rarhsaAvatar border
TS
rarhsa
EMPAT: TELINGA, MATA, HIDUNG, MULUT

ISTRI KESATU: TELINGA..... ISTRI KEDUA: MATA..... ISTRI KETIGA: HIDUNG..... ISTRI KEEMPAT: MULUT..........

Kuswanto Abu Irsyad

HAKIKAT PERNIKAHAN
SEBAGAI SARANA MENEMUI ALLAH

Oleh : Kuswanto Abu Irsyad

Dalam Al Qur’an dan hadits, Allah telah menjelaskan secara tersirat tentang metode untuk menemui Allah (Liqa’ Allah) dan melihat Allah (Ru’yatullah) yaitu :
“....... barang siapa yang mengharapkan menemui Tuhannya, maka kerjakanlah amal yang shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada-nya”. (QS Al Kahfi 18 : 110)
Pada ayat tersebut di atas terdapat kalimat “amal yang shalih”. Mungkin kita bertanya dalam hati, apakah yang dimaksud dengan “amal yang shalih” itu ? Kata “amal” mempunyai arti perbuatan atau metode atau cara. Sedangkan istilah “shalih” yang seakar dengan kata “shalah” dan “shalat” mempunyai makna hubungan atau penghantar. Jadi istilah “amal shalih” mempunyai arti suatu perbuatan atau metode yang dapat menghantarkan seseorang kepada pengalaman Liqa’ Allah. Amal yang shalih pada hakekatnya adalah amal atau perbuatan atau metode yang telah dicontohkan oleh para Utusan Allah (Rasulullah) dalam usahanya untuk mengadakan pertemuan dengan Tuhannya. Dan yang harus diingat adalah bahwa jumlah para Rasul dan Nabi yang diutus oleh Allah adalah sangat banyak, dan tidaklah mungkin semuanya itu diutus hanya di satu daerah tertentu saja. Allah telah menurunkan para Utusan-Nya itu ke berbagai penjuru dunia. Dan tidak tertutup kemungkinan Allah juga pernah menurunkan Utusan-Nya di negeri Cina atau Shindustan, sehingga Nabi Muhammad Saw memerintahkan umat Islam pada waktu itu untuk belajar ilmu di negeri tersebut.
“Dan tiap-tiap umat ada Rasul Allah....”.(QS Yunus 10 : 47)
“Dan berapa banyak Kami telah mengutus Nabi-Nabi pada umat terdahulu... “. (QS Az Zukhruf 43 : 6)
“Ada beberapa rasul yang telah Kami kisahkan tentang mereka kepada kamu sebelumnya, dan Rasul-Rasul yang tidak kami kisahkan tentang mereka kepadamu...... “. (QS an Nisa 4 : 164)
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu, yaitu orang-orang yang mengharap pertemuan dengan Allah dan hari Akhirat dan banyak mengingat Allah”. (QS Al Ahzab 33 : 21)
Untuk mencapai pertemuan dengan Allah diperlukan usaha dari setiap manusia dengan bimbingan seorang Guru Mursyid yang telah mencapai derajat Ma’rifatullah atau yang telah mengalami pengalaman bertemu Allah dengan berpedoman kepada Kitab-Kitab Suci yang telah diturunkan kepada umat manusia. Prosesi Menemui Allah (Liqa’ Allah) yang telah dicontohkan oleh para Rasul, Nabi dan Para Pewaris Nabi, pada intinya mempunyai satu kesamaan yaitu kita harus dapat melakukan prosesi mengulang kembali ke awal mula penciptaan manusia.
“Dan sesungguhnya kamu datang menemui Kami dengan sendirian seperti Kami ciptakan kamu pada awal mula kejadian dan kamu akan meninggalkan dibelakangmu semua apa yang Kami karuniakan kepadamu….. “. (QS Al An ‘am 6 : 94)

“Mereka dihadapkan kepada Tuhanmu dengan berbaris. Sesungguhnya kamu datang menemui Kami seperti Kami telah menciptakan kamu pada awal mula kejadian, bahkan kamu menyangka bahwa Kami tiada menetapkan janji bagi kamu “. (QS Al Kahfi 18 : 48)

“Perempuan-perempuan kamu (istri-istrimu) adalah seperti ladang bagimu, maka datangilah ladangmu sebagaimana kamu kehendaki dan kerjakanlah kebajikan untuk dirimu, bertaqwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu akan menemui-Nya, dan sampaikanlah berita gembira untuk orang-orang yang beriman “. (QS Al Baqarah 2 : 223)

“Dan mereka menanyakan kepadamu tentang haid. Katakanlah, “itu adalah penyakit atau kotoran”. Sebab itu hindarilah perempuan selama masa haid dan janganlah dekati mereka sebelum suci. Bila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu sebagaimana yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri“. (QS Al Baqarah 2 : 222)

“….. Ketika kami sedang berada disisi Rasulullah, tiba-tiba beliau bertanya : “Adakah orang asing diantara kamu ?”. Kemudian beliau bersabda : Angkat tangan kamu dan tutuplah pintumu”. (HR Al Hakim)
“Tutuplah pintumu dan ingat Allah”. (HR Bukhari)
Dalam memahami proses kembali ke awal mula penciptaan manusia, kita sering terjebak dalam cerita atau kisah-kisah yang bersifat simbolis sehingga terjadi penyimpangan dalam menafsirkan dan menerapkannya. Oleh sebab itu dalam memahami prosesi kembali ke awal mula penciptaan manusia, kita harus berpegang pada pedoman sebagai berikut :
Pertama : Setiap Kitab Suci mempunyai ayat-ayat yang bersifat Mukhamat dan Muthasyabihat.
“Dialah yang menurunkan Al Kitab kepada kamu. Diantara isinya ada ayat-ayat yang mukhamat, itulah pokok-pokok isi Al Qur’an dan yang lain adalah ayat-ayat mutasyabihat......”. (QS Ali Imran 3 : 7)
Kedua : Setiap ayat yang mengisahkan tentang proses kembali ke awal mula penciptaan manusia, selalu mengandung pengertian yang berpasangan baik lahir maupun batin serta mengandung banyak perumpamaan atau amtsal.
“Dan Kami ciptakan segala sesuatu berpasangan-pasangan supaya kamu mendapatkan pengajaran”. (Ad Dzariyat 51 : 49)
“Maha Suci Allah yang telah menciptakan segala sesuatu berpasangan-pasangan diantara yang tumbuh di bumi dalam pada diri mereka dan dari apa yang mereka yang tidak diketahui” (QS Yasin 36 :36)
“Sesungguhnya Kami telah menjelaskan berulangkali kepada manusia dalam Al Qur’an ini bermacam perumpamaan tetapi kebanyakan manusia enggan menerimanya kecuali ingkar”. (QS Al Isra 17 : 89)
“Dan sesungguhnya telah Kami buat dalam Al Qur’an ini bermacam-macam perumpamaan untuk manusia. Dan sesungguhnya jika kamu membawa kepada mereka suatu bukti, pastilah orang-orang yang kafir itu akan berkata : “Kamu tidak lain hanyalah orang-orang yang membuat kebohongan belaka”. (QS Ar Rum 30 : 58)
“Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu”. (QS Al Ankabut 29 : 43)
Ketiga : Setiap Kitab Suci, ditujukan untuk manusia yang masih hidup, sehingga apa yang diperintahkan, dalam Kitab Suci harus bisa dilaksanakan oleh manusia ketika dia masih hidup di atas dunia.
Berdasarkan tiga pedoman tersebut, kita akan coba untuk membahas ayat-ayat yang menjelaskan metode untuk menemui dan melihat Allah. Dalam surat Al-kahfi 18 : 110 telah dijelaskan bahwa apabila seorang manusia ingin berjumpa dengan Allah selagi masih hidup di dunia, maka ia harus melakukan “amal shalih”. Kata amal mempunyai arti : perbuatan, metode, cara atau laku, sedangkan kata shalih mempunyai arti hubungan, sambungan atau antaran. Jadi pengertian amal shalih adalah suatu perbuatan atau metode yang dapat mengantarkan atau menghubungkan kita kepada pengalaman bertemu dan melihat Allah.
Berdasarkan surat Al An”am 6 : 94 Allah telah memberitahukan bahwa proses bertemunya seorang manusia dengan-Nya adalah seperti ketika manusia diciptakan pada awal mula kejadian. Dengan dalil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa intisari dari metode amal shalih adalah suatu proses pengulangan kembali ke awal mula kejadian penciptaan seorang manusia. Bagaimanakah proses awal mula penciptaan seorang manusia ? Dan apa hubungannya dengan proses bertemunya seorang manusia dengan Allah. Untuk membahasnya, marilah kita lihat sejarah hidup Nabi Muhammad Saw dalam mencari keberadaan Sang Khaliknya.
Sejak lahir sampai berumur 25 tahun, beliau telah diajarkan dan didoktrin oleh para pemuka agama kaum Quraisy bahwa Tuhan yang harus disembah adalah Tuhan-Tuhan yang berwujud patung-patung yang mempunyai nama antara lain Lata Uza, Manata dan lainnya. Dalam diri Muhammad pada waktu itu tidak mempercayai ajaran tersebut, sehingga beliau meminta ijin kepada istrinya Siti Khodijah untuk bertahanuts atau beruzlah mengasingkan diri ke dalam gua Hira dilereng Gunung Cahaya (Jabal Nur) dengan tujuan untuk mencari Tuhan yang sebenarnya.
Selama berbulan-bulan beliau bertahanuts di Gua Hira, tetapi belum juga menemukan cara untuk bertemu sekaligus mengenal Sang Khalik. Tetapi berkat usaha beliau yang tidak kenal menyerah, akhirnya di usia ke 40 tahun, beliau mendapatkan Wahyu yang pertama kali dari Allah yang isinya adalah perintah untuk membaca, merenungkan dan mempelajari proses awal mula penciptaan diri seorang manusia.
tata604
tata604 memberi reputasi
1
25K
96
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Spiritual
SpiritualKASKUS Official
6.2KThread2.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.