TS
sambal belacans
R3 - Sub. Regional BENGKALIS
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Quote:
Asal Usul Nama Bengkalis.
Pada abad ke-15 kerajaan Gasib merupakan kerajaan melayu yang sangat berpengaruh dipesisir timur Sumatera. Pada tahun 1459-1477 kerajaan Malaka disemenanjung Malaya berhasil menaklukkan sepenuhnya kerajaan Gasib pada zaman pemerintahan Sultan Mansyur Syah. Raja Gasib yang bernama Megat Kudu yang dikala itu masih belum memeluk agama islam, dibawah pemerintahan otoritas Kerajaan Malaka, maka diislamkan oleh Sultan Malaka serta diberi gelar Sultan Ibrahim. Belia diangkat menjadi wakil Sultan Malaka pada kerajaan Gasib, yang kemudian menjadi pusat perkembangan agama islam terbesar pada saat itu.
Syahdan, ada seorang sultan dari tanah Melayu yang baru kembali dari Kerajaan Johor, bernama Tuan Bujang atau lebih dipanggil Raja Kecil dengan gelar Sultan Abdul Jalil Rahmatsyah, beliau melarikan diri dari Semenanjung Malaya pada tahun 1722 dan singgah disebuah pulau kecil dibibir Selat Malaka. Kedatangan beliau ini dikarenakan kegagalannya merebut kembali kerajaan Johor setelah melalui pertempuran yang hebat, hal tersebut dikarenakan tidak diakuinya sebagai Sultan yang berkuasa pada saat itu, sehingga memaksanya terusir kepengasingan.
Kepada para pengikutnya yang setia, Sultan Abdul Jalil Rahmatsyah mengungkapkan perasaannya yang sangat kecewa, dikarenakan adanya pengkhianatan orang dalam sampai diusir sehingga membuat hatinya mengkal karena tidak diakui sebagai Sultan Kerajaan Johor yang sah, akan tetapi ia tetap berjiwa besar dan kalis menerima kenyataan pahit ini.
Kata-kata mengkal didalam kamus bahasa melayu diartikan sedih, atau berduka, sedangkan kata kalismemiliki makna arti kesabaran, ketabahan dan tahan terhadap segala ujian . Kata-kata inilah yang sering didengung-dengungkan untuk menggambarkan kesedihan Sultan Abdul Jalil Rahmatsyah, sehingga dua kata terpatri dan terus diingat oleh pengikut dan pegawal terdekatnya, yang merupakan sebuah ungkapan yang sarat akan makna, sehingga kata mengkal dan kalis ini menjadi buah bibir masyarakat setempat yang mendiami sebuah pulau dimana sebagai tempat pengasingan, sehingga lambat laut pulau kecil itu disebut menjadi Pulau Mengkalis.
Kedatangan Sultan Abdul Jalil Rahmatsyah, disambut oleh pemuka masyarakat setempat yaitu: Batin (Ketua Adat/Panglima) Merbau, Batin Selat Tebing Tinggi dan sejumlah Batin lainnya, dimana beliau ada saat itu mendapat kehormatan dan dukungan serta pengakuan, karena pada dasarnya penduduk Pulau Mengkalis, meyakini bahwa Sultan Abdul Jalil Rahmatsyah atau Tuan Bujang atau Raja Kecil, sesungguhnya adalah seorang Sultan pewaris kerajaan Johor yang sebenarnya, dimana mendapatkan penggulingan kekuasaan (kudeta), fitnah serta perlakuan yang semena-mena sehingga diusir dari tanah kelahirannya disemenanjung Malaya.
Para Batin dipulau dimana Sultan diusir, mengusulkan agar Sultan Abdul Jalil Rahmatsyah mendirikan kerajaan di Pulau Mengkalis. Akan tetapi melalui musyawarah Raja Kecil dengan Datuk Laksamana Bukit Batu yang begitu kesohor dengan julukan Datuk Laksamana Raja Dilaut didampingi Datuk Lima Puluh, Datuk Kampar, Datuk Pesisir dan Datuk Tanah Datar berhasil membuat kesepakatan (konsensus) bahwa pusat kerajaan baru yang nanti akan dibentuk tidak berada di Pulau Mengkalis, akan tetapi didekat Sabak Aur dipinggir Sungai Buatan yang akhirnya didirikan sekitar tahun 1723.
Berdirinya kerajaan baru ini, memperlihatkan berkembang sangat pesat dan lambat laun menjadi kerajaan besar dengan nama Siak Sri Indrapura yang menguasai daratan, pesisir sampai pada perbatasan Aceh diutara disepanjang Pulau Sumatera.
Sedangkan Pulau Mengkalis yang tidak dijadikan pusat kerajaan, digunakan sebagai pulau transit, serta markas besar komando pengawalan kapal-kapal niaga maupun kapal perang yang keluar masuk dari atau ke Sungai Siak, Selat Bengkalis, Bukit Batu sampai rute ke Selat Malaka dan Johor oleh pasukan Kerajaan Siak Sri Indrapura.
Keberadaan Pulau Mengkalis ini sangat vital, merupakan benteng pertahanan terdepan (front line) yang berhadapan dengan kekuatan kerajaan Malaya, pulau sebagai tempat gudang persenjataan dan bahan logistik yang disuplai kepada armada laut, terutama mendukung pada gejolak perang besar penaklukkan Kerajaan Malaka oleh Bangsa penjajah Protugis.
Tanpa terasa masyarakat yang dulunya mengenal sebutan pulau ini menjadi dengan nama : Pulau Mengkalis, akan tetapi seiring pergantian zaman, serta pergantian regenerasi dan pengucapan lafal oleh penduduk setempat, maka kata Pulau Mengkalis berubah menjadi Pulau Bengkalis yang sampai saat ini masih melekat dengan sebuah pulau yang penuh harapan dan penghidupan.
Sumber: disadur/dikutip oleh TS dari Majalah Budaya Melayu No. 01 Th.1-2008 Hal. 64-66
Spoiler for Visi dan Misi Kabupaten Bengkalis:
-VISI DAN MISI KABUPATEN BENGKALIS -
Visi :
"TERCAPAINYA MASYARAKAT YANG UNGGUL, SEJAHTERA, MANDIRI DAN
BERTAQWA MELALUI PERWUJUDAN KABUPATEN BENGKALIS SEBAGAI
SALAH SATU DAERAH OTONOM TERBAIK DI INDONESIA TAHUN 2015"
Misi :
Meningkatkan kualitas SDM melalui pembangunan sektor pendidikan, kesehatan, kebudayaan, kependudukan dan ketenagakerjaan.
Menanggulangi kemiskinan melalui pemberdayaan ekonomi kerakyatan, perekonomian perdesaan serta kelompok masyarakat minoritas dan terpinggirkan.
Mengembangkan perekonomian daerah dan masyarakat melalui peningkatan investasi dan UKM dengan memanfaatkan kekayaan sumber daya alam yang terbarukan.
Meningkatkan infrastruktur daerah melalui peningkatan prasarana jalan, jembatan, pelabuhan, energi listrik, pengelolaan sumber daya air, pengelolaan lingkungan, penataan ruang dan perumahan.
Mengimplementasikan desentralisasi politik, keuangan dan administrasi dalam sistem pemerintahan daerah melalui pelaksanaan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).
FALSAFAH NEGERI JUNJUNGAN
Negeri junjungan dipandang dari dimensi psikologi mengandung arti menghormati, memuliakan serta amat menghargai pesan yang bersifat kemanusiaan, nilai-nilai moral dan spiritual. Dengan kata lain setiap individu masyarakat Bengkalis menghargai dan menjunjung tinggi negerinya sebagai tempat tumpah darah kelahirannya.
Dipandang dari dimensi kultural, Bengkalis layak disebut sebagai Negeri Junjungan karena bahasa Melayu yang digunakan merupakan basis bahasa nasional, bahkan digunakan seluruh wilayah nusantara. Begitu pula dilihat dari kekayaan sumber daya alam yang dimiliki Bengkalis terutama minyak bumi yang mampu menyumbangkan kesejahteraan masyarakat Indonesia secara umum. Dengan kelebihan yang dimilikinya, Bengkalis bukan saja Negeri Junjungan bagi masyarakat bahkan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Spoiler for Arti Lambang:
Berdasarkan Peraturan daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Bengkalis Nomor 16 tahun 1989 tentang Lambang Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Bengkalis, yaitu :
Bentuk Dan Pembagian Lambang
Lambang Daerah berbentuk Perisai yang terdiri dari lima bagian, yaitu :
Rotan yang melingkar seluruh Lambang dengan jumlah ruas 17;
Perahu layar dengan layar terkembang dan laut yang bergelombang lima;
Pohon Rumbia dengan 4 pelepah, dan
Pohon Para dengan 4 helai daun, sehingga berjumlah 8;
Ikan Terubuk dengan jumlah sisik 45.
Warna Utama yang dipakai adalah Hijau Muda disamping menggunakan warna
kuning, putih, biru tua dan hitam, Pemberian warna lambang, yaitu :
Rotan yang melingkari seluruh Lambang adalah warna kuning;
Perahu layar dengan layar terkembang dan laut yang bergelombang lima adalah
warna putih;
Pohon rumbia dengan 4 pelepah, dan
Pohon Para dengan 4 helai daun, adalah warna biru tua;
Ikan Terubuk adalah warna kuning.
Arti Lambang
Rotan melingkar yang berjumlah 17 ruas mengingatkan tanggal Proklamasi, dan melambangkan Persatuan dan Kesatuan Penduduk Daerah;
Perahu layar dengan layar terkembang melambangkan sarana utama perhubungan dan pengambilan hasil laut, berarti lambing wilayah perairan yang terdiri dari pada laut dan sungai, serta gelombang lima lapis melambangkan Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia;
Pohon Rumbia dan Pohon Para masing-masing terdiri dari 4 pelepah dan 4 helai daun sehingga berjumlah 8, mengingatkan pada bulan Proklamasi, dan melambangkan kesuburan tanah sebagai penghasil pangan yang potensial, berarti lambang ketahanan pangan dimasa sulit, dan melambangkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, dan untuk hubungan perdagangan ke luar Daerah;
Ikan Terubuk dengan jumlah sisik 45, mengingatkan tahun Proklamasi, dan melambangkan wilayah perairan penghasilan ikan berarti lambang hasil laut yang potensial.
0
43.3K
Kutip
1.7K
Balasan
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Riau Raya
932Thread•326Anggota
Urutkan
Terlama
Thread Digembok