Aneh mau nostalgia ni gan, Maaf ya kalo atau , dan maaf juga kalo . Maklum masih NIEWBIE
Masih pada ingat film laga kolosal "Si Buta Dari Goa Hantu"
nih kalo lupa ada pict-nya
Spoiler for buka aja:
Spoiler for Sekilas Info:
Film ini sangat Populer sekali, selain komiknya juga popule, ternyata Ratno Timoer memainkannya juga bagus sekali. Tidak heran, sehabis film ini dibuat muncul film-film serupa. Tetapi ada 3 judul yang sama, yakni Si Buta dari Goa Hantu yang dibuat Lilik pertama kali di tahun 1970, lalu dibuat oleh Omar Rojik tahun 1974 dengan judul Si Buta , lalu Ratno Timoer membuat di tahun 1985 dengan judul Si BUta dari Gua Hantu
Sebuah desa kecil yang aman dikacau oleh orang buta bernama Mata Malaikat (Maruli Sitompul). Pakti Sakti (Alam Surawidjaya), ayah Barda Mandrawata (Ratno Timoer), yang tersohor dalam dunia persilatan, mati di tangan Mata Malaikat. Barda menuntut balas, setelah berbagai usaha meningkatkan ilmunya. Setelah dendam terbalas, ternyata soal belum selesai, karena Sapu Jagat (Kusno Sudjarwadi) masih menghadang. Sapu Jagat tidak dibunuh meski sudah menyerah, dan Marni (Sri Rejeki)sudah jadi istri Barda. Barda kembali mengembara. Salah satu film laga silat yang banyak dipuji.
Cinta yang terluka dan balas dendam sebagai api yang menyalakan semangat untuk mengarungi hidup penuh petualangan. Ssejak kelahirannya pada 1967 lewat terbitan UP Soka Jakarta, tak pelak merupakan tokoh komik lokal paling populer. Namanya terus bergema sejak diangkat ke gedung bioskop pada dasawarsa 1970-an dengan mencuatkan mendiang Ratno Timoer sebagai aktor pemerannya hingga ke layar kaca dalam zaman sinetron dewasa ini. Saat ini sebuah sinetron yang dibuat berdasarkan salah satu episode komik petualangan Si Buta masih diputar di sebuah stasiun televisi swasta nasional.
Kisah Si Buta dari Gua Hantu diawali oleh dendam yang tak terbalas. Barda Mandrawata, seorang pemuda tani di sebuah desa pelosok Banten, tengah menanti hari pernikahannya dengan Marni Dewianti saat seorang buta yang sakti tapi telengas, Si Mata Malaekat, mampir di desanya dan berbuat onar. Ia membunuh Ganda Lelajang, ayahanda Marni, karena soal sepele. Barda dan kawan-kawannya dari Perguruan Elang Putih mencoba menuntut balas. Paksi Sakti Indrawata, ayahanda Barda sekaligus ketua perguruan, menantang duel Si Mata Malaekat. Namun, ia tewas.
Barda yang merasa kalah jago dari si pembunuh pergi meninggalkan desanya dan menyepi di sebuah gua untuk memperdalam ilmu silat. Ia ingin membalas dendam. Berkaca pada musuhnya, ia berupaya mempelajari ilmu membedakan suara yang tak tergantung pada mata.
Pada suatu hari, pemuda yang dibakar dendam itu mengangkat goloknya menyilang sejajar dengan mata. Digerakkannya golok itu menggores sepasang matanya. Sejak itu Barda menjadi buta. Tapi, menjadi buta ternyata membuatnya lebih tangguh. Kepekaan nalurinya justru menjadi jauh lebih tajam karena terbebas dari indera penglihatan. Kesaktian ini membuat Barda bertekad menuntaskan dendamnya pada Si Mata Malaekat.
Singkat cerita, Si Mata Malaekat tewas di tangan Barda. Dendam terbalas sudah. Tapi, cerita justru baru dimulai. Tambatan cintanya, Marni yang jelita, telah menjadi isteri orang, meninggalkan luka di hati Barda. Barda alias Si Buta dari Gua Hantu yang kini tampil gagah dengan setelan baju kulit ular berikut tongkat yang didapatnya dari gua tempatnya menempa diri memutuskan hengkang meninggalkan kampung halamannya. Ia bertualang ke berbagai penjuru Nusantara demi menumpas kejahatan ditemani oleh Wanara, monyet cerdik yang setia.
Setelah episode pertama berjudul Si Buta dari Gua Hantu, muncul berbagai petualangan singkat Si Buta di Pulau Jawa, antara lain lewat episode Borobudur dan Mawar Berbisa. Lalu, ia terus mengembara ke Timur, menyeberang ke Bali dalam Banjir Darah di Pantai Sanur dan Nusa Tenggara Barat dalam kisah Reo Manusia Srigala yang mengambil latar di Sumbawa. Disambung perjalanan melintasi lautan menuju Sulawesi dalam Prahara di Donggala, Perjalanan ke Neraka dan Kabut Tinombala. Selanjutnya, ia kembali menyeberangi laut menuju Nusa Tenggara Timur, tepatnya Pulau Flores, dalam Tragedi Larantuka.
Ane enggak minta Aja cukup kok KASKUSER YANG BAIK SELALU MENINGGALAN KOMENG YANG BERMUTU
anasabila memberi reputasi
1
2.9K
Kutip
19
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!