Kaskus

Hobby

suhu_omtatokAvatar border
TS
suhu_omtatok
## [Budaya]:"Rumpun B A T A K"##
Di Provinsi Sumatera Utara ada beberapa etnis asli, yaitu Melayu, Batak Toba, Mandailing, Simalungun, Karo, Pakpak-Dairi, Melayu Pesisir Barat, Siladang dan Nias.

Batak adalah rumpun bangsa yang sering disebut untuk menamakan Batak Toba, Mandailing-Angkola, Simalungun, Karo ataupun Pakpak-Dairi. Walau sebenarnya Cuma orang Batak Toba (termasuk Habinsaran, Silindung, Humbang, Uluan, dan Samosir), saja yang amat berkenan disebut Batak, dewasa ini.

Berikut ini pandangan dan penafsiran tentang arti “Batak” berdasarkan sudut pandang penulis akademis dan penulis asing, termasuk etimologi, konteks sejarah, dan perspektif budaya:

1. Arti “Batak” Menurut Penulis Akademis

Para penulis akademis umumnya melihat istilah “Batak” sebagai konstruksi etnis yang muncul karena interaksi antara kelompok masyarakat di pedalaman Sumatera Utara dan dunia luar.

a. Konteks Etimologis
• Beberapa ahli menduga bahwa kata “Batak” berasal dari istilah luar yang digunakan oleh orang pesisir Melayu untuk menyebut kelompok masyarakat di pedalaman Sumatera Utara. Dalam hal ini, istilah “Batak” memiliki konotasi sebagai masyarakat yang tinggal di daerah pedalaman atau terisolasi.
• Koentjaraningrat (antropolog Indonesia) mengemukakan bahwa istilah “Batak” awalnya bukanlah identitas yang digunakan oleh masyarakat itu sendiri. Penduduk setempat lebih cenderung menyebut diri mereka berdasarkan marga atau wilayah, seperti Toba, Karo, Simalungun, Mandailing, Angkola, atau Pakpak.

b. Perspektif Sejarah dan Budaya
• Menurut Anthony Reid, seorang sejarawan Asia Tenggara, istilah “Batak” mulai digunakan secara lebih luas oleh pedagang asing (seperti pedagang India dan Arab) yang berinteraksi dengan penduduk pesisir Melayu. Istilah ini menjadi penanda budaya bagi masyarakat non-Melayu di pedalaman Sumatera Utara.
• Secara internal, masyarakat Batak mengadopsi istilah ini seiring dengan pengaruh kolonialisme dan misionaris, terutama ketika pembagian identitas etnis diatur oleh Belanda.

c. Dalam Antropologi Lokal
• Beberapa akademisi lokal menekankan bahwa “Batak” merujuk pada masyarakat dengan tradisi adat patrilineal yang kuat, berbasis marga, dan menganut sistem filosofis Dalihan Na Tolu. Dalam konteks ini, “Batak” juga mencerminkan identitas budaya, termasuk seni, musik, tenun ulos, dan upacara adat.

2. Arti “Batak” Menurut Penulis Asing

Penulis asing sering kali melihat istilah “Batak” dari perspektif kolonial, orientalis, atau etnografis. Berikut adalah beberapa pandangan utama:

a. Konotasi Stereotip
• Pada masa kolonial, istilah “Batak” kadang diberi konotasi negatif oleh penulis asing. Orang Batak sering digambarkan sebagai suku “liar” atau “primitif” yang tinggal di pedalaman. Pandangan ini muncul karena kurangnya pemahaman budaya dan perbedaan tradisi dengan masyarakat pesisir yang telah terislamisasi.
• Misalnya, penjelajah seperti William Marsden (sejarawan Inggris abad ke-18) menggambarkan masyarakat Batak sebagai komunitas yang terisolasi dengan adat yang dianggap eksotis, seperti ritual kanibalisme yang sebenarnya hanya terjadi dalam situasi tertentu (mitos atau ritual hukum adat ekstrem).

b. Pandangan Modern
• Penulis asing seperti Leonard Andaya dan Robert Wessing kemudian mengoreksi pandangan stereotip tersebut. Mereka menekankan bahwa masyarakat Batak memiliki struktur sosial yang kompleks, dengan nilai-nilai tradisional yang kaya, seperti sistem marga, hukum adat, dan hubungan sosial berbasis Dalihan Na Tolu.
• Elizabeth Graves, seorang antropolog, menyoroti pentingnya hubungan antara masyarakat Batak dengan dunia luar melalui perdagangan, peran misionaris, dan modernisasi yang memperkaya identitas mereka tanpa menghilangkan akar tradisional.

c. Istilah “Batak” Sebagai Identitas Kolektif
• Beberapa penulis asing, seperti Victor King, melihat “Batak” sebagai identitas kolektif yang diciptakan secara sosial dan politik. Sebelum pengaruh luar, sub-etnis seperti Toba, Karo, atau Mandailing cenderung tidak menggunakan istilah “Batak” untuk menggambarkan diri mereka sendiri.
• Dalam pandangan ini, istilah “Batak” lebih merupakan kategori kolonial yang kemudian diinternalisasi oleh masyarakat sebagai bagian dari identitas etnis.

Di banyak referensi yang ditulis oleh penulis dari kalangan Batak Toba, Wilayah Batak Toba (termasuk Habinsaran, Silindung, Humbang, Uluan, dan Samosir) lah sebagai muasal dari Mandailing - Angkola, Simalungun, Karo dan Pakpak-Dairi, serta marga-marga dari suku-suku ini selalu dikait-kaitkan ke Batak Toba; sehingga seolah-olah Batak Toba sebagai induk suku, dan yang lainnya sebagai sub-suku.

Hal ini tidak bisa diterima dari suku-suku Mandailing-Angkola, Simalungun, Karo ataupun Pakpak-Dairi.
Mandailing – sangat tidak berkenan disebut Batak. Mereka berkeyakinan mempunyai latarbelakang sejarah dan peradaban seta peradatan yang berbeda dengan Batak Toba. Z Pangaduan Lubis, seorang budayawan dan sejarahwan Mandailing, berupaya membuktikan bahwa mandailing tidak punya keterkaitan suku dengan Batak Toba, beliau mengggali bukti sejarah selama bertahun-tahun. Begitu juga bagi Karo dan Pakpak.

Jika Batak Toba dan Mandailing-Angkola menyebut kain adatnya dengan istilah Ulos, Suku Simalungun menyebut kain adatnya dengan sebutan Hiou, Uis bagi Suku Karo dan Oles untuk Pakpak. Kata alu aluan atau Salam Horas juga Cuma dipergunakan untuk Batak Toba, Mandailing-Angkola dan Simalungun. Suku Karo memakai salam Mejuah-juah, Pakpak-dairi dengan Njuah-juah. Suku melayu Pesisir Barat memakai salam Oi Lamat dan Melayu di pesisir timur memakai kata alu-aluan atau salam Ahoi.

Setiap Suku-suku dari rumpun ini mempunyai bahasa dan aksara masing-masing. Uli Kozok, peneliti jerman, membagi dlm rumpun selatan (Angkola-Mandailing & Toba), Rumpun utara (Karo & Pakpak-Dairi) serta Simalungun yang terpisah dari rumpun keduanya. Adelaar, ahli bahasa, menyiratkan bahwa Bahasa Simalungun adalah yang paling tua, dengan mempertimbangkan secara histories bahasa Simalungun merupakan cabang dari rumpun selatan yang berpisah dari Batak Selatan sebelum bahasa Toba dan Angkola-Mandailing terbentuk.
0
90.2K
1.9K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Budaya
Budaya
KASKUS Official
2.4KThread1.2KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.