• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Ada ubur-ubur yang menggunakan tubuhnya sebagai berlayar untuk perjalanan menggunakan

mm666Avatar border
TS
mm666
Ada ubur-ubur yang menggunakan tubuhnya sebagai berlayar untuk perjalanan menggunakan
Ada ubur-ubur yang menggunakan tubuhnya untuk berlayar menggunakan tenaga angin!
emoticon-Matabelo
emoticon-Blue Guy Cendol (L)
Spoiler for Showw1:

Spoiler for showw2:

ubur-ubur ungu pelaut menggunakan tubuhnya yang mengapung dan mereka dipenuhi untuk berlayar permukaan laut. Ukuran tubuh mereka sangat kecil dengan panjang 1 inci dan hidup sampai satu bulan. Ubur-ubur ini ditandai dengan tubuh yang mengapung seperti diisi gas, atau pneumatophore, yang memproyeksikan dari air dan hal Ini membentuk layar apung sehingga mereka berlayar ketika ditiup angin...
kaya perahu layar ya gannemoticon-Ngakak
Di bawah layarnya, tergantung tentakel yang dipersenjatai dengan nematocysts, atau sel penyengat, sel gonozooids digunakan untuk reproduksi dan gastrozooid, adalah tempat atau pusat untuk makan dan mencerna. Mereka banyak ditemukan di daerah tropis dan hangat dan perairan beriklim dingin.
mereka Menggunakan tentakel yang menggantung untuk menangkap ikan kecil dan invertebrata.
Medusa yang bereproduksi secara seksual dan polip mereproduksi secara aseksual. emoticon-cystg
ubur2 ungu pelaut tidak dianggap terancam punah dan mereka tidak berbahaya bagi manusia.
Karena mereka mengapung dengan angin, mereka sering berubah arah dan dapat berakhir di pantai . Karena mereka tidak berbahaya, tidak ada yang perlu dikhawatirkan,
emoticon-Belomatabelo
Spoiler for sumber:

ane tambahin nih gan jenis yang punya layar lagi
cekibrot..
ubur ubur tentara perang portugis
kira2 klo diterjemahin gan
Spoiler for pic1:

Spoiler for pic2:

Spoiler for pic3:

Spoiler for pic4:

Spoiler for penjelasan:

Spoiler for sumber:

Nah ini dia gan klo di Indonesia...lebih GOKIL lagi..

Rujak Ubur-Uburemoticon-Ngakak

Menelusuri kawasan Pancoran, Jakarta Barat, tak cukup satu hari. Kawasan ini menyimpan segudang kisah yang menyempurnakan keberadaan Jakarta, khususnya di dunia kulinari. Sebagai kawasan Pecinan, bersama Glodok (di seberangnya), area ini cukup mengenaskan. Hidup hanya di saat siang. Begitu gelap merayap, kawasan ini pun ikut redup dan kemudian sepi.
Tak seperti Pecinan di negeri lain yang selalu hidup, meriah, dan jadi salah satu tujuan wisata, Pecinan di Jakarta punya jadwal bangun dan tidur. Itu terjadi khususnya setelah kerusuhan 1998.
Kembali ke masalah kulinari, ada ungkapan, ”Ke Pancoran tak lengkap jika tak mampir ke Rujak Encim.” Buat Anda yang masih buta perihal rujak ala Pancoran, jangan membayangkan rujak ini seperti rujak buah pada umumnya. Ini adalah Rujak Shanghai Encim yang sudah nangkring di kawasan ini sejak tahun 1950.
Sekali lagi, jangan juga membayangkan ini adalah sejenis penganan asal negeri Tembok Besar. Nama Shanghai yang jadi embel-embel rujak ala Encim ini diberikan pelanggan karena lokasi dagang yang ada di depan Bioskop Shanghai (dan berganti jadi Bioskop Asia) kala itu. Kini gedung itu tak berbekas. Dari mulut-ke mulut, maka jadilah nama Rujak Shanghai Encim ini kesohor bahkan hingga ke luar Jakarta, dan Indonesia.
Semula orang berpikir makanan ini tidak halal. Namun, setelah tahu bahan yang digunakan adalah seafood, lantas banyak pula warga non-Tionghoa yang kepincut rujak unik ini. ”Orang biasanya makan di sini, tapi banyak juga yang bawa pulang,” ujar Ahung, putri Encim si peracik rujak unik ini.
Rujak Shanghai adalah makanan yang isinya campuran kangkung, juhi (cumi besar), ubur-ubur, lobak, dan timun. Kangkung, juhi, dan ubur-ubur direbus lebih dahulu. Tak terlalu lama agar rasanya masih segar. Kangkung, juhi, dan ubur-ubur dipotong-potong dan diletakkan ke dalam piring. Sebelumnya, acar timun dan lobak sudah memenuhi bagian dasar piring sebelum akhirnya tertutup dengan potongan kangkung, juhi, dan ubur-ubur.
Usai itu semua, lantas piring tadi dikucuri kecap asin, ditambah dengan bawang putih yang sudah dihaluskan dan dicampur air, saos tomat, dan sambal tomat. Setelah itu, giliran saos merah kental dilumurkan di atas semua bahan matang tadi hingga akhirnya taburan bumbu kacang tanah menutup semuanya. Semua campuran tadi diolah sendiri oleh Encim yang mewariskannya ke Ahung.
Sebelum melahap, aduk dulu semua bahan di piring agar semua bumbu merata. Tambahan sambal akan lebih nikmat. Soal rasa, semua bercampur jadi satu. Ada asam (dari tomat), manis (tomat manis), asin (juga dari ubur-ubur), pedas, dan aroma bawang merah yang menutup rasa amis. ”Bisa juga ada yang minta juhi dibanyakin, atau ubur-ubur dibanyakin,” kata Ahung. Tentu saja, harganya jadi berbeda. Jika biasa saja Rp 20.000/porsi, maka pesanan istimewa bisa saja Rp 30.000/porsi. Tergantung pesanan.
Sampai di mulut, ubur-ubur tak ubahnya tulang muda yang keras-keras lunak, sedangkan juhi menjadi seperti kaskus. Makanan ini bisa terhidang hangat ataupun dingin. Untuk minum, bisa juga dicoba es tebu yang banyak dijual di kawasan ini. Setelah makan rujak gurih, menenggak sari tebu, gula asli bercampur es batu. Klop.
Mencari warung ini tak sulit. Dari arah Jalan Pancoran, jalan saja terus sampai Anda temukan gedung Chandra, gedung berwarna biru. Nah, warung ini ada di seberang. Atau lewati saja gedung Gloria hingga hampir menuju ke Jalan Pintu Kecil, warung ini satu deret dengan gedung Gloria. Tempatnya nyempil, tapi jelas tertulis Rujak Shanghai Encim.
Jika sebelum kerusuhan, warung ini baru buka mulai pukul 16.00 hingga sekitar pukul 21.00 kini mereka buka sejak pukul 08.00 pagi hari hingga sekitar 12 jam kemudian atau sekitar pukul 20.00.
Ahung, putri terkecil dari Encim, melanjutkan usaha Ibunya sejak sekitar 20 tahun lalu. Warung rujak ini memang awalnya tanpa nama sampai akhirnya punya nama Encim dan berakhir menjadi Rujak Shanghai Encim. ”Mama udah enggak ada. Saya emang dari dulu udah sering bantuin mama. Jadi udah tau racikannya,” kata Ibu dua putra ini.
Jaman boleh berubah tapi rujak racikan mamanya tak boleh berubah. ”Semuanya sama dari saya masih kecil. Semua kita bikin sendiri saosnya. Kalau juhi sama ubur-ubur dari sini aja,” lanjut nenek satu cucu ini.
Meski nama makanan ini sudah sampai ke luar Jakarta bahkan Indonesia, perempuan yang sejak lahir tinggal di Jembatan Dua ini tak ingin melebarkan sayap ataupun mengubah gaya warung yang seperti warteg. Tentu saja tak perlu dilakukan. Biarkan orang yang penasaran, berupaya mencari rujak ini ke biangnya. Bukankah upaya mencari letak tempat makan legendaris jadi bagian dari seni kuliner itu sendiri? Kemudian melahap makanan itu di lokasi asli tentu jadi nilai tambah tersendiri.
”Pelanggan saya yang sekarang udah pindah, jauh-jauh juga bela-belain ke sini. Kangen, katanya. Yang udah di luar negeri juga kalo lagi pulang, pasti ke sini,” imbuhnya, ”Ada yang pikir kita udah enggak jualan karena dia carinya di ujung sebelah sana (ke arah Jalan Pintu Kecil) di pinggir jalan. Pas jalanan udah dibenerin. Padahal kita masih ada, cuma pindah ke sini aja.”

Bicara soal jam buka yang kini harus seharian, Ahung berkisah sambil bernostalgia, kawasan ini dulu sekali sempat sangat ramai. ”Bioskop-bioskop masih ada, di seberang (sekarang gedung Chandra-Red) dulu masih ada bioskop juga. Namanya Park Gembel. Tau deh kenapa begitu namanya. Masih ada midnight sampai pagi jadi rame trus orang dagang makanan juga rame. Kalau sekarang kita buka dari jam 16.00 cuma sebentar aja jualannya. Kalau dulu kan biar bukanya jam 16.00 tapi rame terus sampe malem,” tambahnya, seperti berharap, ”Tau, bisa enggak kembali seperti dulu.”
Tentu saja bisa, asal ada kemauan, yang tak berhenti di bibir saja, dari Pemprov DKI Jakarta untuk mengembalikannya menjadi kawasan Pecinan yang sejati, yang hidup, terus bergulir, dan bersemarak sepanjang hari.
Spoiler for sumber:

gimane gan tambahnnya,,,tolong di rate yahhh emoticon-Rate 5 Star
Diubah oleh mm666 26-02-2013 12:37
0
6.1K
65
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.