Ketukan pintu terdengar tiga kali “Seville, buka pintunya dong? Ibu bawa makan siang buat kamu.” “Iya bu, sebentar,” Seville menjawab dari dalam kamar. Rantai diturunkan dan kunci diputar. Ibu Seville masuk dan meletakkan nampan makanan yang dibawanya diatas meja. Aroma dupa yang dipasang Seville sangat menusuk. Sejenak ia melihat ke sekeliling kamar putrinya tersebut. Seluruh dinding kama
Satu persatu mereka yang terlelap bangun saat itu. Mang Udan sudah terlebih dahulu pulang subuh hari. Sierra dan Lowry seperti biasa, tak banyak bicara dalam pagi mereka. Namun pagi ini tak seperti pagi biasanya. Setelah percakapan mereka malam tadi, ada hening yang memberat di antara kedua pemuda tersebut. Seakan memberikan tanda bahwa pikiran mereka sedang henyak oleh masalah yang tidak begitu jelas. Lowry membolak-balik sosis untuk roti sandwichnya di atas wajan dengan gelisah. Sierra hanya memilih diam berteman surat kabar dan sebuah mug putih berisikan teh panas.
Dan Kikan pun muncul juga akhirnya di ruangan tersebut, masih dengan menggunakan crutches-nya, matanya sembab, dan rambutnya awut-awutan. Sierra dan Lowry berpandangan, menyadari ada sesuatu yang tak beres. Lowry pun mengambil inisiatif.
"Loe kenapa? Kayak habis nangis?"
Kikan meletakkan crutches-nya di atas kursi yang tidak dipakai, sedang ia menarik satu kursi untuk ia duduki perlahan. Kedua tangannya memegang kepala, dengan telapak yang nyaris menutup kedua telinganya, kepalanya tertunduk ke meja dan matanya menatap dengan liar. Tetapi sekejap kemudian, ia agak terlihat bagai menjambak rambutnya dan menghirup nafas dalam-dalam.
"Dont worry about me. Im just fine", ucapnya.
"Obviously, it doesnt seem so". kata Sierra pelan.
Ditanggapi seperti itu, pandang Kikan menyorot tajam ke arah Sierra. Tidak ada secercah senyuman yang biasa tersulam di bibirnya. Hanya mata yang tak mampu menutupi hati.
Lowry pun cepat menyambar, "Kamu bisa cerita koq kalo ada yang bikin kamu kesal atau sedih."
"Ntar kali ya, sekarang Kikan lapar nih, itu kayanya enak tuh. Can I have some of that?"
"Sure, sure.."Lowry pun dengan cepat menawarkan satu porsi roti sosis yang sudah lebih dulu siap saji.
Dan Kikan pun menyantapnya dengan lahap.
Sierra nampak tak peduli dan kembali berkonsentrasi dengan surat kabarnya. Lowry menyelesaikan pekerjaannya dengan kompor dan wajan, dan mulai menikmati porsi dari sarapannya tersebut. Tak lama, Kikan mulai angkat bicara lagi.
"Kikan punya sebuah pertanyaan yang sudah cukup lama Kikan pendam, tapi Kikan nggak juga bisa dapat jawaban yang memuaskan. Mungkin diantara Kak Sierra dan Lowry, ada yang bisa membantu menjelaskan, itu akan sangat baik."
Sierra dan Lowry kembali berpandangan. Lalu mereka berdua mengangguk kecil, tanda mereka siap dengan pertanyaan dari gadis belia tersebut.
"Apa yang harus kita lakukan saat kita berada di persimpangan jalan? Arah yang mana yang harus kita ambil? Apakah arah yang sudah kita ambil itu merupakan suatu ketentuan yang sudah tetap bahkan sebelum kita mencapai persimpangan tersebut? Ataukah memang kita benar membuat suatu keputusan baru tatkala kita berada di persimpangan tersebut? Apakah kita memang benar mengubah takdir kita?"
Lowry hanya melongo dan satu kata saja yang terucap dari lisannya. "Fuck."
Sierra menggulung korannya menjadi sebuah pentungan kertas dan memukulkannya ke kepala Lowry dengan pelan. "Thats your answer?"
Yang dikeplak, si tubuh gempal, hanya mengangkat bahu. "I dont know what to say."
"Kalo kak Sierra, gimana? Do you have an answer for that question?"
Yang ditanya bukan anak kemarin sore. Sierra tahu benar, ada sesuatu dari pertanyaan ini, dan ia harus menjawabnya dengan hati-hati. Harus, karena pandang Kikan berubah bagai harimau yang paling liar yang siap memangsa dirinya.
Quote:Original Posted By fsuntoro► waaah bakal seru ni
ijin nenda gan...
sip gan, udah baca yang mana saja nih? Yang lagi jalan sekarang ada dua, KEMBARA HATI, baru lanjut lagi setelah cukup lama rehat, dan sekarang ane baru mau mulai WHAT IF THERE IS NO WAY TO LOVE YOU ...
I hope you enjoy my fiction. Have a nice reading. Updatenya paling 3 hari sekali gan.
ceritanyaaa bagussss
baru baca sampe yg mimpi-mimpi hujan, imajinasinyaaa jalan bangett
kokbisa sih gan nuangin imajinasi2 gitu ke dalam tulisan? soalnya menurut ane itu susah bangeettt -..- soalnya ane sering nglamin,punya imajinasi baguus tp giliran pas nulis cuman stuck setengah halaman doang gk bisa nuangin kedalam kata2nya
keep posting ya gan
-----
update
udah baca sampe abiiisss
arrgghhhh gan itu yg kembara hati kenapa gk dilanjutin??? kenapaa???? kenapa????
kentang banget ini gan, kentang
malah mulai cerita baru, abisin yang kembara hati dulu dong, pleaseeee. penasaran bgt nih ane
Quote:Original Posted By 120197► ceritanyaaa bagussss
baru baca sampe yg mimpi-mimpi hujan, imajinasinyaaa jalan bangett
kokbisa sih gan nuangin imajinasi2 gitu ke dalam tulisan? soalnya menurut ane itu susah bangeettt -..- soalnya ane sering nglamin,punya imajinasi baguus tp giliran pas nulis cuman stuck setengah halaman doang gk bisa nuangin kedalam kata2nya
keep posting ya gan
-----
update
udah baca sampe abiiisss
arrgghhhh gan itu yg kembara hati kenapa gk dilanjutin??? kenapaa???? kenapa????
kentang banget ini gan, kentang
malah mulai cerita baru, abisin yang kembara hati dulu dong, pleaseeee. penasaran bgt nih ane
alhamdulillah kalau ada yang seneng bacanya,
iya gan, kembara hati ceritanya rada 'berat' tapi masih lanjut koq, masih ongoing, dan yang baru juga sekalian...
masalahnya kalo nulis cerita begini buat ane waktu, waktu ane kemarin ga ada banget, karena sibuk sama kerjaan .. sementara tokoh-tokohnya juga ga bisa digampangin, kadang ane punya perasaan tokoh-tokoh ceritanya ngomelin ane kalo ane nulisnya sembarangan.
Kalo ane ngetik, biasanya cuma sempetin waktu tiga jam bengong di komputer dan ngetik sendiri, baca edit, baca edit, baca edit, sampe ga ada komplain dari diri sendiri, baru diposting, dan itu capeknyee ampun-ampunan..
rahan dan barma, itu sempat berhenti lama banget bertahun-tahun, thanks god akhirnya selesai. mungkin malam ini ada update gan, tapi ga usah ditungguin banget, hehehe. Thanks ya, keep mampir.
Sierra menghela napas dalam-dalam sebelum mulai menjawab pertanyaan Kikan.
"Ada tiga hal yang berbeda dalam setiap keputusan yang diambil, dan ada dua tipe kepribadian orang yang memberi makna bagi tiap keputusan. Keputusan yang diambil dengan mementingkan diri sendiri. Keputusan yang diambil dengan mementingkan orang lain. Keputusan yang diambil dengan memikirkan kepentingan diri sendiri dan orang lain. Dua tipe kepribadian adalah, orang yang percaya akan adanya kekuatan yang lebih besar dari dirinya. Dan, orang yang percaya bahwa tidak ada kekuatan yang lebih besar dari dirinya sendiri."
Lowry hanya termangu dengar semua penjelasan falsafah dari Sierra itu. Kikan di lain pihak, sedang berupaya keras agar tidak terpesona dengan kedewasaan Sierra, yang tak bisa ia pungkiri, itulah yang membuat ia sulit untuk menjauh dari Sierra.
"So?" kata Kikan.
"Persimpangan", kata Sierra melanjutkan, "adalah istilah yang orang pakai manakala ada keputusan yang penting yang harus diambil. Tentu, setiap keputusan adalah penting dengan sendirinya, tetapi ada keputusan-keputusan yang hanya dibuat sekali dalam hidup, dan ini lebih penting dibandingkan dengan keputusan yang harus diambil setiap hari dalam hidup."
Sierra berhenti sejenak meneguk tehnya.
"Adapun hidup, hidup adalah suatu perjalanan kolektif dari jutaan keputusan yang bergulir setiap detiknya. Maka, secara skala, keputusan yang diambil tiap orang hanyalah keputusan kecil, tetapi, secara hakikat, setiap keputusan adalah keputusan besar. Dengan cara inilah, semua kita manusia, dan seluruh mahluk hidup, terikat oleh takdir yang tak lain dan tak bukan adalah perwujudan nyata benturan antara keputusan kita dan jutaan keputusan lainnya. Kita menentukan arah hidup kita, hingga sejauh itu saja. Itulah yang dinamakan kenyataan, ada orang yang menerimanya, dan ada pula yang tidak."
Suasana di ruangan itu menjadi hening untuk beberapa saat. Masing-masing sibuk dengan jalan pikirannya sendiri. Mencoba mencerna arus liar ombak pemikiran yang dihantamkan dari papar Sierra.
"Jadi, apa yang sedang hendak kau putuskan?" ucap Sierra pelan.
Saat itu, samar-samar di benak Kikan, terlintas semua saat-saat indah yang telah dilaluinya dengan Sierra dan Lowry. Kenangan-kenangan yang sukar untuk ia benamkan begitu saja menyeruak kembali dengan cepat silih berganti satu persatu, dan arus pikiran inilah, yang kebermaknaannya diterakan oleh Coldplay dalam syair A Rush of Blood to The Head, yang menimbulkan seulas senyum di wajah Kikan. Senyum yang seketika disusul dengan menetesnya air mata di pipinya. Kikan yang belia, tak lagi mampu melepas pandang ke arah kedua wajah kakak-kakaknya itu. Ia hanya merunduk menatapi permukaan meja makan, dengan kedua tangannya saling memainkan jari-jemari karena gugup.
"Kita."
Pelan suara Kikan, nyaris tak terdengar. Namun, itu sudah cukup untuk membuat Lowry hendak beranjak dari tempat duduknya, dengan kegelisahan yang memuncak.
"Tetap di tempatmu," sergah Sierra kepada Lowry tanpa menatapnya. "Kau pun bagian dari ini." Lowry dengan wajah kesal, akhirnya duduk kembali.
"Kita. Aku dan ketergantunganku padamu. Kadang Kikan pikir, sejak adanya kak Sierra dan kak Lowry dalam hidup Kikan, Kikan tak lagi memikirkan tentang diri Kikan sendiri. Aku ga lagi merasa perlu menjalani hidup dengan sungguh-sungguh, karena bersama kamu aku bahagia, bersama Lowry aku terlindungi. Aku tak lagi mencari arti, karena hidup jauh lebih mudah bersama kamu, dan kukira itu akan selamanya ."
Gadis itu diam sejenak, dan lalu ia melanjutkan.
"Tapi, sekarang Kikan takut, Kikan gemetar, Kikan enggan, harus kembali mengarungi dunia mencari bahagia yang Kikan engga tau apa Kikan bakal dapat atau nggak. Aku takut, rasa itu ga akan sama. Bagi aku yang sekarang, bagi Kikan yang sekarang, hidup itu kamu."
"Sayang sekali, bagi kamu aku cuma plastik. Bye Kak Sierra, bye, kak Lowry," ucapnya seraya menatap Sierra sayu. "l love you no more."
Dan, Kikan pun beranjak dengan tergopoh-gopoh, menggunakan crutches-nya, meninggalkan ruangan tersebut. Lowry dan Sierra hanya diam di tempatnya masing-masing. Wajah mereka nampak masygul. Pandangan kosong terlempar ke hampa ruang. Perlahan terdengar bunyi pintu depan dibuka dan ditutup kembali.
Hari itu, tiga anak manusia saling berpisah jalan. Satu keputusan telah diambil, dan hidup terus berputar dengan misteri dan harapannya sendiri.
post diatas (break-upnya Kikan dan Sierra) terinspirasi oleh lirik lagu musisi muda Indonesia, Frau.
"MESIN PENENUN HUJAN"
by Frau (Leilani Hermiasih)
Merakit mesin penenun hujan
Hingga terjalin, terbentuk awan
Semua tentang kebalikan
Terlukis, tertulis, tergaris di wajahmu
Keputusan yang tak terputuskan
Ketika engkau telah tunjukkan
Semua tentang kebalikan
Kebalikan di antara kita
Kau sakiti aku, kau gerami aku,
Kau sakiti, gerami, kau benci aku
Tetapi esok nanti kau akan tersadar
Kau temukan seorang lain yang lebih baik
Dan aku kan hilang, ku kan jadi hujan
Tapi takkan lama, ku kan jadi awan
Merakit mesin penenun hujan
Ketika engkau telah tunjukkan
Semua tentang kebalikan
Kebalikan di antara kita
Quote:Original Posted By rahan► alhamdulillah kalau ada yang seneng bacanya,
iya gan, kembara hati ceritanya rada 'berat' tapi masih lanjut koq, masih ongoing, dan yang baru juga sekalian...
masalahnya kalo nulis cerita begini buat ane waktu, waktu ane kemarin ga ada banget, karena sibuk sama kerjaan .. sementara tokoh-tokohnya juga ga bisa digampangin, kadang ane punya perasaan tokoh-tokoh ceritanya ngomelin ane kalo ane nulisnya sembarangan.
Kalo ane ngetik, biasanya cuma sempetin waktu tiga jam bengong di komputer dan ngetik sendiri, baca edit, baca edit, baca edit, sampe ga ada komplain dari diri sendiri, baru diposting, dan itu capeknyee ampun-ampunan..
rahan dan barma, itu sempat berhenti lama banget bertahun-tahun, thanks god akhirnya selesai. mungkin malam ini ada update gan, tapi ga usah ditungguin banget, hehehe. Thanks ya, keep mampir.
iya, ane juga tau kok, malah cerita agan rata2 rada 'berat' semua yg diluar pintu aja ane harus baca berkalikali baru nyampe ke otak
wahh bisa ngerasa dimarahin sama karakternya, keren aja gan kayaknya bisa bikin novel nih, kirim ke penerbit aja haha ane untuk ngetik cerita bisa tapi ya gitu bahasa bener2 bahasa cerita ke orang susah bikin penggambaran2 sm bikin pendalaman tokohnya pdhl diotak udh ada bayangan gini gitu blabla tapi balik lagi ya itu susah nuangin ke dalam tulisan
----------
untuk update kembara hati ternyata si kikan dewasa juga ya ngambil keputusan gitu ane kira dia bakal pura2 gk tau kalo sebenernya sierra fake saking gak maunya sierra pergi dr hidup dia (sinetron bgt ya pikiran ane ) berarti sekarang tinggal nunggu reine sm sierra ketemu ya eh tapi ane jg penasaran sm cerita max soalnya masalah dia dicerita ini termasuk masalah yg cukup berat juga dibandingin tokoh2 lain (imo)
Semua laporan yang masuk akan kami proses dalam 1-7 hari kerja. Kami mencatat IP pelapor untuk alasan keamanan. Barang siapa memberikan laporan palsu akan dikenakan sanksi banned.