Tidak banyak yang mengenal Pesanggrahan Goa Siluman, maklum pesanggrahan yang dibangun oleh Sri Sultan Hamengku Buwono II ini memang tidak setenar Istana Air Tamansari. Tapi, dibalik ketidakpopulerannya, pesanggrahan ini sebenarnya pernah berfungsi penting bagi kalangan Keraton Yogyakarta sebagai tempat bertapa. Bangunan Pesanggrahan Goa Siluman ini sudah tidak utuh lagi, bagian dalam goa terdiri dari lorong-lorong yang sudah banyak ditumbuhi lumut. Areal bangunan ini tidak terlalu luas, hanya sekitar 100×200 m saja. Areal pesanggrahan ini mencakup wilayah kanan dan kiri jalan, lorong yang menghubungkan kompleks kiri dan kanan jalan itu berada persis dibawah jalan raya menuju desa Berbah.

Pada pintu gerbang terdapat relief burung Beri dibagian atasnya, bentuknya yang unik masih dapat dilihat jelas meski beberapa bagian sudah mengalami kerusakan karena dimakan usia. Sementara pada bagian bawah pintu terdapat beberapa anak tangga yang menghubungkan bagian luar dengan lorong, bila masuk lebih dalam akan dijumpai sebuah pintu yang bagian atasnya berbentuk lengkung. Gua Siluman juga memiliki areal taman dan kolam. Saat ini, di areal taman itu ditanam beragam tanaman hias sehingga areal ini tampak hijau. Tanaman hias itu tumbuh di pinggir dua buah kolam segi empat yang juga merupakan bagian dari bangunan pesanggrahan. Bagian pinggir dan dasar kedua kolam itu sebenarnya terbuat dari plesteran yang cukup bagus, namun sayang tak bisa dilihat karena airnya tak begitu bening.Pada sisi barat daya terdapat sebuah kolam air yang berbentuk lingkaran. Kolam itu dihiasi dengan arca burung Beri dengan paruhnya yang menonjol, bentuknya unik karena paruhnya berfungsi sebagai pancuran air. Tak jauh dari pintu yang menghubungkan ke ruangan paling timur terdapat sebuah sekat yang dihiasi ornamen-ornamen indah serupa motif kain batik.

Lokasi Pesanggrahan Goa Siluman ini terletak di Desa Wonocatur, Banguntapan, Bantul. Jaraknya hanya sekitar 15 km kearah timur Kota Yogyakarta, dan memakan waktu kurang lebih 20 menit.