mulaisinauAvatar border
TS
mulaisinau
Kalatidha - gila tidak gila harus ikut gila di zaman gila
Kalau sdh selesai baca seluruh isi trit ini jgn lupa baca trit lanjutan di sini ya http://m.kaskus.co.id/thread/57f9db6...wahyu-kolosebo


Kutipan
Bahasa Jawa
Amenangi jaman édan
Ewuh-aya ing pambudi
Mèlu édan nora tahan
Yèn tan mélu anglakoni
Boya keduman mélik
Kaliren wekasanipun
Dilalah karsa Alah
Begja-begjané kang lali
Luwih begja kang éling lawan waspada



Bahasa Indonesia
Menyaksikan zaman gila
Serba susah dalam bertindak
Ikut gila tidak akan tahan
Tapi kalau tidak mengikuti (gila)
Bagaimana akan mendapatkan bagian
Kelaparan pada akhirnya
Namun telah menjadi kehendak Allah
Sebahagia-bahagianya orang yang lalai
Akan lebih bahagia orang yang tetap ingat dan waspada



Bahasa Belanda
Leven in een tijd vol dwaasheid
vergt het uiterste van de mens
Met de dwazen meedoen is onverdraaglijk
maar als je niet doet wat allen doen
schiet je aandeel je voorbij
en kom je van de honger om
Gelukkig wil de Heer het zo:
hoe voorspoedig ook zij die vergeten
voorspoediger nog zijn zij die op hun hoede blijven


Tembok Kalatidha di kota Leiden, Belanda

Latar Belakang
Dunia semakin aneh, kesesatan terjadi di mana-mana, kemungkaran pun tiada taranya menyebar keseluruh penjuru dunia, bencana pun menjadi hal yang biasa terjadi. Mungkinkah ini semua adalah langkah awal kemurkaan Tuhan kepada manusia yang ingkar ataukah langkah awal bahwa bumi sudah tidak mau lagi bersahabat dengan manusia. Jika semuanya itu terjadi demikian lantas untuk apa kita hidup di dunia ini?

Sebagai manusia seharusnya bisa mengontrol dirinya mengenai perkembangan zaman yang tidak bisa dihindari dan perkembangannya pun sudah menjadi hukum alam itu sendiri. Perlu diketahui oleh seluruh manusia yang ada disegala penjuru dunia, bahwa pada suatu saat akan ada sebuah zaman yang sangat asing di dunia, zaman yang penuh dengan keadaan-keadaan yang sungguh aneh yang tidak bisa disadari oleh manusia dengan hadirnya zaman ini, sebagaimana yang dikenal dengan sebutan Zaman Edan.

Zaman edan merupakan salah satu zaman yang penuh dengan suatu keanehan yang luar biasa yang tidak disadari oleh manusia dengan keanehan yang terjadi. Sebagai makhluk Tuhan yang sempurna setidaknya harus mengetahui dengan hal ini, karena dengan itu akan bisa memberikan suatu motivasi untuk mengatasi dan menghindari dari sebuah keanehan yang tidak disadari keadaannya yang sudah membudaya di lingkungan masyarakat.

Contoh / ciri zaman edan
1. Masyarakat berebut dengan harta.
2. Manusia lebih cinta dunia, tetapi takut akan mati.
3. Orang shaleh banyak yang meninggal dunia.
4. Banyak yang menyeru kepada kesesatan.
5. Tempat ibadah dan kitab suci hanya menjadi hiasan.
6. Banyak orang yang tidak berakhlak menjadi pemimpin.
7. Banyak orang yang merusak janji dan amanah.
8. Banyak wanita miskin yang meniru gaya wanita kaya.
9. Hiburan masyarakat semakin merajalela.
10. Perzinahan terjadi di mana-mana.
11. Sendi-sendi moral dianggap kuno, ketinggalan zaman.
12. Ego tinggi menguasai diri manusia.

Solusi bijak di zaman edan



Dalam kultur masyarakat Jawa, ada pitutur (nasihat) yang biasa disebut dengan tepo seliro. Namun sayang nasihat mulia ini sudah mulai luntur digerus perubahan era globalisasi.

Hidup tidak sendiri...apa jadinya kalau hidup kita tidak dikelilingi oleh orang-orang yang kita cintai atau orang-orang yang tidak mencintai kita, kalau kata iklan sih ‘ga ada lo ga rameeee’ hehe.

Tapi hidup penuh dengan berbagai macam orang yang memiliki berbagai macam sifat dan kebiasaan itu tidak mudah, contoh yang paling dekat dan sederhana adalah hidup dengan keluarga kecil kita, ada kedua orang tua yang kadang jalan pikirannya tidak selalu searah dengan kita yang kalau kata anak jaman sekarang hidup di jaman modern sekarang terlalu banyak aturan yang harus di turuti.



Tepo seliro, atau sikap tenggang rasa, menuntut kita untuk saling menghargai antar sesama sekaligus membentengi kita tidak terjebak dalam kesemrawutan hidup.
- kalau tidak mau dicubit jangan mencubit
- kalau tidak mau ditipu jangan menipu
- kalau tidak mau ditilang jangan melanggar aturan lalu lintas di jalan.

Tidak mudah, namun sikap inilah yang mungkin sangat diperlukan dimasa sekarang. Khususnya didalam menciptakan kehidupan yang harmoni.

Sikap tepo seliro, mungkin juga awal dari sikap untuk dapat bertindak adil. Orang hanya dapat bersikap adil, kalau bisa memahami perasaan orang lain. Lebih dari itu, tepo seliro juga akan menciptakan sikap yang pantas, wajar, tidak neko-neko.

Bonus 1: Serat Kalatidha lengkap dengan artinya
Mangkya darajating praja
Kawuryan wus sunyaturi
Rurah pangrehing ukara
Karana tanpa palupi
Atilar silastuti
Sujana sarjana kelu
Kalulun kala tida
Tidhem tandhaning dumadi
Ardayengrat dene karoban rubeda


Keadaan negara waktu sekarang, sudah semakin merosot.
Situasi (keadaan tata negara) telah rusah, karena sudah tak ada yang dapat diikuti lagi.
Sudah banyak yang meninggalkan petuah-petuah / aturan-aturan lama.
Orang cerdik cendekiawan terbawa arus Kala Tidha (jaman yang penuh keragu-raguan).
Suasananya mencekam.
Karena dunia penuh dengan kerepotan.


Ratune ratu utama
Patihe patih linuwih
Pra nayaka tyas raharja
Panekare becik-becik
Paranedene tan dadi
Paliyasing Kala Bendu
Mandar mangkin andadra
Rubeda angrebedi
Beda-beda ardaning wong saknegara


Sebenarnya rajanya termasuk raja yang baik,
Patihnya juga cerdik, semua anak buah hatinya baik, pemuka-pemuka masyarakat baik,
namun segalanya itu tidak menciptakan kebaikan.
Oleh karena daya jaman Kala Bendu.
Bahkan kerepotan-kerepotan makin menjadi-jadi.
Lain orang lain pikiran dan maksudnya.


Katetangi tangisira
Sira sang paramengkawi
Kawileting tyas duhkita
Katamen ing ren wirangi
Dening upaya sandi
Sumaruna angrawung
Mangimur manuhara
Met pamrih melik pakolih
Temah suka ing karsa tanpa wiweka


Waktu itulah perasaan sang Pujangga menangis, penuh kesedihan,
mendapatkan hinaan dan malu, akibat dari perbuatan seseorang.
Tampaknya orang tersebut memberi harapan menghibur sehingga sang Pujangga karena gembira hatinya dan tidak waspada.


Dasar karoban pawarta
Bebaratun ujar lamis
Pinudya dadya pangarsa
Wekasan malah kawuri
Yan pinikir sayekti
Mundhak apa aneng ngayun
Andhedher kaluputan
Siniraman banyu lali
Lamun tuwuh dadi kekembanging beka


Persoalannya hanyalah karena kabar angin yang tiada menentu.
Akan ditempatkan sebagai pemuka tetapi akhirnya sama sekali tidak benar,
bahkan tidak mendapat perhatian sama sekali.
Sebenarnya kalah direnungkan, apa sih gunanya menjadi pemuka/pemimpin ?
Hanya akan membuat kesalahan-kesalahan saja.
Lebih-lebih bila ketambahan lupa diri, hasilnya tidak lain hanyalah kerepotan.


Ujaring panitisastra
Awewarah asung peling
Ing jaman keneng musibat
Wong ambeg jatmika kontit
Mengkono yen niteni
Pedah apa amituhu
Pawarta lolawara
Mundhuk angreranta ati
Angurbaya angiket cariteng kuna


Menurut buku Panitisastra (ahli sastra), sebenarnya sudah ada peringatan.
Didalam jaman yang penuh kerepotan dan kebatilan ini, orang yang berbudi tidak terpakai.
Demikianlah jika kita meneliti. Apakah gunanya meyakini kabar angin akibatnya hanya akan menyusahkan hati saja. Lebih baik membuat karya-karya kisah jaman dahulu kala.


Keni kinarta darsana
Panglimbang ala lan becik
Sayekti akeh kewala
Lelakon kang dadi tamsil
Masalahing ngaurip
Wahaninira tinemu
Temahan anarima
Mupus pepesthening takdir
Puluh-Puluh anglakoni kaelokan


Membuat kisah lama ini dapat dipakai kaca benggala, guna membandingkan perbuatan yang salah dan yang betul.
Sebenarnya banyak sekali contoh -contoh dalam kisah-kisah lama, mengenai kehidupan yang dapat mendinginkan hati, akhirnya “nrima” dan menyerahkan diri kepada kehendak Tuhan.
Yah segalanya itu karena sedang mengalami kejadian yang aneh-aneh.


Amenangi jaman edan
Ewuh aya ing pambudi
Milu edan nora tahan
Yen tan milu anglakoni
Boya kaduman melik
Kaliren wekasanipun
Ndilalah karsa Allah
Begja-begjane kang lali
Luwih begja kang eling lawan waspada


Hidup didalam jaman edan, memang repot.
Akan mengikuti tidak sampai hati, tetapi kalau tidak mengikuti geraknya jaman
tidak mendapat apapun juga. Akhirnya dapat menderita kelaparan.
Namun sudah menjadi kehendak Tuhan. Bagaimanapun juga walaupun orang yang lupa itu bahagia namun masih lebih bahagia lagi orang yang senantiasa ingat dan waspada.


Semono iku bebasan
Padu-padune kepengin
Enggih mekoten man Doblang
Bener ingkang angarani
Nanging sajroning batin
Sejatine nyamut-nyamut
Wis tuwa arep apa
Muhung mahas ing asepi
Supayantuk pangaksamaning Hyang Suksma


Yah segalanya itu sebenarnya dikarenakan keinginan hati. Betul bukan ?
Memang benar kalau ada yang mengatakan demikian.
Namun sebenarnya didalam hati repot juga. Sekarang sudah tua, apa pula yang dicari. Lebih baik menyepi diri agar mendapat ampunan dari Tuhan.


Beda lan kang wus santosa
Kinarilah ing Hyang Widhi
Satiba malanganeya
Tan susah ngupaya kasil
Saking mangunah prapti
Pangeran paring pitulung
Marga samaning titah
Rupa sabarang pakolih
Parandene maksih taberi ikhtiyar


Lain lagi bagi yang sudah kuat. Mendapat rakhmat Tuhan.
Bagaimanapun nasibnya selalu baik.
Tidak perlu bersusah payah tiba-tiba mendapat anugerah.
Namun demikian masih juga berikhtiar.


Sakadare linakonan
Mung tumindak mara ati
Angger tan dadi prakara
Karana riwayat muni
Ikhtiyar iku yekti
Pamilihing reh rahayu
Sinambi budidaya
Kanthi awas lawan eling
Kanti kaesthi antuka parmaning Suksma


Apapun dilaksanakan. Hanya membuat kesenangan pokoknya tidak menimbulkan persoalan.
Agaknya ini sesuai dengan petuah yang mengatakan bahwa manusia itu wajib ikhtiar,
hanya harus memilih jalan yang baik.
Bersamaan dengan usaha tersebut juga harus awas dan waspada agar mendapat rakhmat Tuhan.


Ya Allah ya Rasulullah
Kang sipat murah lan asih
Mugi-mugi aparinga
Pitulung ingkang martani
Ing alam awal akhir
Dumununging gesang ulun
Mangkya sampun awredha
Ing wekasan kadi pundi
Mula mugi wontena pitulung Tuwan


Ya Allah ya Rasulullah, yang bersifat murah dan asih, mudah-mudahan memberi pertolongan kepada hambamu disaat-saat menjelang akhir ini.
Sekarang kami telah tua, akhirnya nanti bagaimana.
Hanya Tuhanlah yang mampu menolong kami.


Sageda sabar santosa
Mati sajroning ngaurip
Kalis ing reh aruraha
Murka angkara sumingkir
Tarlen meleng malat sih
Sanityaseng tyas mematuh
Badharing sapudhendha
Antuk mayar sawetawis
BoRONG angGA saWARga meSI marTAya


Mudah-mudahan kami dapat sabar dan sentosa,
seolah-olah dapat mati didalam hidup.
Lepas dari kerepotan serta jauh dari keangakara murkaan.
Biarkanlah kami hanya memohon karunia pada MU agar mendapat ampunan sekedarnya.
Kemudian kami serahkan jiwa dan raga dan kami.


Bonus 2: mengenal Ronggowarsito
R. Ng. Ronggowarsito terlahir dengan nama kecil Bagus Burham pada tahun 1728 J atau 1802 M, putra dari RM. Ng. Pajangsworo. Kakeknya, R.T. Sastronagoro yang pertama kali menemukan satu jiwa yang teguh dan bakat yang besar di balik kenakalan Burham kecil yang memang terkenal bengal. Sastronagoro kemudian mengambil inisiatif untuk mengirimnya nyantri ke Pesantren Gebang Tinatar di Ponorogo asuhan Kyai Kasan Besari.

Menjelang dewasa (1813 Masehi), ia pergi berguru kepada Kyai Imam Besari dipondok Gebang Tinatar. Tanggung jawab selama berguru itu sepenuhnya diserahkan pada Ki Tanudjaja. Ternyata telah lebih dua bulan, tidak maju-rnaju, dan ia sangat ketinggalan dengan teman seangkatannya. Disamping itu, Bagus Burham di Panaraga mempunyai tabiat buruk yang berupa kesukaan berjudi. Dalam tempo kurang satu tahun bekal 500 reyal habis bahkan 2 (dua) kudanyapun telah dijual. Sedangkan kemajuannya dalam belajar belum nampak. Kyai Imam Besari menyalahkan Ki Tanudjaja sebagai pamong yang selalu menuruti kehendak Bagus Burham yang kurang baik itu. Akhirnya Bagus Burham dan Ki Tanudjaja dengan diam-diam menghilang dari Pondok Gebang Tinatar menuju ke Mara. Disini mereka tinggal di rumah Ki ngasan Ngali saudara sepupu Ki Tanudjaja. Menurut rencana, dari Mara mereka akan menuju ke Kediri, untuk menghadap Bupati Kediri Pangeran Adipati cakraningrat. Namun atas petunjuk Ki Ngasan Nga1i, mereka berdua tidak perlu ke Kediri, melainkan cukup menunggu kehadiran Sang Adipati Cakraningrat di Madiun saja, karena sang Adi pati akan mampir di Madiun dalam rangka menghadap ke Kraton Surakarta.

Mas Rangga Panjanganom melaksanakan pernikahan dengan Raden Ajeng Gombak dan diambil anak angkat oleh Gusti panembahan Buminata. Perkimpoian dilaksanakan di Buminata. Saat itu usia Bagus Burham 21 tahun. Setelah selapan (35 hari) perkimpoian, keduanya berkunjung ke Kediri, dalam hal ini Ki Tanudjaja ikut serta. Setelah berbakti kepada mertua, kemudianBagus Burham mohon untuk berguru ke Bali yang sebelumnya ke Surabaya. Demikian juga berguru kepada Kyai Tunggulwulung di Ngadiluwih, Kyai Ajar Wirakanta di Ragajambi dan Kyai Ajar Sidalaku di Tabanan-Bali. Dalam kesempatan berharga itu, beliau berhasil membawa pulang beberapa catatan peringatan perjalanan dan kumpulan kropak-kropak serta peninggalan lama dari Bali dan Kediri ke Surakarta.

Setelah neneknya RT. Sastranegara wafat pada tanggal 21 April 1844, R.Ng. Ranggawarsita diangkat menjadi Kaliwon Kadipaten Anom dan menduduki jabatan sebagai Pujangga keraton Surakarta Hadiningrat pada tahun 1845. Pada tahun ini juga, Ranggawarsita kimpoi lagi dengan putri RMP. Jayengmarjasa. Ranggawarsita wafat pada tahun 1873 bulan Desember hari Rabu pon tanggal 24.

Dirangkum dari beragam sumber yang ada di internet.
Diubah oleh mulaisinau 09-10-2016 06:38
0
8K
32
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.8KThread82.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.