Jinichi, Ninja Terakhir di Bumi

Beranda

...

The Lounge
Jinichi, Ninja Terakhir di Bumi

akichii

23-08-2012 12:12

Jinichi, Ninja Terakhir di Bumi

sebelumnya makasih banyak buat agan2 yang udah kasih cendol ijo sama abu2 sama rate 5 nya gan..seger banget gan

Spoiler for cendol seger:

makasih banyak gan emoticon-Mewek

ane bener2 terharu dengan dukungan komen cendol rate5 yang agan2 kaskuser kasih

[Quote=]Ditempatkan pada bingkai zaman ini, Jinichi Kawakami mungkin jadi sebuah anakronisme. Ia mewarisi keterampilan dari periode lima abad lalu, masa ketika nuklir dan Internet masih dianggap sebagai kemustahilan. Lelaki Jepang berusia 63 tahun itu pun berhenti sebagai teknisi dan memutuskan mengajar sejak satu dasawarsa silam.

"Jika saya mati," katanya, "seni bela diri ninjutsu akan mati bersama saya."
Jinichi adalah ketua klan Ban yang ke-21. Sejak tahun 2002, ia memutuskan menjadi pengajar ninjutsu, ilmu bela diri, strategi, taktik berperang dan bergerilya, serta spionase, yang dipraktikkan oleh shinobi (ninja) meski ia tahu abad ini tak lagi memberi ruang longgar bagi 'pendekar' sepertinya.

"Tak ada lagi ninja sejati," ujarnya.

Di Jepang, Jinichi dianggap sebagai ninja terakhir. Mendapat pelatihan ninjutsu sejak usia 6 tahun, ilmu yang ia dapatkan langsung diturunkan oleh para ninja berpengaruh.

"Agaknya, saya disebut sebagai ninja terakhir karena tak ada orang lain yang memelajari ilmu itu langsung dari sumbernya seperti saya," ujarnya.

Menurutnya, para 'ninja' kini cuma ada dalam fiksi atau terlibat dalam unjuk keterampilan demi mempromosikan Iga, daerah yang terletak sekitar 350 km barat daya Tokyo. Dulunya, Iga adalah 'kampung' ninja.

Misteri ninja

Jinichi menyebut bahwa sejarah ninja diselubungi dengan misteri. "Ada beberapa gambar alat-alat yang mereka gunakan. Tapi kami tak pernah menemukan secara utuh," katanya.

Gelapnya informasi tentang hal-ihwal ninja disebabkan oleh tradisi yang mereka jaga: hanya menyampaikan pengetahuan secara lisan. "Kami tak pernah mengetahui elemen apa saja yang hilang dalam penyampaiannya," katanya.

Ketaklengkapan informasi itu membuat banyak keterampilan ninja yang masih terlihat hari-hari ini sulit diverifikasi.

"Kami tak bisa lagi membunuh dengan racun. Meski kami bisa mengikuti petunjuk pembuatan racun, kami tak bisa mencobanya," ujarnya.

Jurus andalan

"Manusia takkan selamanya bisa waspada. Akan selalu ada saat ketika mereka lengah," kata Jinichi.

Kekuatan fisik bukan senjata utama ninja. Tapi, bagaimana membuat sasaran menjadi lalai dengan keadaan sekeliling.

Bagi para jawara itu, mencari kelemahan musuh adalah titik perhatian utama.
Kini, Kawakami, yang berguru ninjutsu kepada Masazo Ishida, mulai melakukan penelitian di Universitas Mie, tempat ia belajar sejarah ninja.

Baginya, takkan ada ketua klan Ban ke-22. "Ninja tak lagi cocok bagi zaman ini," ujarnya. [/Quote]

Video nya gan

SUMBER
tambahan dari agan

Spoiler for tambahan agan2:

Quote:

Original Posted By rebellion01►Wah, udah mau punah ya gan. emoticon-Mewek

Ane pertama kali kenal ninja dari film kartun Ninja Hatori gan. Keren aja liatnya loncat kesana kemari. emoticon-Ngakak

Menurut pengamatan ane di jaman kyk sekarang orang yg minat beladiri sedikit gan, ya baik ninja, kungfu, taekwondo, dll. Buktinya dari banyaknya buku-buku bertemakan beladiri yang ane lihat tidak sepopuler seperti buku-buku novel remaja yang cepat sekali pergantian judulnya. Justru sekarang novel tentang hantu yang makin menjamur emoticon-Cape d...

Kalo cb ane identifikasiin sedikit ya gan, ada sebab musababnya kenapa si bela diri sepi peminat.

Kurangnya peminat beladiri dari kaum hawa, kalo menurut pengalaman ane adanya kaum hawa yang ikut nimbrung di suatu perkumpulan beladiri bisa jadi daya tarik tersendiri bagi kaum adam untuk ikut serta (sekalian nyari jodoh gitu...) . Mungkin kurangnya peminat dari kaum hawa disebabkan dunia beladiri kental dengan dunia kekerasan dan babak belur plus bentuk badan yang gak oke padahal aslinya banyak beladiri yang gak bersifat keras seperti Wing Chun, Aikido, serta Tai Chi;
Maraknya dunia hiburan, kalo menurut pandangan ane sebagai seorang manusia yang ikut perkembangan zaman , anak-anak muda zaman sekarang mending ikut klub basket, breakdance, atau justru klub-klub anime karena lebih keren dan banyak fansnya. Apalagi kalo sampe bisa ikut ajang pencarian bakat seperti Indonesian Idol, atau Indonesia Mencari Bakat bisa dipastikan order masuk tivi bakalan gencar gak seperti jadi seorang pendekar yang cuma bisa eksis kalo ada kejahatan aja ;
Masih adanya anggapan kalo masa depan orang yang jadi atlet beladiri ataupun pelatih beladiri gak jelas dalam hal finansial, well ini sih mungkin bisa diamini soalnya di beberapa wilayah di Indonesia emang bener ada anjuran agar sebelum membuka suatu perguruan beladiri hendaknya sang guru sudah mapan secara finansial karena agak mustahil cari makan di dunia beladiri. Tapi kalo dilihat secara mendalam sebenarnya aspek-aspek moral dan filosofis dalam beladiri dapat membantu dalam perkembangan kehidupan manusia mulai anak-anak hingga dewasa yang berkaitan dengan pembentukan kualitas seorang manusia dalam aspek pekerjaan sebagaimana yang diterapkan di budaya Jepang yang dikenal dengan nama bushido (jalan beladiri) yang mengajarkan disiplin, kejujuran, kerja keras, dan lain-lain. Jadi atlet beladiripun kadang harus mikir beberapa kali dulu gan, soalnya kurangnya jaminan dari negara buat mereka ;
Salah paham bahwa dengan belajar beladiri bisa jadi orang sakti. Ini yang ane bingung dari dulu, ane kira dengan belajar beladiri apapun ane bisa dapat tenaga dalam untuk melontarkan orang jahat dari jauh tanpa harus adu jotos serta bisa kebal dari senjata. (efek keseringan nonton acara tipi di salah satu tipi swasta gan ) . Well, setelah ane cari tahu riset khusus mengenai tenaga dalam ane bisa menyimpulkan memang dalam beberapa kebudayaan ada istilah khusus untuk tenaga dalam yaitu Chi di Cina, Ki di Jepang dan Prana di India dimana seluruhnya memiliki kesamaan yaitu memfokuskan energi yang dimiliki tubuh ke dalam satu titik yang disertai dengan kecepatan dan keyakinan tingkat tinggi. Ini butuh latihan bertahun-tahun, sedangkan untuk atraksi kebal api, senjata tajam serta kesurupan bukan masuk dalam latihan tenaga dalam secara fisik melainkan sudah melampaui tahapan metafisik dimana sudah melibatkan makhluk halus seperti yang dikenal dengan nama khadam, jin, dan lain-lain dimana untuk mendapatkannya harus ada lelaku khusus seperti puasa, wirid serta seremoni lainnya. Dalam dunia beladiri di Indonesia, aspek metafisika seperti ini sudah jarang dipakai lagi karena perkembangan ilmu pengetahuan serta pemahaman akan agama yang semakin membaik.