dinamis dalam penyampaian syair. Pemadihinan secara tunggal seperti seorang orator, ia harus pandai menarik perhatian penonton dengan humor segar serta pukulan tarbang yang memukau dengan irama yang cantik
Cuma yang jelas madihin hanya mengenal bahasa Banjar dalam semua syairnya yang berarti orang yang memulainya adalah dari suku Banjar yang mendiami Kalimantan Selatan, sehingga bisa dilogikakan bahwa madihin berasal dari Kalimantan Selatan. Diperkirakan madihin telah ada semenjak Islam menyebar di Kerajaan Banjar lahirnya dipengaruhi kasidah.
Pada waktu dulu fungsi utama madihin untuk menghibur raja atau pejabat istana, isi syair yang dibawakan berisi puji-pujian kepada kerajaan. Selanjutnya madihin berkembang fungsi menjadi hiburan rakyat di waktu-waktu tertentu, misalnya pengisi hiburan sehabis panen, memeriahkan persandingan penganten dan memeriahkan hari besar lainnya.
Kesenian madihin umumnya digelarkan pada malam hari, lama pergelaran biasanya lebih kurang 1 sampai 2 jam sesuai permintaan penyelenggara. Dahulu pementasannya banyak dilakukan di lapangan terbuka agar menampung penonton banyak, sekarang madihin lebih sering digelarkan di dalam gedung tertutup.
Madihin bisa dibawakan oleh 2 sampai 4 pemain, apabila yang bermain banyak maka mereka seolah-olah bertanding adu kehebatan syair, saling bertanya jawab, saling sindir, dan saling kalah mengalahkan melalui syair yang mereka ciptakan. madihin.jpgDuel ini disebut baadu kaharatan (adu kehebatan), kelompok atau pemadihinan yang terlambat atau tidak bisa membalas syair dari lawannya akan dinyatakan kalah. Jika dimainkan hanya satu orang maka pemadihinan tersebut harus bisa mengatur rampak gendang dan suara yang akan ditampilkan untuk memberikan efek dinamis dalam penyampaian syair. Pemadihinan secara tunggal seperti seorang orator, ia harus pandai menarik perhatian penonton dengan humor segar serta pukulan tarbang yang memukau dengan irama yang cantik
Struktur Madihin
Quote:
Dalam pergelaran madihin ada sebuah struktur yang sudah baku, yaitu:
Pembukaan, dengan melagukan sampiran sebuah pantun yang diawali pukulan tarbang disebut pukulan pembuka. Sampiran pantun ini biasanya memberikan informasi awal tentang tema madihin yang akan dibawakan nantinya.
Memasang tabi, yakni membawakan syair atau pantun yang isinya menghormati penonton, memberikan pengantar, ucapan terima kasih dan memohon maaf apabila ada kekeliruan dalam pergelaran nantinya.
Menyampaikan isi (manguran), menyampaikan syair-syair yang isinya selaras dengan tema pergelaran atau sesuai yang diminta tuan rumah, sebelumnya disampaikan dulu sampiran pembukaan syair (mamacah bunga).
Penutup, menyimpulkan apa maksud syair sambil menghormati penonton memohon pamit ditutup dengan pantun penutup.
Madihin dimainkan dengan membacakan syair. Syairnya sendiri merupakan pantun, yang berirama A-A-A-A. Hebatnya pemadihin, syair-nya jarang disiapkan, gak ada catatan, contekan, apalagi main lipsync, tapi lebih ke spontanitas sesuai dengan kondisi dan situasi saat madihin main, sehingga dalam madihin sangat tampak suasana faktual, aktual dan komunikatif dengan penonton. Kadang mengomentari kondisi penonton, yang konyol ada juga yang mengomentari kumis salah satu pejabat yang nonton, atau malah kemaren malam itu malah mengomentari panitia yang tidak menyediakan kipas angin, sehingga pemadihinan kepanasan, yang sontak memancing tawa penonton.
Walaupun penuh humor khas banjar, madihin selalu disisipkan nasehat-nasehat. Contohnya bila ada kimpoian, diselipkan nasehat-nasehat perkimpoian kepada kedua mempelai. Kalau memperingati hari guru, isinya nasehat-nasehat tentang pendidikan. Kalau hari pahlawan, isinya tentang perjuangan. Tapi tetap, selalu dengan ciri khas humor yang membuat penonton tak akan bosan mendengar madihin.
Contohnya neh: Nasehat perkimpoian
Laki bagawi iringi dua rastu / Suami bekerja, iringi doa restu
supaya bagawi kada taganggu / supaya bekerja tidak terganggu
bulik ka rumah kira-kira pukul satu / pulang ke rumah kira-kira jam satu
jaga di pintu wan bari sanyum dahulu / jaga di pintu dan beri senyum dahulu
Kalau yang ini nasehat buat anak sekolah
Amun balajar jangan angin-anginan / kalau belajar jangan angin-anginan
bahanu rancak, bahanu kada mangaruwan / kadang sering, kadang tidak karuan
Buku mambuku pina bahilangan / buku-buku sering kehilangan
bahimad balajar bila handak ulangan / rajin belajar jika mau ulangan
pikiran kalut awak gagaringan / pikiran kalut, badan sakit-sakitan
bulik ka rumah disariki kuitan / pulang ke rumah, di marahi orang tua
Itulah salah satu gambaran budaya, di mana pendahulu-pendahulu kita sudah mencari cara menyampaikan sebuah pesan dan nasehat, dengan kesan tidak menggurui, sehingga semua merasa nyaman. Jangan biarkan budaya yang penuh dengan nilai luhur mati dan terlupa oleh generasi kini.
Saat ini pemadihin yang terkenal di Kalimantan Selatan adalah John Tralala dan anaknya Hendra.
Pembukaan, dengan melagukan sampiran sebuah pantun yang diawali pukulan tarbang disebut pukulan pembuka. Sampiran pantun ini biasanya memberikan informasi awal tentang tema madihin yang akan dibawakan nantinya.
Memasang tabi, yakni membawakan syair atau pantun yang isinya menghormati penonton, memberikan pengantar, ucapan terima kasih dan memohon maaf apabila ada kekeliruan dalam pergelaran nantinya.
Menyampaikan isi (manguran), menyampaikan syair-syair yang isinya selaras dengan tema pergelaran atau sesuai yang diminta tuan rumah, sebelumnya disampaikan dulu sampiran pembukaan syair (mamacah bunga).
Penutup, menyimpulkan apa maksud syair sambil menghormati penonton memohon pamit ditutup dengan pantun penutup.
Madihin dimainkan dengan membacakan syair. Syairnya sendiri merupakan pantun, yang berirama A-A-A-A. Hebatnya pemadihin, syair-nya jarang disiapkan, gak ada catatan, contekan, apalagi main lipsync, tapi lebih ke spontanitas sesuai dengan kondisi dan situasi saat madihin main, sehingga dalam madihin sangat tampak suasana faktual, aktual dan komunikatif dengan penonton. Kadang mengomentari kondisi penonton, yang konyol ada juga yang mengomentari kumis salah satu pejabat yang nonton, atau malah kemaren malam itu malah mengomentari panitia yang tidak menyediakan kipas angin, sehingga pemadihinan kepanasan, yang sontak memancing tawa penonton.
Walaupun penuh humor khas banjar, madihin selalu disisipkan nasehat-nasehat. Contohnya bila ada kimpoian, diselipkan nasehat-nasehat perkimpoian kepada kedua mempelai. Kalau memperingati hari guru, isinya nasehat-nasehat tentang pendidikan. Kalau hari pahlawan, isinya tentang perjuangan. Tapi tetap, selalu dengan ciri khas humor yang membuat penonton tak akan bosan mendengar madihin.
Contohnya neh: Nasehat perkimpoian
Laki bagawi iringi dua rastu / Suami bekerja, iringi doa restu
supaya bagawi kada taganggu / supaya bekerja tidak terganggu
bulik ka rumah kira-kira pukul satu / pulang ke rumah kira-kira jam satu
jaga di pintu wan bari sanyum dahulu / jaga di pintu dan beri senyum dahulu
Kalau yang ini nasehat buat anak sekolah
Amun balajar jangan angin-anginan / kalau belajar jangan angin-anginan
bahanu rancak, bahanu kada mangaruwan / kadang sering, kadang tidak karuan
Buku mambuku pina bahilangan / buku-buku sering kehilangan
bahimad balajar bila handak ulangan / rajin belajar jika mau ulangan
pikiran kalut awak gagaringan / pikiran kalut, badan sakit-sakitan
bulik ka rumah disariki kuitan / pulang ke rumah, di marahi orang tua
Itulah salah satu gambaran budaya, di mana pendahulu-pendahulu kita sudah mencari cara menyampaikan sebuah pesan dan nasehat, dengan kesan tidak menggurui, sehingga semua merasa nyaman. Jangan biarkan budaya yang penuh dengan nilai luhur mati dan terlupa oleh generasi kini.
Saat ini pemadihin yang terkenal di Kalimantan Selatan adalah John Tralala dan anaknya Hendra.
Video Madihin John Tralala dan Anaknya Hendra
Quote:
Pesan Saya Mari..... Kita "Lestarikan Budaya Asli INDONESIA.
Quote:
Kada Ulun Biarkan Budaya Banjar Hilang di Dunia !
diambil dari berbagai sumber.
Diubah oleh DEVIL BAT 18-03-2013 03:40
0
39K
Kutip
32
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
924.6KThread•88.8KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya