Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

meyanie21Avatar border
TS
meyanie21
Putri Jepang Ini Pilih Cinta Daripada Tahta, Kalau Kamu?


Kisah putri ini mungkin tak seindah dongeng. Layaknya cerita drama, Sang Putri terpikat pesona rakyat jelata. Saat tiba waktunya memilih di antara tahta atau cinta, bagaimana langkah pilihannya?

Cinta Menang dari Tahta



Princess Mako of Akishino, alias Putri Mako baru menginjak usia 25 tahun. Namun dirinya sudah mantap menerima pinangan sang pujaan hati, Kei Komuro, seorang pria 25 tahun yang bekerja di firma hukum. Keputusan ini bukan hal kecil, karena Kei yang dicintainya itu tidak berasal dari kerajaan manapun, bukan bangsawan, dia hanyalah rakyat jelata.

Bagi Putri Mako yang merupakan cucu tertua dari Kaisar Jepang Akihito, senyumnya Kei yang cerah seperti matahari. Mereka berdua saling kenal saat mengenyam pendidikan di International Christian University di Tokyo. Setahun kemudian Kei melamar Mako. Lamaran ini direstui pula oleh kedua orang tua Mako, Pangeran Naruhito dan Putri Kiko. Pasangan ini berencana untuk menikah tahun depan. Putri Mako mengumumkan pertunangannya pada 4 September 2017, bersamaan dengan itu ia pun menyatakan melepas statusnya sebagai putri untuk bisa menikah dengan pria pilihannya itu.

Sistem Patriarkat yang Tidak Adil Bagi Perempuan



Aturan Kekaisaran Jepang yang menganut sistem patriarkat memang belum adil pada perempuan, sebab aturan yang sama tak berlaku pada laki-laki di keluarga Kekaisaran. Tante dan nenek Putri Mako: Putri Masako dan Permaisuri Michiko sendiri adalah keturunan orang biasa yang dipersunting pangeran dan kaisar. Tapi Putri Mako tak peduli, ia akan menjadi Mako saja, rakyat biasa. Bagi Mako, ia lebih menginginkan gelar Nyonya Komuro daripada putri.

Bukanlah yang Pertama Kali



Keputusan Putri Mako adalah keputusan besar, dengan jiwa besar ia pun rela meninggalkan semua keuntungan menjadi keluarga kerajaan. Namun hal ini bukanlah yang pertama kali terjadi. Bibinya, Putri Sayako, pada 2005 memilih untuk menikahi pegawai negeri dan melepaskan status putri. Putri Sayako pun mengganti nama menjadi Sayako Kuroda, menyandang nama belakang suaminya, Yoshiki Kuroda. Saat itu keputusan Putri Sayako lebih sulit lagi, menimbulkan kontroversi antara golongan yang menganggap keputusannya itu negatif, dengan golongan yang mengecam sistem kekaisaran yang memaksa sang Putri melepaskan gelar kebangsawanannya. Tapi Sayako sudah bulat tekad, ia mempersiapkan dirinya untuk hidup menjadi rakyat biasa. Mungkin kisah sang bibi ini bisa menjadi inspirasi untuk Putri Mako.

Jadi, gimana menurut Agan keputusan Putri Mako?
Sayang tahta nya? Atau sayang calon suaminya?

Paling tidak lihatlah bagaimana mereka saling menatap satu sama lain....



sumberdari sini
Diubah oleh meyanie21 06-09-2017 16:56
0
6.3K
25
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.1KThread83.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.