Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
KPAI kritik Aksi Mujahid 212 melibatkan anak-anak

Peserta Aksi Mujahid 212 Selamatkan NKRI membawa anak-anak dalam menjalankan aksinya pada Sabtu (28/9/2019) siang.
Gelombang unjuk rasa masih terus terjadi di sejumlah kawasan di Indonesia dalam beberapa hari terakhir. Teranyar, Sabtu (28/9/2019), kelompok Aksi Mujahid 212 Selamatkan NKRI melakukan protes kepada pemerintah atas kondisi yang terjadi di Tanah Air belakangan ini.

Ada empat tuntutan yang mereka suarakan dengan alamat sasaran Presiden Joko "Jokowi" Widodo pada aksi yang dilakukan di sepanjang Jl. Thamrin hingga ke daerah Monumen Nasional (Monas) sampai Istana Negara, Jakarta Pusat.

Pertama, rentetan demonstrasi mahasiswa; kedua penanganan aksi mahasiswa yang dinilai represif; lalu penanganan kerusuhan di Papua; dan terakhir penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang lamban.

"Kami menegaskan bahwa umat Islam bersama arus besar perubahan yang digelorakan mahasiswa dan para pelajar SMU," ucap Ketua panitia Edy Mulyadi dalam keterangan tertulisnya, seperti yang dilansir Kompascom.

Demo ini cukup berbeda dibanding sejumlah aksi yang dilakukan oleh beberapa elemen masyarakat sebelumnya. Jika pada aksi kemarin menyasar DPR sebagai lembaga yang bertanggung jawab membuat Undang-Undang bersama pemerintah, Aksi Mujahid 212 justru menyasar presiden.

Ajakan Aksi Mujahid 212 ini sudah beredar di sejumlah grup aplikasi pesan WhatsApp dan media sosial sejak dua hari lalu. Cara dan seruan ini pun mendapat kritik dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

Menurut KPAI, demonstrasi tersebut menggunakan narasi jihad untuk mengajak anak mengikuti aksi. "Penggunaan narasi-narasi jihad untuk mengajak anak melakukan demonstrasi di jalanan merupakan hal yang kurang tepat dan perlu diluruskan," ucap Ketua KPAI, Susanto, Jumat (27/9/2019), dalam detikcom.

Menurut Susanto, anak-anak merupakan usia tumbuh kembang yang perlu dilindungi dari segala bentuk potensi negatif. Termasuk, salah satu pertimbangannya, kerentanan menjadi korban dari hal-hal yang tidak bisa diperkirakan saat demonstrasi berlangsung.

Sayangnya, imbauan tersebut seolah diabaikan. Dalam pantauan KPAI selama demonstrasi berlangsung pada Sabtu pagi hingga siang ini, terlihat banyak anak di bawah umur yang dilibatkan sebagai peserta aksi.

"Ini anak-anak ada yang kelelahan, datang dari kemarin. Ada yang tidur di aspal. Mereka bilang tidak punya uang, ngeteng, datang (ke Jakarta) naik truk," kata komisioner KPAI, Jasra Putra, kepada wartawan, Sabtu (28/9).

Menurut Jasra, anak-anak yang ia temui berasal dari sejumlah kota seperti Bogor, Jawa Barat. "Mereka dapat info dari Facebook, leaflet. Mereka katanya datang ke sini mau ketemu ulama," ucap Jasra.
Diterima oleh istana
Aksi Mujahid 212 ini menjadikan Istana Negara sebagai target. Pihak istana pun tak keberatan menerima mereka di mana pun tempatnya. Hal itu dikatakan Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Ali Mochtar Ngabalin.

"Nanti saya terima di Istana. (Atau) kasih tau saya mau di mana," kata Ngabalin saat dihubungi wartawan, Jumat (27/9) malam.

Namun, untuk sampai pada tahapan itu, Ngabalin meminta sebuah syarat. Yakni, peserta demo membawa data-data valid terhadap tuntutan yang mereka ajukan. "Suruh Edy bawa data dan dokumennya," kata Ngabalin.

Ngabalin ragu bahwa Aksi Mujahid 212 memiliki data-data yang dimaksud. Misalnya saja soal tuntutan penanganan karhutla. Ngabalin yakin Edy dan kawan-kawannya tak pernah langsung turun ke lokasi bencana.

"Saya tahu Edy sejak dulu. Lihat saja nanti kita lihat kalau Edy bisa langsung turun ke lokasi karhutla, itu bagus," ucap Ngabalin. "Suruh dia baca UU Otonomi Daerah supaya mengerti karhutla tanggung jawab penuh di provinsi itu siapa."

Ngabalin pun berharap, dalam melakukan aksinya, Edy tak selalu membawa nama agama atau umat. "Terlalu mahal Islam dan umat. Jangan dipakai untuk kepentingan politik," katanya.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...tkan-anak-anak

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Tiga kapolda diganti, mahasiswa minta kapolri dipecat

- Kualitas udara Indonesia (Sabtu, 28/09/2019)

- Sejumlah alasan di balik penahanan Imam Nahrawi

anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
394
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Beritagar.id
Beritagar.idKASKUS Official
13.4KThread739Anggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.