PART 7 Malam hari tiba. Suasana hening di dalam rumah. Pak Dayat belum pulang karena masih berusaha untuk mencari Cempaka. Di dalam kamar, Hesti berbaring di atas ranjang. Sedangkan Mbak Lilis mengunyah daun sirih di dekat jendela kamar. “Tan, ini gak apa-apa mama ditinggal sendirian di kamar...
PART 6 “Silakan diminum mbak,” ucap Bu Lestari yang meletakkan teh hangat di atas meja “Sebentar,” jawab Mbak Lilis Dia kemudian mengambil teh hangat itu. Mencium aroma teh dari uap yang keluar di gelas. “Teh jaman sekarang gak ada yang enak,” keluhnya Bu Lestari hanya diam dengan w...
PART 5 “Pa, bangun pa,” ucap Bu Lestari membangunkan suaminya yang tertidur di sofa “Cempaka udah pulang ma,” tanya Pak Dayat dengan wajah yang masih lesu Bu Lestari hanya menggeleng. Merasa tidak percaya dengan gelengan kepala itu, Pak Dayat berdiri lalu menuju kamar Cempaka. Ternyata be...
PART 16 (TAMAT) Sejak kedekatannya dengan Om Danang, Bilal mengetahui fakta-fakta baru yang selama ini tidak diketahui. Misalnya seperti Bilal baru tahu kalau Om Danang ternyata seorang mualaf. Dia sebelumnya beragama nasrani (bertato salib di lengannya) yang kemudian masuk islam karena meras...
PART 15 Di tengah keputusasaan, Bilal mengunjungi makam kedua orangtuanya. Dia ditemani oleh Maesaroh yang setia menemani. Setibanya di makam, Bilal menangis seakan melepas kerinduan serta mencurahkan isi hatinya. Dia meluapkan kebingungannya atas apa yang telah terjadi pada hidupnya. Mae...
PART 4 Keesokan harinya, Pak Dayat dan Bu Lestari pulang. Hesti menyambutnya dengan santai sambil menceritakan kalau kemarin dia berhasil mendapatkan juara 2 di lomba Pasanggiri Jaipong. “Hebat kamu nak,” puji Bu Lestari Tak terlalu merespon cerita Hesti, Pak Dayat langsung bertanya tentang...
PART 14 Ketika sudah mulai beradaptasi dengan kehidupan barunya. Tiba-tiba saja, pada suatu sore, Bilal dikejutkan dengan kedatangan Pak Yasir, Bu Mira dan Nadhif. “Assalamu’alaikum,” ucap Pak Yasir di depan pintu. Bilal membuka pintu lalu memasang wajah sedikit bingung. Dia mengingat-i...
PART 13 Setelah dilakukan penanganan oleh dokter, Bilal berhasil melewati masa kritisnya. Maesaroh terlihat senantiasa berada di sebelah Bilal. “Kamu harus kuat,” ucapnya dalam hati saat melihat Bilal terbaring di atas ranjang rumah sakit. Meskipun Bilal memiliki beberapa keluarga di Dema...
PART 12 Tak terasa, Bilal dan lainnya telah lulus SMA. Bilal kini menjadi pria dewasa yang baik. Dia sudah banyak berubah. Kehidupannya yang sekarang sudah kembali normal. “Besok, aku sama ayah ke rumah kamu ya,” ujar Bilal ke Maesaroh. Mendengar itu, Maesaroh mengangguk, lalu berkata, “Sem...
PART 11 Hari berlalu, Bilal masih diselimuti kesedihan dan rasa bersalah. Dia kemudian memutuskan untuk datang ke rumah Mustakim dengan tujuan menenangkan diri. Sesampainya di depan rumah Mustakim, Bilal bertemu dengan Pak Ghazali yang hendak pergi ke mushala. “Eh, Bilal, masuk aja ke dalam, ...
PART 10 Sejak saat itu, Bilal mulai menjalin hubungan kembali dengan Maesaroh. Walaupun beda sekolah, mereka tetap sering janjian pulang bersama karena kebetulan jalan menuju rumah mereka yang searah. “Habis dari sini, aku main ke rumah ya,” ucap Maesaroh saat duduk berdua dengan Bilal di...
PART 9 Waktu berganti saat Bilal sudah berada di kamar Mustakim yang kecil dan berantakan. Di tangannya terlihat sebatang rokok sedang terbakar dengan abu yang cukup panjang. Mustakim duduk di hadapannya sambil menatap heran. “Kita diam aja nih?,” keluh Mustakim. Sudah beberapa waktu mereka...
PART 8 Beralih pada suatu sore, ketika pulang ke rumah, Bilal dikejutkan dengan sang ayah yang sedang duduk dengan wajah tegang di ruang tamu. Kelihatan sekali Pak Rabbah sedang menunggu kedatangan Bilal. “Bilal, duduk sebentar. Ayah mau bicara,” katanya. Bilal yang sudah lelah pun bernia...