faisaleffendiAvatar border
TS
faisaleffendi
Menolak Polisi Parlemen
Sebagai wakil rakyat yang dipilih langsung oleh rakyat, anggota DPR sudah semestinya dekat dengan rakyat. Namun, di Republik ini, justru anomali yang terjadi lantaran anggota DPR malah ingin menjauh dari rakyat. Sulit disanggah bahwa selama ini ada jarak terbentang antara anggota dewan dan rakyat. Mereka yang seharusnya menyatu dengan rakyat justru membangun pagar tinggi untuk memisahkan diri dari rakyat. Anggota DPR hidup seperti di dunia sendiri, sementara rakyat hidup di dunia yang lain.

Itulah yang terjadi selama berpuluh-puluh tahun di negeri ini dan anggota DPR seolah menikmatinya. Bahkan, DPR merasa jarak dengan rakyat masih perlu diperlebar. Mereka ingin semakin menjauhi rakyat dengan rupa-rupa sekat. Yang terbaru, sejumlah anggota DPR tengah mewacanakan pembentukan polisi parlemen. Tak tanggung-tanggung, berdasarkan draf dokumen Desain dan Konsep Usulan Parliamentary Police, polisi parlemen nantinya berkekuatan 1.194 personel. Polisi parlemen dipimpin perwira Polri berpangkat brigadir jenderal.

Seabrek fasilitas telah pula dirancang, mulai kantor, ratusan senjata api laras panjang dan laras pendek, hingga 130 mes atau asrama buat mereka. Tugas polisi parlemen yang pembentukannya sudah mulai dibahas dengan Polri itu pun khusus untuk mengamankan fasilitas milik parlemen dan tentu saja anggota parlemen. Skenarionya, tidak cuma Gedung DPR, rumah dinas anggota DPR juga akan dijaga.

Bahkan, perjalanan dinas setiap anggota dewan akan dikawal polisi parlemen. Sudah pasti, skenario seperti itu butuh dana tambun dan lagi-lagi uang rakyatlah yang digelontorkan. Benar bahwa sebagai objek vital, Gedung DPR perlu diamankan. Tidak salah bahwa sebagai pejabat negara, anggota DPR berhak mendapatkan pengamanan. Namun, bukan berarti pengamanan terhadap mereka harus berlebihan sampai-sampai harus dibentuk polisi parlemen. Gedung DPR ialah milik rakyat yang harus terbuka untuk rakyat yang hendak menyampaikan aspirasinya.

Namun, polisi parlemen dikhawatirkan menjadikan gedung parlemen tidak bersahabat bagi rakyat. Bukankah gedung parlemen semestinya menjadi rumah rakyat? Keinginan DPR membentuk polisi parlemen ialah bentuk pelampiasan syahwat eksklusivitas. Anggota DPR yang seharusnya berperan mulia bak menara air yang menghidupi rakyat bakal menjadi menara gading yang tak terjangkau. Bila anggota DPR semakin jauh dari rakyat, semakin lupa diri pula bahwa mereka dipilih untuk memperjuangkan kepentingan rakyat.

Dipandang dari sisi mana pun, wacana pembentukan polisi parlemen tidaklah patut, juga tak perlu. Tak patut karena anggota DPR selama ini telah dibanjiri seabrek fasilitas dan kemewahan oleh negara. Tak perlu karena selain menggerogoti keuangan negara, polisi parlemen hanya akan mempertebal tembok penyekat antara rakyat dan wakilnya. Tiada secuil pun pembenaran untuk meneruskan wacana dan keinginan tersebut. Kepada para anggota dewan yang terhormat kita menyeru hentikan niat membentuk polisi parlemen sekarang juga. Bagi DPR, pengamanan paling kukuh yang tak bisa ditembus ancaman sebesar apa pun ialah jika mereka betul-betul berpihak kepada rakyat dan memperjuangkan kepentingan rakyat.
0
842
9
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.7KThread82.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.