By admingarutnews – February 17, 2013



“46 Persen Penduduk Garut Masih Berperilaku BABS”

Garut News (Ahad 17/02)

Produk inovatif siswa SMAN 1 Garut, berkreativitas mewujudkan formula jamban keluarga (clossed…red), bisa sekaligus dijadikan sarana memproduk pupuk organik.


Penghargaan Emil Salim untuk Generasi Muda

Dinilai banyak kalangan ideal diimplementasikan pada kalangan masyarakat setempat, menyusul kreativitas teknologi tepat guna ini pun, mendapatkan apresiasi positip. Bahkan penghargaan dari Prof Emil Salim.

Lantaran dari kisaran 2,5 juta hingga 2,7 juta penduduk di Kabupaten Garut, Jawa Barat, hingga kini 46 persen di antaranya masih bersikap dan berperilaku “Buang Air Besar Sembarangan” (BABS).

Mereka tersebar pada 42 wilayah kecamatan, juga hingga kini perilaku BABS itu, paling dominan dilakukan di atas kolam.

Sedangkan selebihnya pada aliran parit, di tepi sungai serta pada aliran selokan, ungkap Kabid Kesling pada Dinkes kabupaten setempat, Eman Suherman, BE, S.IP, M.Si.

Dia mengingatkan, berdasar UNICEF. Setiap satu gram kotoran manusia antara lain terdapat 10 juta bacteri, satu juta virus serta seribu cacing dan telur.

Sedangkan setiap induvidu, sekali BABS rata-rata sebanyak 250 gram, sehingga bisa dibayangkan tercemarnya penyakit di kolam maupun sungai, selokan serta parit.

Merubah sikap dan perilaku BABS menjadi “Stop BABS” (SBS) ini, dengan program CLTS berupa sanitasi total oleh masyarakat.

Prinsipnya tak diberi subsidi sepersen pun, tidak ada model dan tidak dipaksa.

Sehingga benar-benar “Dari, Oleh dan Untuk Masyarakat” (DOM), pemerintah hanya memberi bimbingan “pemicuan”, maupun mencambuk dengan nurani.

Kembali diingatkan, perlu senantiasa digalakkan “Cuci Tangan Pakai Sabun” (CTPS), lantaran bisa dipastikan 47 persen penyebab diare bakal hilang.

Kemudian “Penyediaan Air Minum Rumah Tangga” (PAMRT), berdasar Permenkes Nomor. 492/2010, kualitas air mentah diharuskan “zero” kuman.

Bidang Kesling Dinkes Garut, tak punya alokasi anggaran meneliti kualitas air PDAM, meski PDAM pun memiliki kewajiban menelitinya sendiri, katanya.

Selanjutnya pengelolaan sampah dengan benar, diawali dari lingkungan rumah tangga, serta pengelolaan limbah cair rumah tangga juga dengan benar.

Apakah tidak malu 54 persen Penduduk Garut masih berperilaku BABS?

“Saya sangat malu, sebab dari sepuluh rumah di Garut, hanya enam miliki jamban berseptic tank”, ungkap Eman Suherman.

BABS di atas kolam tersebut, tradisi turun-temurun yang salah, bahkan terdapat banyak memiliki closed, tetapi pembuangannya bermuara ke kolam atau selokan, ungkapnya.

Karena itu, perlunya berpola hidup bersih dan sehat (PHBS), juga bisa menanggulangi serangan beragam jenis penyakit pada musim penghujan ini, imbuhnya.

**** (John).

Original Posted By harkce►maju terus gan

Original Posted By dwydwy►

Itu Piala Penghargaan Emil Salimnya om
alatnya ngikutin dari luar, sih kira-kira begini


Cuma di Indo kan masih banyak yang suka "nongkrong" daripada duduk, sehingga dimodif jadi Toilet Jongkok dari kayu doang, gak pake dudukan toilet sehingga jatohnya lebih murah

Cara pakenya
1. Setor
2. Tutup pake serbuk gergaji sampe gak bau
3. Kalo dah penuh, keluarin n tutup ember. Tuker dengan ember kosong yang udah dialasin pake serbuk gergaji setinggi 10-15 cm
4. Bawa ember penuh ke compost bin
5. Keluarin isi ember ke compost bin, dan tutup dengan jerami/bahan organik kering lainnya agar gak dirubung lalat.
6. Bilas ember sampai bersih, alasi dengan serbuk gergaji.

Setelah 6 bulan s.d. 1 tahun, komposnya udah matang dan steril sehingga aman untuk digunakan.

Original Posted By yutub

Original Posted By yutub
Composting Toilet di Pasca Gempa Haiti Part 1


Composting Toilet di Pasca Gempa Haiti Part 2

Original Posted By yutub