TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Empat unit pesawat serang ringan bermesin turboprop Super Tucano baru milik TNI AU, dijadwalkan tiba siang ini sekitar pukul 11.30 WIB di Landasan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu (01/09/2012).
Pesawat produksi Embraer sebuah perusahaan asal Brazil itu dibandrol sekitar 10 Juta USD per unitnya, Indonesia membeli pesawat tersebut termasuk dengan dukungan sarana darat serta paket logistik terintegrasi.
Direncanakan pesawat itu akan menggantikan pesawat OV-10 Bronco yang telah digrounded.
Informasi yang dikumpulkan Tribunnews.com, empat pesawat ini dilepas dalam sebuah upacara di fasilitas produksi Embraer di Gaveao Peixoto.
Super Tucano dapat digunakan untuk berbagai misi, termasuk serangan ringan, pengintaian, intersepsi udara-ke-udara dan kontra-pemberontakan. Sedangkan Embraer adalah produsen pesawat komersial terbesar ketiga di dunia, di belakang Boeing AS dan Airbus Eropa.
kiri : Mayor Pnb James Yanes Singal
Pesawat tuboprop Super Tucano dan pesawat Jet seperti F 16 dan Su-27/30 peranannya untuk saling melengkapi. Pesawat jet lebih ditujukan untuk perang terbuka dan posisi pesawat turboprop hanya sebagai air support. Sementara untuk perang ireguler atau gerilya, pesawat turboprop sangat diandalkan untuk menghancukan soft target dengan bekerjasama dengan pasukan darat.
EMB-314 (Super Tucano)
merupakan pesawat latih berkemampuan COIN (Counter Insurgency) atau pesawat serang antigerilya buatan Embraer Defense System, Brasilia. EMB-314 Super Tucano merupakan pengembangan dari EMB-312 Tucano yang telah terjual 650 unit untuk 15 negara dengan Brasilia sebagai pemakai utama memiliki 130 unit. Penyempurnaan yang dilakukan dari pesawat sebelumnya meliputi sistem avionik, sistem persenjataan dan sistem komunikasi data. Sejak diperkenalkan dan dipakai Brasilia pada tahun 2004, EMB-314 terbukti berhasil melakukan misi penjagaan perbatasan di kawasan Amazon yang terkenal sangat rawan dengan aktivitas penyelundupan dan perdagangan narkotika.
Sistem persenjataan
Super Tucano memiliki 2 senapan mesin yang berada di sayap kiri dan kanan, 5 buah stasiun pengait dengan komposisi masing-masing 2 buah di sayap kiri dan kanan dan 1 buah di badan pesawat dengan beban total 1550 kg. Semua stasiun pengait bisa dipasang bom sejenis MK-81 dan MK-82, peluncur roket jamak, dan bom berpemandu Laser.
Varian
A-29A
Kursi tunggal dengan kemampuan serang antigerilya, pendukung tugas udara jarak dekat, menhadang dan menghancurkan pesawat biasa
A-29B
Kursi ganda dengan kemampuan sama seperti versi kursi tunggal, dengan kemampuan tambahan sebagai pesawat latih dan fungsi pengawasan udara
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Hasil penantian selama lima tahun akhirnya selesai sudah. Empat pesawat Super Tucano tiba di Skadron Udara 21 Wing 2 Lanud Abd Saleh, Malang, sebagai home basenya, Minggu (2/9/2012).
Dalam landing perdananya di run way Abd Saleh, Super Tucano disambut secara langsung oleh Panglima Komando Operasi TNI AU II, Marsekal Muda TNI Agus Supriyatna yang didampingi oleh Kas Koopsau II Marsma TNI A Dwi Putranto, Komandan Lanud Abd Saleh Marsma TNI Gutomo, para pejabat Koopsau II dan Lanud Abd Saleh beserta insub.
Juga hadir Bupati Malang, Walikota Malang dan Walikota Batu serta pejabat sipil dan militer di wilayah Malang Raya serta warga Lanud Abd Saleh.
Empat pesawat Super Tucano yang datang secara feri dari Jakarta tersebut, saat di atas wilayah Surabaya disambut pula oleh pesawat Herkules A- 1312 dari Skadron Udara 32 yang selanjutnya membentuk formasi terbang sebagai ungkapan selamat datang di Lanud Abd Saleh dengan melakukan 2 kali fly pass sebelum akhirnya landing dengan lancar dan aman.
Komandan Lanud Abd Saleh Marsma TNI Gutomo, mengataklan, pesawat tempur jenis propeller ini dengan segala kelebihannya, diharapkan dapat menjadi pengganti pesawat OV-10 Bronco yang telah selesai pengabdiannya dalam menjaga dan mengamankan wilayah kedaulatan NKRI.
"Super Tucano semoga dapat melanjutkan tugas-tugas OV-10 Bronco mengamankan wilayah kedaulatan NKRI."
Dari pabriknya di Gaveao Pieixoto San Jose dos Campos, Brazil, pesawat tersebut menempuh 54 jam total penerbangan untuk tiba di Indonesia, antara lain melewati Noronha Island, Brazil, Sal Island Cape Verde, Gran Canaria Island, Spanyol, Nador, Maroko, Palermo, Italia, Athena, Yunani, Luxor, Mesir, Doha, Qatar, Muscat, Oman, Ahmedabad, India, Kalkuta, India, Rayong, Thailand, Medan, dan Jakarta.
Pesawat bermesin 1.600 tenaga kuda dan mampu membawa senjata seberat 1.550 kilogram.
Kecepatan maksimalnya bisa mencapai 560 kilometer per jam dan dilengkapi dua senapan mesin. Pada sayap, pesawat mampu membawa bom, peluncur roket, rudal guding bom, rudal air to air, side winder, serta memilki alat jejak malam.
Moncong pesawat tersebut, menurut Wakasau sengaja didesain bermoncong hiu, untuk menghormati pendahulunya di Lanud Abdurahman Saleh, yakni pesawat perang dunia ke II, Mustang P51.
Spoiler for P51 Mustang:
KSAU: Super Tucano Setara Hawk
Quote:
Kepala Staf TNI AU (KASAU) Marsekal Imam Safaat menilai pesawat Super Tucano setara dengan pesawat tempur Hawk buatan Amerika Serikat, yang menggunakan mesin jet.
Hal ini disampaikan Safaat usai meninjau kesiapan skadron 21 Pangkalan TNI AU Abdulrachman Saleh menyambut kedatangan pesawat buatan Brazil itu, Selasa (12/6/2012).
Menurut dia, Super Tucano, adalah pesawat tempur canggih, dengan penggerak proSENSOR atau baling-baling di moncongnya.
Ia menambahkan, bukan hanya Indonesia yang menggunakan pesawat ini. Namun, Amerika Serikat, juga telah memanfaatkannya sebagai salah satu kekuatan udaranya. Saat menjalankan misi pertempuran di Afganistan. "Amerika juga pernah gunakan pesawat ini," imbuh Safaat.
Kekuatan baru pesawat tempur Super Tucano ini, lanjut dia, akan mengisi kekosongan Skadron Udara 21. Pasca lima tahun sejak pesawat OV-10 Bronco digrounded, akibat sudah berulang kali mengalami kecelakaan.
Safaat membeberkan, sebanyak 16 unit pesawat Super Tucano mengisi kekuatan Skadron Udara 21.
Pesawat itu didatangkan secara bertahap dari Brazil mulai akhir Agustus ini. "Ada empat tahap, setiap tahapan empat unit pesawat," terangnya.
Sementara kebutuhan awak pesawat ini, akan diisi oleh sebagia kekuatan lama di Skadron Udara 21, serta tambahan penerbang baru dari luar Skadron Udara 21.
Sementara Komandan Lanud Abdulrachman Saleh Malang, Marsekal Pertama (Marsma) TNI, Gutomo, mengatakan, persiapan sudah dilakukan menyambut hadirnya pesawat tempur baru ini. Baik fisik, berupa hanggar, dan tempat fasilitas penunjang lainnya. Selain itu juga disiapkan para personil, yang nantinya menjalani pelatihan di Brazil.
"Pengiriman personil dilaksanakan secara bertahap. Jumlahnya akan bertambah, sesuai kebutuhan," ujarnya.
Sumber : Detik
.
0
55.3K
Kutip
679
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!