TS
ivrythe
[Official Thread]||Stanley Kubricks Fan
Stanley Kubrick
(26 Juli 1928 - 7 Maret 1999)
(26 Juli 1928 - 7 Maret 1999)
Quote:
Stanley Kubrick(lahir di Manhattan, New York City, New York, Amerika Serikat, 26 Juli 1928 meninggal di Harpenden, Hertfordshire, Inggris, Britania Raya, 7 Maret 1999 pada umur 70 tahun) adalah sutradara asal Amerika Serikat. Ia dikenal sebagai salah seorang sutradara paling berpengaruh karena menghasilkan film-film yang dianggap sebagai klasik.
Kubrick dilahirkan di Bronx, New York dari keluarga Jacques dan Gertrude Kubrick. Ayahnya adalah seorang dokter yang cukup berhasil dan memiliki hobi fotografi. Stanley Kubrick kemudian juga ikut tertarik dan mulai bereksperimen dengan berbagai jenis kamera.
Ketika ia masih sekolah di high school, suatu pagi ia pergi sekolah dan melewati sebuah kios surat kabar. Malam sebelumnya presiden Amerika Franklin D. Roosevelt telah meninggal dunia dan semua headline memuat fotonya. Perhatian Kubrick terpaut pada wajah seorang penjual koran yang kelihatan sangat sedih karena kematian Roosevelt. Ia memotret gambar ini dan langsung pulang ke rumah (tanpa pergi ke sekolah) untuk mengolah foto itu, yang lantas dikirimnya ke majalah Look. Hal ini menjadi awal kariernya yang pertama sebagai fotografer majalah Look dari tahun 1946 sampai 1951.
Ia juga kemudian menjadi tertarik untuk membuat film, dan sebagai tema pertama ia memilih sebuah pertandingan tinju antara Walter Cartier dan Bobby James. Film ini berjudul Day Of The Fight dan panjangnya 16 menit.
Setelah film ini Kubrick keluar dari pekerjaannya di majalah Look dan membuat film dokumentasi berikutnya yang berjudul The Flying Padre mengenai seorang pendeta di daerah pedesaan di New Mexico yang harus terbang dengan pesawat untuk mengunjungi gereja-gereja di daerah itu yang berjarak jauh satu sama lain. Film Kubrick berikutnya adalah The Seafarers, kali ini berwarna, dan merupakan film promosi untuk The Seafarers' International Union. Selain itu ia juga menyutradarai beberapa film pendek yang sudah hilang saat ini.
Mulai dengan film Fear and Desire di tahun 1953, Kubrick hanya membuat film panjang dengan tema fiksi. Film di atas menceritakan sekelompok prajurit yang terperangkap di belakang garis musuh. Walaupun film ini disukai oleh banyak kritikus pada saat itu, Kubrick di kemudian hari menyatakan sangat tidak puas dan bahkan melarang pemutarannya di berbagai kesempatan.
Killer's Kiss, film Kubrick berikutnya, menceritakan tentang seorang petinju yang terlibat dalam organisasi kriminal. Bagian akhir film ini memperlihatkan instinkt fotografer dalam Stanley Kubrick, di mana adegannya berlatar belakang sebuah gudang yang penuh dengan manekin dan tembak-menembak kemudian terjadi dan kedua tokoh yang terlibat bersembunyi di belakang boneka-boneka tersebut.
Produser James B. Harris yang terkesan akan kemampuan Kubrick kemudian menawarkan untuk membiayai film-filmnya. Mereka membentuk Harris-Kubrick Productions dan mulai mencari material yang bagus untuk difilmkan. Harris membeli hak untuk mengadaptasi novel Clean Break karya Lionel White yang menceritakan tentang perampokan sebuah track balap kuda. Film ini berjudul The Killing dan dibintangi Sterling Hayden.
Setelah film ini bintang Kubrick makin bersinar. Proyek selanjutnya adalah adaptasi novel Humphrey Cobb yang berjudul Paths of Glory. Kali ini mereka mendapatkan seorang bintang besar Kirk Douglas sebagai bintang utama, dan hasilnya meledak menjadi sukses komersil dan kritik.
Douglas yang merasa puas akan kinerja Kubrick kemudian memintanya untuk menyutradarai film Spartacus (1960). Film ini adalah epos mengenai seorang budak di zaman Romawi yang kemudian memimpin pemberontakan melawan pemerintah tapi ditangkap dan dihukum mati. Selain Douglas dalam film ini Kubrick juga mendapat kesempatan untuk bekerja dengan bintang-bintang top seperti Laurence Olivier, Jean Simmons, Charles Laughton dan Peter Ustinov.
Tapi Kubrick sendiri merasa frustasi selama menyutradarai film ini karena ia tidak dapat mengambil keputusan sendiri, melainkan segalanya harus mendapat persetujuan Douglas sebagai produser. Akhirnya Kubrick mengambil keputusan bahwa mulai saat itu ia tidak akan lagi membuat film kecuali ia dapat menjadi pemimpin proyek dan mengambil semua keputusan secara mandiri.
Film-film yang ia buat sejak saat ini (mulai dari Lolita sampai Eyes Wide Shut) dianggap oleh Kubrick sendiri dan masyarakat banyak sebagai body of work Kubrick yang sesungguhnya. Masing-masing film memiliki tema dan aliran yang sangat berbeda, mulai dari sains fiksi seperti 2001: A Space Odyssey sampai horror seperti The Shining dan film perang seperti Full Metal Jacket.
Lolita (1962) adalah film yang didasarkan atas novel karya Vladimir Nabokov dan Nabokov juga membantu dalam penulisan skript. Film ini sangat kontroversial pada saat itu karena menceritakan tentang seorang pria tengah baya yang terlibat asmara dengan anak angkatnya yang berusia sekolah. Dalam film ini juga Kubrick bertemu dengan komedian Peter Sellers yang akan memainkan tiga peran yang berbeda dalam film selanjutnya Dr. Strangelove or: How I Learned to Stop Worrying and Love the Bomb (1964).
Proses pembuatan film ini berawal dari novel Red Alert karya Peter George. Ketika mencoba untuk menulis skript berdasarkan novel serius ini, Kubrick merasa bahwa ide mengenai seorang jendral Amerika yang menjadi gila dan mencoba untuk membom Uni Sovyet dengan senjata nuklir sangat absurd dan lucu. Akhirnya ia mengembangkan film ini menjadi komedi satir atau komedi hitam.
Lima tahun dibutuhkan Kubrick untuk mempersiapkan film selanjutnya, 2001: A Space Odyssey (1968), yang menjadi tonggak dalam sejarah film karena inovasi teknisnya dalam bidang efek visual (film ini memenangkan piala Oscar dalam kategori "Visual Efek Terbaik"). Untuk film ini Kubrick bekerja sama dengan Arthur C. Clarke, yang cerita pendeknya The Sentinel menginspirasi film tersebut.
Berikutnya adalah film A Clockwork Orange (1971) yang didasarkan pada novel berjudul sama karya Anthony Burgess tentang seorang narapidana yang menjalani terapi untuk menghilangkan kecenderungan kriminalnya. Film ini juga menjadi kontroversial karena mengandung banyak adegan kekerasan. Kubrick sendiri akhirnya menarik film ini dari peredaran ketika ia menerima ancaman mati untuk dirinya dan keluarganya.
Sayangnya, film Barry Lyndon (1975) yang merupakan adaptasi dari novel The Luck Of Barry Lyndon karya William Makepeace Thackeray kurang berhasil ketika dirilis di pasar. Banyak orang merasa film ini sangat lambat dan monoton; walaupun kaum teknisi terkagum-kagum karena inovasi Kubrick yang menggunakan lensa Zeiss yang dikembangkan untuk NASA, yang memungkinkannya untuk merekam suatu adegan dengan hanya bantuan sinar lilin. Gaya visual film ini sangat dipengaruhi oleh lukisan-lukisan lama dari abad ke-18.
Setelah ini Kubrick menjadi semakin jarang membuat film. Ia mendedikasikan waktu di antara membuat film untuk riset dan penelitian yang mendalam untuk proyek selanjutnya. Kepribadiannya yang menurut banyak orang perfeksionis menuntut segala perhatian akan detail dan aspek teknis. Walaupun demikian namanya tidak hilang di mata publik dan film-filmnya selalu ditunggu dengan antusias.
The Shining, novel karya Stephen King dirasa Kubrick akan menjadi sukses komersil, terutama setelah kegagalan Barry Lyndon secara komersial. Ia bekerja dengan Jack Nicholson dan Shelley Duvall di film ini. Kubrick juga merasa bahwa ia ingin membuat satu film perang lagi, karena ia merasa bahwa Paths Of Glory adalah film anti perang, dan kali ini ia hanya ingin melaporkan "apa adanya" hal-hal yang terjadi dalam perang Vietnam. Hasilnya adalah Full Metal Jacket (1987) yang dibintangi antara lain Vincent D'Onofrio dan Matthew Modine.
Salah satu tema yang selalu menarik perhatian Kubrick adalah kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence. Cerpen "Supertoys Last All Summer Long" karya Brian Aldiss menjadi dasar untuk proyek film selanjutnya, tapi pada saat yang bersamaan teknologi komputer berkembang sangat pesat dan Kubrick merasa lebih baik jika ia menunggu beberapa tahun sehingga ia dapat memanfaatkan komputer untuk efek visual secara maksimal.
Ia lantas mengalihkan perhatiannya kepada buku Traumnovelle dari Arthur Schnitzler yang diolahnya menjadi film Eyes Wide Shut. Menceritakan tentang pasangan suami-istri yang sedang mengalami masalah rumah tangga, film ini dibintangi Tom Cruise dan Nicole Kidman (yang saat itu masih menikah).
Hanya beberapa hari setelah menyelesaikan film ini, Kubrick menutup mata untuk terakhir kalinya. Meninggalnya tokoh perfilman ini karena serangan jantung mengejutkan banyak kalangan karena ia tidak dikenal memiliki penyakit yang serius. Jenazahnya dimakamkan di Childwickbury Manor, Hertfordshire, Inggris, tempat tinggalnya selama 30 terakhir hidupnya.
Kubrick dilahirkan di Bronx, New York dari keluarga Jacques dan Gertrude Kubrick. Ayahnya adalah seorang dokter yang cukup berhasil dan memiliki hobi fotografi. Stanley Kubrick kemudian juga ikut tertarik dan mulai bereksperimen dengan berbagai jenis kamera.
Ketika ia masih sekolah di high school, suatu pagi ia pergi sekolah dan melewati sebuah kios surat kabar. Malam sebelumnya presiden Amerika Franklin D. Roosevelt telah meninggal dunia dan semua headline memuat fotonya. Perhatian Kubrick terpaut pada wajah seorang penjual koran yang kelihatan sangat sedih karena kematian Roosevelt. Ia memotret gambar ini dan langsung pulang ke rumah (tanpa pergi ke sekolah) untuk mengolah foto itu, yang lantas dikirimnya ke majalah Look. Hal ini menjadi awal kariernya yang pertama sebagai fotografer majalah Look dari tahun 1946 sampai 1951.
Ia juga kemudian menjadi tertarik untuk membuat film, dan sebagai tema pertama ia memilih sebuah pertandingan tinju antara Walter Cartier dan Bobby James. Film ini berjudul Day Of The Fight dan panjangnya 16 menit.
Setelah film ini Kubrick keluar dari pekerjaannya di majalah Look dan membuat film dokumentasi berikutnya yang berjudul The Flying Padre mengenai seorang pendeta di daerah pedesaan di New Mexico yang harus terbang dengan pesawat untuk mengunjungi gereja-gereja di daerah itu yang berjarak jauh satu sama lain. Film Kubrick berikutnya adalah The Seafarers, kali ini berwarna, dan merupakan film promosi untuk The Seafarers' International Union. Selain itu ia juga menyutradarai beberapa film pendek yang sudah hilang saat ini.
Mulai dengan film Fear and Desire di tahun 1953, Kubrick hanya membuat film panjang dengan tema fiksi. Film di atas menceritakan sekelompok prajurit yang terperangkap di belakang garis musuh. Walaupun film ini disukai oleh banyak kritikus pada saat itu, Kubrick di kemudian hari menyatakan sangat tidak puas dan bahkan melarang pemutarannya di berbagai kesempatan.
Killer's Kiss, film Kubrick berikutnya, menceritakan tentang seorang petinju yang terlibat dalam organisasi kriminal. Bagian akhir film ini memperlihatkan instinkt fotografer dalam Stanley Kubrick, di mana adegannya berlatar belakang sebuah gudang yang penuh dengan manekin dan tembak-menembak kemudian terjadi dan kedua tokoh yang terlibat bersembunyi di belakang boneka-boneka tersebut.
Produser James B. Harris yang terkesan akan kemampuan Kubrick kemudian menawarkan untuk membiayai film-filmnya. Mereka membentuk Harris-Kubrick Productions dan mulai mencari material yang bagus untuk difilmkan. Harris membeli hak untuk mengadaptasi novel Clean Break karya Lionel White yang menceritakan tentang perampokan sebuah track balap kuda. Film ini berjudul The Killing dan dibintangi Sterling Hayden.
Setelah film ini bintang Kubrick makin bersinar. Proyek selanjutnya adalah adaptasi novel Humphrey Cobb yang berjudul Paths of Glory. Kali ini mereka mendapatkan seorang bintang besar Kirk Douglas sebagai bintang utama, dan hasilnya meledak menjadi sukses komersil dan kritik.
Douglas yang merasa puas akan kinerja Kubrick kemudian memintanya untuk menyutradarai film Spartacus (1960). Film ini adalah epos mengenai seorang budak di zaman Romawi yang kemudian memimpin pemberontakan melawan pemerintah tapi ditangkap dan dihukum mati. Selain Douglas dalam film ini Kubrick juga mendapat kesempatan untuk bekerja dengan bintang-bintang top seperti Laurence Olivier, Jean Simmons, Charles Laughton dan Peter Ustinov.
Tapi Kubrick sendiri merasa frustasi selama menyutradarai film ini karena ia tidak dapat mengambil keputusan sendiri, melainkan segalanya harus mendapat persetujuan Douglas sebagai produser. Akhirnya Kubrick mengambil keputusan bahwa mulai saat itu ia tidak akan lagi membuat film kecuali ia dapat menjadi pemimpin proyek dan mengambil semua keputusan secara mandiri.
Film-film yang ia buat sejak saat ini (mulai dari Lolita sampai Eyes Wide Shut) dianggap oleh Kubrick sendiri dan masyarakat banyak sebagai body of work Kubrick yang sesungguhnya. Masing-masing film memiliki tema dan aliran yang sangat berbeda, mulai dari sains fiksi seperti 2001: A Space Odyssey sampai horror seperti The Shining dan film perang seperti Full Metal Jacket.
Lolita (1962) adalah film yang didasarkan atas novel karya Vladimir Nabokov dan Nabokov juga membantu dalam penulisan skript. Film ini sangat kontroversial pada saat itu karena menceritakan tentang seorang pria tengah baya yang terlibat asmara dengan anak angkatnya yang berusia sekolah. Dalam film ini juga Kubrick bertemu dengan komedian Peter Sellers yang akan memainkan tiga peran yang berbeda dalam film selanjutnya Dr. Strangelove or: How I Learned to Stop Worrying and Love the Bomb (1964).
Proses pembuatan film ini berawal dari novel Red Alert karya Peter George. Ketika mencoba untuk menulis skript berdasarkan novel serius ini, Kubrick merasa bahwa ide mengenai seorang jendral Amerika yang menjadi gila dan mencoba untuk membom Uni Sovyet dengan senjata nuklir sangat absurd dan lucu. Akhirnya ia mengembangkan film ini menjadi komedi satir atau komedi hitam.
Lima tahun dibutuhkan Kubrick untuk mempersiapkan film selanjutnya, 2001: A Space Odyssey (1968), yang menjadi tonggak dalam sejarah film karena inovasi teknisnya dalam bidang efek visual (film ini memenangkan piala Oscar dalam kategori "Visual Efek Terbaik"). Untuk film ini Kubrick bekerja sama dengan Arthur C. Clarke, yang cerita pendeknya The Sentinel menginspirasi film tersebut.
Berikutnya adalah film A Clockwork Orange (1971) yang didasarkan pada novel berjudul sama karya Anthony Burgess tentang seorang narapidana yang menjalani terapi untuk menghilangkan kecenderungan kriminalnya. Film ini juga menjadi kontroversial karena mengandung banyak adegan kekerasan. Kubrick sendiri akhirnya menarik film ini dari peredaran ketika ia menerima ancaman mati untuk dirinya dan keluarganya.
Sayangnya, film Barry Lyndon (1975) yang merupakan adaptasi dari novel The Luck Of Barry Lyndon karya William Makepeace Thackeray kurang berhasil ketika dirilis di pasar. Banyak orang merasa film ini sangat lambat dan monoton; walaupun kaum teknisi terkagum-kagum karena inovasi Kubrick yang menggunakan lensa Zeiss yang dikembangkan untuk NASA, yang memungkinkannya untuk merekam suatu adegan dengan hanya bantuan sinar lilin. Gaya visual film ini sangat dipengaruhi oleh lukisan-lukisan lama dari abad ke-18.
Setelah ini Kubrick menjadi semakin jarang membuat film. Ia mendedikasikan waktu di antara membuat film untuk riset dan penelitian yang mendalam untuk proyek selanjutnya. Kepribadiannya yang menurut banyak orang perfeksionis menuntut segala perhatian akan detail dan aspek teknis. Walaupun demikian namanya tidak hilang di mata publik dan film-filmnya selalu ditunggu dengan antusias.
The Shining, novel karya Stephen King dirasa Kubrick akan menjadi sukses komersil, terutama setelah kegagalan Barry Lyndon secara komersial. Ia bekerja dengan Jack Nicholson dan Shelley Duvall di film ini. Kubrick juga merasa bahwa ia ingin membuat satu film perang lagi, karena ia merasa bahwa Paths Of Glory adalah film anti perang, dan kali ini ia hanya ingin melaporkan "apa adanya" hal-hal yang terjadi dalam perang Vietnam. Hasilnya adalah Full Metal Jacket (1987) yang dibintangi antara lain Vincent D'Onofrio dan Matthew Modine.
Salah satu tema yang selalu menarik perhatian Kubrick adalah kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence. Cerpen "Supertoys Last All Summer Long" karya Brian Aldiss menjadi dasar untuk proyek film selanjutnya, tapi pada saat yang bersamaan teknologi komputer berkembang sangat pesat dan Kubrick merasa lebih baik jika ia menunggu beberapa tahun sehingga ia dapat memanfaatkan komputer untuk efek visual secara maksimal.
Ia lantas mengalihkan perhatiannya kepada buku Traumnovelle dari Arthur Schnitzler yang diolahnya menjadi film Eyes Wide Shut. Menceritakan tentang pasangan suami-istri yang sedang mengalami masalah rumah tangga, film ini dibintangi Tom Cruise dan Nicole Kidman (yang saat itu masih menikah).
Hanya beberapa hari setelah menyelesaikan film ini, Kubrick menutup mata untuk terakhir kalinya. Meninggalnya tokoh perfilman ini karena serangan jantung mengejutkan banyak kalangan karena ia tidak dikenal memiliki penyakit yang serius. Jenazahnya dimakamkan di Childwickbury Manor, Hertfordshire, Inggris, tempat tinggalnya selama 30 terakhir hidupnya.
Spoiler for His Movies:
Quote:
Filmografi
Day of the Fight (1951)
Flying Padre (1951)
The Seafarers (1953)
Fear and Desire (1953)
Killer's Kiss (1955)
The Killing (1956)
Paths of Glory (1957)
Spartacus (1960)
Lolita (1962)
Dr. Strangelove or: How I Learned to Stop Worrying and Love the Bomb (1964)
2001: A Space Odyssey (1968)
A Clockwork Orange (1971)
Barry Lyndon (1975)
The Shining (1980)
Full Metal Jacket (1987)
Eyes Wide Shut (1999)
Spoiler for sumber:
almondLy memberi reputasi
1
25.7K
Kutip
218
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Movies
20.1KThread•21.5KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya