- Beranda
- Travellers
Nostalgia! 7 Hal “Ngangenin” dari Kereta Ekonomi
...
TS
ONEAL
Nostalgia! 7 Hal “Ngangenin” dari Kereta Ekonomi
Quote:
1. Ketinggalan kereta, kamu bisa naik kereta api berikutnya asal tujuannya sama
Stasiun kereta via facebook.com/Yangga86
Misalnya kamu mau ke Jakarta dari Jogja. Semestinya kamu naik Progo. Tapi, karena semalam abis begadang, kamu tidur dari pagi sampai agak sore. Akibatnya kamu telat, kereta Progo ke Jakarta sudah keburu berangkat. Nah, kalau dulu kamu masih bisa naik kereta selanjutnya, yakni Bengawan yang tujuannya sama-sama Jakarta.
Sekarang udah nggak bisa lagi. Kamu mesti naik kereta sesuai tiket. Kedapatan naik kereta yang nggak sesuai tiket, bisa-bisa kamu diturunin di stasiun terdekat.
2. Berdiri sampai tujuan karena nggak kebagian tempat duduk
Gerbong restorasi kereta ekonomi tahun 2010/Fuji Adriza
Dulu, kalau kamu cuma dapat tiket tanpa nomor bangku (yang bentuknya kayak kupon Timezone) siap-siaplah buat berdiri. Kalau sudah agak malam, biasanya pada mulai mengeluarkan koran bekas buat dijadiin alas duduk atau tidur. Lha, mereka tidur di mana?
Macam-macam. Penumpang kereta zaman dulu punya kemampuan tinggi buat mencari kenyamanan di tengah keterbatasan. Ada yang tidur di lorong gerbong. Sebagian lagi tidur atau senderan di bordes alias sambungan kereta sambil merokok bareng kenalan baru. Kadang-kadang ada yang tidur di kompartemen barang atau mencari suaka di toilet kereta! Pahit bangetlah pokoknya.
3. Beli "cangcimen," "kopmi," "pecel," dll
Suasana gerbong kereta/Rio Praditia
“Cangcimen,” “kopmi,” “narasi,” “pecel,” adalah kata-kata yang dulu bakal sering kamu denger waktu naik kereta ekonomi. Kata-kata itu keluar dari mulut para pedagang asongan yang pada umumnya menjajakan makanan.
Serunya, kamu bakal bisa menikmati kuliner-kuliner khas dari daerah-daerah yang kamu lewati. Waktu kereta ekonomi melintas di Jawa Barat, kamu bisa mencoba tahu sumedang. Pas kereta berhenti di Stasiun Madiun atau Ngawi, kamu bisa mencicipi pecel madiun yang pedas bukan main. Sekarang udah nggak bisa lagi.
4. Stok receh menipis karena pengamen nggak habis-habis
Pengamen di kereta ekonomi/Ika Soewadji
Dulu orang bebas ngamen di kereta ekonomi. Seru 'kan bisa denger live music di kereta? Seru sih seru. Masalahnya, para pengamen seolah-olah datang tanpa henti. Macam-macam jenisnya. Ada yang emang suaranya bagus, ada juga yang cuma sekadar krecek-krecek atau tepuk tangan.
Makanya setiap kali naik kereta ekonomi, kita mesti sedia receh yang banyak dari rumah. Bisa sih kamu nggak ngasih. Tapi siap-siap buat mendengar gerutuan pengamennya. Sekarang udah nggak ada lagi 'kan yang ngamen di kereta ekonomi?
5. Kadang-kadang masuk lewat jendela
Suasana gerbong KA Ekonomi Sri Tanjung tahun 2009/Fuji Adriza
Pas arus mudik, jumlah penumpang kereta jadi melonjak tinggi. Banget. Stasiun pada penuh oleh orang-orang yang menunggu kereta datang. Pas kereta akhirnya masuk stasiun, semuanya langsung buru-buru naik ke dalam gerbong supaya kebagian tempat duduk.
Saking ramainya manusia, buat masuk kereta aja susah banget. Nah, daripada empet-empetan masuk kereta lewat pintu, sebagian orang memilih buat masuk kereta lewat jendela. Ya, kamu nggak salah baca: jendela! Sekarang kamu nggak bakal bisa masuk lewat jendela. Soalnya jendelanya udah nggak bisa dibuka.
6. Sebelum kereta tiba di tujuan, bakal ada yang "ngamen" nyapu sampah
Gerbong kereta ekonomi via facebook.com/wusana.pamungkas
Sekarang sudah ada petugas yang khusus mengurus sampah. Dulu nggak ada. Sudahlah nggak ada petugasnya, tong sampah pun terbatas jumlahnya. Buat menampung sampah ratusan orang yang ada dalam sebuah gerbong, tiga tong kecil nggak bakal cukup. Bisa ditebak: gerbong kotor.
Biasanya menjelang tiba di tujuan bakal ada yang datang sambil bawa sapu. Dia bakalan nyapu sampah satu gerbong dari ujung satu ke ujung lainnya. Tapi itu nggak gratis. Mereka bakal minta uang dari penumpang. Kalau kamu nggak ngasih, kadang-kadang mereka bakalan ngambek dan meninggalkan sampah yang sudah "disapu" itu begitu saja.
7. "Terlambat dua jam itu biasa"
Stasiun Gubeng/Fuji Adriza
Dulu kereta ekonomi itu selalu telat sampai-sampai Bang Iwan Fals bikin lagu "Kereta Tiba Pukul Berapa." Sekarang sudah jarang banget kasus telat sampai berjam-jam. Paling cuma hitungan menit. Kalau telatnya lama, biasanya memang ada force majeure.
Quote:
Diubah oleh ONEAL 02-02-2018 16:42
iskrim memberi reputasi
1
1.9K
2
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Travellers
23.2KThread•11.7KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru