Menjelang sore, di sisa hari terang dengan temaram sinar berpendar di cakrawala ku injakan kaki di pulau dewata. Pulau yang tidak asing bagi pejalan domestik atupun mancanegara sekalipun, karena bentangan alam yang lengkap nan menawan di lengkapi budaya yang beragam ditambah keragaman makanan khas yang sampai sekarang masih bertahan kuat dari gempuran makanan-makanan import.

Jika berbicara tentang Bali tidak akan pernah habis untuk dikupas, salah satu provinsi sebagai pintu masuk wisatawan mancanegara yang tidak redup walau pernah di goncang bom beberapa tahun kebelakang. Entah perlu waktu berapa lama untuk menikmati Bali secara keseluruhan, namun kali ini jadwal perjalanan ku hanya untuk bersantai tanpa di repotkan jadwal padat untuk berpindah-pindah destinasi.

Menyoal pilihan destinasi kali ini aku tak ambil pusing, yang pasti “Pantai”. Ingin menikmati kesendirian atau bersosialisasi, itulah pilihannya. Sebelum berangkat sudah kepastikan tempat yang akan ku kunjungi melalu mesin pencari dunia maya untuk menikmati kesendirian nan tentram ataupun bergabung dalam semarak keriuhan Bali.

Sempat menikmati meriah nya malam jalan Legian ketika bermalam di hotel sekitaran poppies, jalan yang nama nya sudah tidak asing bagi para pejalan di seluruh dunia. Bermalam di hotel yang cukup nyaman baik di hati maupun di kantong berkat mister aladin dengan variasi hotel yang cukup lengkap.



Esok pagi belum menyapa sempurna ketika saya berangkat menuju ujung barat pulau Bali untuk menikmati kesendirian yang bagi sebagian orang sudah menjadi sebuah kemewahan yang jarang dinikmati, yaitu Taman Nasional Bali Barat. Secara administrative Taman Nasional Bali Barat terletak di Kabupaten Jembrana dan Kabupaten Buleleng dan bisa ditempuh dengan kendaraan bermotor selama 4-5 jam dari area Kuta dengan kondisi jalan aspal yang bagus.

Dalam kawasan Taman Nasional Bali Barat terdapat area khusus untuk wisata serta terdapat beberapa penginapan berbentuk resort namun tidak menganggu habitat yang tinggal di kawasan Taman Nasional dan menganggu ekosistem namun jika ingin bermalam di homestay atau hotel kelas melati banyak juga terdapat di luar kawasan Taman Nasional yang letak nya tidak terlalu jauh.

Taman Nasional Bali Barat sangat cocok untuk menikmati sepi, jauh dari kata bising nya kota ataupun kehidupan malam hanya terdapat bebunyian alam yang syahdu ditambah pemandangan matahari terbit cantik yang sangat sayang untuk dilewatkan.



Beranjak dari Taman Nasional Bali Barat setelah bermalam untuk menikmati matahari terbit kembali kupacu kendaraan sewaan untuk menuju keramaian Bali. Kali ini tujuan ku untuk bersantai di Blue Point Beach atau Pantai Suluban yang terletak di Uluwatu tepat nya di daerah selatan Bali. Pantai yang terkenal dengan ombak menggeliat menggulung sampai bibir nya sangat terkenal dikalangan peselancar walaupun tidak bisa berselancar tidak masalah karena tetap dapat menikmati pantai ini.

Pintu masuk pantai ini terdapat di atas bukit sehingga harus menyusuri entah berapa ratus anak tangga untuk menggapai bibir pantai nya namun di sepanjang perjalanan diantara anak-anak tangga terdapat banyak café atau restoran menghadap pantai. Café atau restoran tersebut ramai pengunjung ketika menjelang matahari terbenam baik oleh peselancar atau wisatawan yang hanya ingin menikmati semilir angin dan pendaran matahari sebelum terbenam.



Pantai Suluban kian hari kian ramai karena kemudahan akses kesana, walau tidak ada kendaraan umum tetapi kondisi jalan yang sudah bagus serta sarana yang memadai membuat para wisatawan betah berlama-lama menikmati keindahannya.

Berapa lama pun anda pergi dan dengan siapa teman seperjalan anda, alangkah baiknya untuk mempersiapkan terlebih dahulu segala keperluan perjalanan anda agar selama perjalanan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Mulai dari pemilihan waktu, kesehatan, serta tiket ataupun hoteldan menghargai kearifan lokal.