SUKA MENGKONSUMSI BABI TANPA MERASA BERDOSA, TAPI MENGAKU MUSLIM, BERIMAN, DAN PERCAYA PADA AL-QURAN ???
oleh 'Abdullah bin 'Abdullah bin 'Abdullah

Adakah seorang muslim berkelakuan seperti judul di atas? mungkin saja ada, namun umat muslim yang sungguh-sungguh paham tentang agama ini akan berkata orang tersebut bodoh atau pendusta.
Karena setiap orang yang mengaku muslim pastilah akan mengatakan babi itu haram, dosa besar, dan tertulis jelas sebagai larangan dalam Al-Quran.

Tahukah anda berapa kali larangan mengkonsumsi babi itu dinyatakan dalam Al-Quran? larangan ini dinyatakan 4 kali dalam Al-Quran, bukankah larangan ini sudah cukup membuat mayoritas muslim tidak mengkonsumsinya.
Coba bandingkan dengan larangan memilih pemimpin non-muslim (kecuali karena dipaksa atau terpaksa), dalam Al-Quran hal ini dinyatakan tidak kurang dari 12 kali, bahkan lebih bila ayat-ayat penjelasan ancaman dan akibatnya diikut sertakan.
Renungkan! 4 kali berbanding 12 kali, jauh lebih dahsyat bukan?

Jadi, apabila ada yang mengaku muslim, beriman, percaya Al-Quran tapi memilih pemimpin non-muslim dengan sepenuh hati dan tidak merasa berdosa, maka mari kita mengingatkan mereka bahwa larangan memilih pemimpin non-muslim adalah lebih banyak dari pada larangan mengkonsumsi babi. dan juga ancaman hukuman bagi pelakunya pun lebih tegas dan keras, yaitu abadi di dasar neraka (lindungi kami dari azab neraka yaa Allah).

Akan ada kelompok yang akan berkelit mengatakan bahwa tafsir Aulia itu adalah sahabat, teman dekat, orang kepercayaan, pokoknya bukanlah pemimpin! apalagi dalam konteks pilkada yang lagi trend saat ini. Maka ketahuilah, justeru definisi pemimpin itu termasuk pengertian Aulia tersebut yaitu: pelindung, penolong, dan juga orang yang kita percayai (dalam memimpin). Bahkan Islam mengajarkan bahwa suami adalah pemimpin bagi istrinya, apalagi gubernur, pastilah pemimpin bagi warga provinsinya.

Maka hanya dua saja hal yang mungkin mengakibatkan seseorang muslim yang memilih non-muslim sebagai pemimpinnya, kebodohan atau kedustaan yang nyata.
Islam mengajarkan kita untuk belajar menuntut ilmu untuk menghindari kebodohan dan apabila telah sengaja melakukan kedustaan maka bertaubatlah, memohon ampunan pada Allah, yakinlah Allah maha pengampun lagi maha penerima taubat.
InsyaAllah kita menjadi muslim yang tidak akan pernah mau mengkonsumsi babi, apalagi memilih pemimpin non-muslim, dengan alasan taat pada perintah Allah, satu-satunya pencipta semseta.

Tulisan ini hanya untuk yang percaya Al-Quran adalah kalam Allah yang sempurna hingga akhir zaman dan mau mentaatinya.
Lain halnya apabila orang tersebut tidak percaya quran adalah wahyu dari langit, mereka hanya akan mencari segala alasan untuk memenuhi hawa nafsu mereka.
Berikut daftar ayat-ayat Al-Quran untuk teman-teman yang ingin mengetahui perihal larangan-larangan di atas:

Larangan mengkonsumsi babi:
Qs. Al Baqarah (2:173)
Qs. Al Maidah (5:3)
Qs. Al An'am (6:145)
Qs. An Nahl (16:115)

Larangan memilih pemimpin non-muslim:
Qs. Ali Imron (3:28) ; (3:118)
Qs. An Nisaa (4:138) ; (4:139) ; (4:144)
Qs. Al Maidah (5:51) ; (5:57)
Qs. At Taubah (9:16) ; (9:23)
Qs. Al Qashash (28:86)
Qs. Al Mujaadalah (58:14) ; (58:15)
Qs. Al Mumtahanah (60:1) ; (60:13)
.
..
...

Sebagai hamba Allah, setiap muslim wajib saling meng-ingatkan, saling menasehati, dan saya berusaha untuk menyampaikan ini sebagai bentuk nasehat agar mentaati kebenaran seperti kalam Allah pada Qs. Al 'Ashr:
"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran."

Yaa Allah, aku hamba-Mu telah berusaha menyampaikan isi Kitab-Mu yaa Robb, maka jadikanlah setiap orang yang menyampaikan berita ini menjadi golongan yang mendapatkan pertolongan-Mu di dunia ini, di alam kubur, di hari kami dibangkitkan, di hari kami dikumpulkan di padang ma'syar, di hari amalan kami ditimbang, hingga kami di perkenankan memasuki syurga-Mu di akhirat kelak, kabulkanlah doa kami yaa Mujiib.