Gue: "Va, sini kau!"

Gue sudah tua sekarang, umurnya sekitar 78 Tahun. tapi masih energetik

Va: "Apaan kek?"

Setiap hari gue duduk di sofa, sambil minum kopi plus natap foto istri gue, yang sudah wafat.

Gue: "Aku ingat kalau ada album foto di gudang, tolong cari dan kemarikan album itu, pakai sampel mata ku untuk membuka gudang itu!"

Va: "OK"

Tahun sekarang sudah 2076, berarti udah modern banget ye , setelah beberapa lama, Va dateng dengan 4 album, SMP kelas 8, kelas 9, dan SMA kelas 3. Gue inget masa remaja gue paling indah pas SMP, tapi kalo SMA gue pindah sekolah ke Stockholm, Swedia (inget ini cuma fiksi). dan belajar disana sampe umur gue 31 Tahun.

Jam menunjukan pukul 07.20, waktunya buat cucu gue. Va, sekolah.

Va: "Kek, pergi dulu ya!"

Gue: "Jangan balik lagi."

Gue ini agak dingin, tapi bawel. kerjaan nya nyalahin kerjaan orang melulu , 5 menit setelah si Va pergi, gue mulai membuka baju, maksud gue buka album tersebut dan gue liat foto gue duduk sama si Eva, dan itu pertama kalinya gue duduk bareng sambil berpegangan tangan sama Eva.

Desember, 1 2011,

Eva: lo yakin bakalan setia sama gue?

Gue: Iya.

Eva: yakin bahwa lo bakalan disini selamanya sama gue?

Gue: Iya.

Eva: kalo lo lupa gimana?

Gue: kalo gue lupa berarti gue sudah ada disini, selamanya, dengan lo.

Itulah yang gue katakan, pertama kalinya pada saat gue duduk di bangku taman bersama Eva. dan sejak itulah gue pake Bunny-bunnyan

5 Menit setelah diem, Eva membuka pembicaraan.

Eva: Keluarga-mu bagaimana?

Gue: Ada apa?

Eva: Pengen kerumah-mu.

Gue: Hem... kalo dibilang peaceful sih nggak, ada ribut-ributnya juga.

Eva: Boleh aku tau itu apa?

Gue: Kayaknya gak sekarang bun, sulit buat dijelasin.

Eva: oh-hehe.

gak lama pembicaraan Eva di-interrupt sama bunyi dering telefon

Eva: Halo?

??: bzzt-bzzt-bzzt (karena gue gak tau dia bilang apa)

Eva: ooh, oke oke.

Setelah Eva tutup telefonnya, gue tanya.

Gue: siapa itu?

Eva: Kakak-ku, eh bun aku pulang dulu ya bun.

Gue: Kenapa?

Eva: Om-ku datang kerumah, besok ketemu lagi jam 3 ya?

Gue: Ok.

Eva: Kalau kamu gak datang gimana?

Gue: Berarti gue udah mati.

Eva: Ihh, jahat.

Gue: Lah, kan aku bisa aja mati menit ini.

Eva: Jangan nakutin doong. (muka cemberutnya pun hadir, menerbangkan hatiku~)

Gue: Te-Hee.

Eva pun akhirnya meninggalkan gue, naik sepeda pink nya , + gue dikunjungi awan mendung.

Gue: Goddangit, baru mau main bola.

Gue pun balapan dengan sepeda bersama awan mendung itu, dan ....

Brakkkk--

Gue nabrak tikus + gue mental karena gue teken rem kekencengan. otomatis warga Jakarta yang ngeliat gue nahan ketawa semua dan gak ada satupun yang nolong gue.

Tikusnya tewas , untung gue kagak. dan cepet2 sambil menang (menanggung malu) cabut ke rumah. tepat gue sampe kerumah hujan itu turun. gue dengan cepet buka pintu, buka sepatu, lempar tas, dan buka fesbuk.

dan..