Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • Militer
  • <Edisi Nyentil TNI AL >Susi Bingung TNI Cuma Punya 4 Kapal Besar

chibiyabiAvatar border
TS
chibiyabi
<Edisi Nyentil TNI AL >Susi Bingung TNI Cuma Punya 4 Kapal Besar
Susi Bingung TNI Cuma Punya 4 Kapal Besar untuk Patroli Pencurian Ikan

Jakarta -Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengaku bingung laut Indonesia yang begitu luas, hanya dijaga sedikit kapal-kapal patroli TNI-AL dengan ukuran kapal besar. Kondisi ini membuat pelaku illegal fishing masih bebas mencuri ikan di laut Indonesia meski ada ancaman penenggelaman kapal.

"Tolonglah pemerintah belikan TNI-AL 6-8 kapal level LPD (landing platform dock) yang panjangnya 140 meter. Bukti kapal Silver Sea yang melakukan transipment dengan kapal Indonesia di Papua malah dapatnya dari foto patroli udara Australia," kata Susi dalam diskusi "Laut Masa Depan Bangsa" di Gedung Minabahari III, kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, Rabu (30/9/2015).

LPD adalah kapal perang amfibi yang mampu meluncurkan, membawa dan mendaratkan elemen kekuatan darat untuk misi-misi perang gerak cepat. Kapal-kapal ini umumnya dirancang untuk membawa pasukan ke zona pertempuran lewat laut dan memiliki kemampuan membawa kekuatan udara terbatas seperti helikopter.

TNI-AL memiliki 4 kapal LPD yaitu KRI Makassar, KRI Surabaya, KRI Banjarmasin, dan KRI Banda Aceh.

Menurut Susi, meski mahal, harga kapal kelas LPD masih sangat kecil nilainya ketimbang kerugian negara akibat pencurian ikan. Menurutnya bila dibanding dengan kerugian 'kebocoran' BBM bersubsidi yang salah sasaran akibat illegal fishing, harga kapal besar TNI-AL tak ada artinya.

"Jangan dilihat harganya. Kalau satu kapal yang canggih kan LPD, itu harganya Rp 2-3 triliun. Belilah 4 dalam setiap dua tahun, nggak sampai Rp 15 triliun. Dari rugi BBM subsidi dari illegal fishing Rp 30 triliun," ujar Susi.

Diungkapkan Susi, dirinya sudah bicara dengan presiden untuk menambah kapal-kapal patroli TNI-AL. Selain kapal laut, dirinya juga mendorong pemerintah membeli lebih banyak pesawat patroli udara.

"TNI-AL juga harus bicara ke pemerintah bahwa dengan hilangnya illegal fishing bisa hemat BBM ratusan triliun. Itu tagihlah ke pemerintah hilang kerugian buat ditukar jadi kapal LPD," jelas Susi.

"Saya kadang bingung. Kapal KRI kita yang besar sekarang hanya 4 buah, yang lain yang kecil dan menengah. Kapal kan juga harus ada maintenance, kalau mau efektif 70% operasi, 30% maintenance. LPD kalau bisa tambah 12 lagi, itu baru aman," tegasnya

http://finance.detik.com/read/2015/0...pencurian-ikan

========

Absalon class aja bu, ntar biar bisa anak pinak jadi Iver class emoticon-Ngacir

biar emak emak gaool punya pilihan..

Absalon Class Combat / Flexible Support Ship, Denmark

The two Absalon Class vessels, built by Odense Steel Shipyard for the Danish Navy, are flexible support ships (combat support ships). The ships can be equipped for naval warfare, land attack, strategic sealift missions or as a command platform. They can also be configured as hospital ships or for emergency disaster relief.

HDMS Absalon (L16) was launched in February 2004 and commissioned into the Royal Danish Navy in July 2004. The second of class, Esbern Snare (L17), was launched in June 2004 and commissioned in February 2005.

Weapon and combat system acceptance trials concluded with a test firing of the evolved Sea Sparrow missile (ESSM) in May 2008 to be followed by entry into service by the end of 2008.
"Absalon Class vessels can be equipped for naval warfare, land attack or strategic sealift missions."

The installation and integration of the ship's combat systems is managed by the Danish Naval Materiel Command (NMC) at the Korsoer Naval Base, except for the mk45 mod 4 gun which was installed during the construction of the ship by Odense Steel Shipyard at Lindo.
Absalon Class combat support ship design

The Absalon Class has a full load displacement of 6,300t. The hull is 137m long, has a 19.5m maximum beam and a 6.3m draught.

The ship design, with 16 watertight sections or compartments and two airtight bulkheads, incorporates survivability and damage limitation features including dual redundancy, automated damage control zones, damage detectors and smoke zones. The ship's on-board battle damage and control system continuously monitors the status of the ship and incorporates a closed circuit television observation system with more than 50 cameras, fire fighting installations, sensors and alarms, a load and stability computer.

A roll-on roll-off ramp installed at the stern of the ship accesses the flex deck (flexible deck). The flex deck, providing 915m², and 250m of parking lanes, is about 90m long. The reinforced deck can embark vehicles up to 62t such as the Leopard II main battle tank.

The ship design incorporates stealth characteristics for low acoustic, radar, visual and infrared signatures. Shock protection and isolation are to STANAG 4142, 4137 and 4549. Parts of the hull are armour protected to STANAG 4569 standard. Manned areas are protected against nuclear biological and chemical warfare to STANAG 4447.

bisa bawa mainan ini gan..
Diubah oleh chibiyabi 30-09-2015 06:42
1
14.2K
78
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Militer
MiliterKASKUS Official
20KThread7.2KAnggota
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.