kindzwieAvatar border
TS
kindzwie
Performa BukM 2E milik suriah menghadap F15 israel
Pada tanggal 7 Desember 2014,
angkatan udara Israel melakukan
serangkaian serangan udara di dalam
wilayah Suriah. Sebenarnya serangan
Israel ke Suriah dan juga Lebanon
adalah hal biasa. Kerap dilakukan
untuk menyerang konvoi yang
membawa senjata militan Hizbullah
di Libanon dan menurunkan pasukan
rezim Suriah di barat daya Suriah.
Tetapi serangan 7 Desember menjadi
serangan yang unik dengan strategi
yang cukup berani. Salah satunya,
sebagian besar serangan udara
tertangkap kamera.
Dan dari bukti video dan fotografi
tersebut mengungkapkan beberapa
taktik Israel yang sangat menarik. Jika
menyimak gambar dan video
serangan tersebut terlihat bahwa
serangan dilakukan oleh sedikitnya
empat jet tempur F-15 Israel. Empat
jet itu dibagi menjadi dua kelompok
dengan masing-masing tim dengan
dua pesawat. Pesawat masuk ke
wilayah udara Suriah pada pukul
16.00 waktu setempat dari arah
Lebanon terbang menuju timur
menuju Damaskus dengan terbang
sangat tinggi dan kecepatan tinggi.
Formasi pesawat sangat lebar. Bukan
hanya antar tim, tetapi antar pesawat
dalam satu tim juga mengambil jarak
yang jauh. Dan ini memang strategi
dalam serangan itu. Jet Israel hampir
pasti menggunakan jamming
elektronik untuk mencegah radar
pertahanan udara Suriah bisa
melacak mereka, ketika jarak masih
jauh. Sistem pertahanan udara
buatan Rusia, yang dimiliki Suriah
sudah memiliki cara-cara untuk
melawan jamming canggih.
Tetapi dengan tidak adanya radar
pasif dan jaringan pertahanan udara
terpadu, sistem Suriah mungkin
masih melacak azimuth dan elevasi
sinyal jamming yang masuk
meskipun dengan margin error yang
cukup besar. Data yang bisa memberi
isyarat sensor optik memungkinkan
sistem rudal Suriah bisa mendeteksi
ada musuh datang. Masalahnya
dengan jarak antar pesawat yang
sangat lebar menjadikan margin
error tumpang tindih hingga Suriah
sangat sulit menentukan target dan
tembakan Suriah pun kurang akurat.
Dalam pertempuran udara cepat, hal
ini menjadi waktu yang berharga
bagi jet tempur bergerak mendekati
target. Perhatikan gambar di atas.
Asap contrails di sebelah kiri berasal
dari F-15. Sementara contrails di
sebelah kanan merupakan asap dari
rudal Buk. Di bawah jamming berat,
rudal Buk-M2 Suriah yang
ditempatkan di bandara Mezzeh
berhasil menembakkan dua rudal ke
arah tim pertama. Namun Israel
menanggapi dengan langkah
sederhana yakni dengan mengubah
arah. Dalam tembakan rudal
permukaan ke udara jarak jauh dan
jarak menengah harus mampu
memprediksi titik depan pesawat
masuk untuk kemudian dijadikan
dasar lintasan rudal. Pada tahap
terakhir penerbangan, rudal akan
memperbaiki lintasan menggunakan
pencari nya. Perubahan yang
signifikan ke arah target akan berarti
bahwa rudal tidak akan menemukan
pesawat di zona diprediksi.
Tim pertama F-15 memancing rudal
Suriah terhadap diri mereka sendiri
kemudian berbalik ke arah utara dan
merilis senjata mereka, menyerang
lapangan terbang kecil bernama Al
syar’i di wilayah Dimas barat dari
Damaskus. Tim pertama kemudian
berbelok tajam ke barat dan kembali
ke langit Lebanon. Di belakang, tim
kedua sudah memasuki Suriah.
Sepasang F-15 mendekati Damaskus.
Buk-M2 menunggu para penyusup
untuk mengubah arah atau lebih
masuk lebih dekat. F-15 kemudian
merilis senjata mereka dan berbelok
tajam ke arah selatan. Dua rudal
Suriah merayap ke langit-contrails
menunjukkan SA-3. Yang perlu
diketahui rudal yang diluncurkan kali
ini tidak untuk menghantam F-15,
tetapi untuk mencegat rudal yang
dilepas Israel. Salah satu dari SA-3
mencapai target dan menghancurkan
salah satu rudal F-15. Puing-puing
dari rudal dipandu Popeye. Popeye
adalah rudal stand-off dengan hulu
ledak seberat 700 pounds.
Menggunakan kombinasi citra
inframerah dan bimbingan inersia
untuk menghantam sasaran hingga
50 mil jauhnya dari titik peluncuran.
Sementara rudal F-15 lain lolos dan
menghantam kendaraan dan
bangunan di bandara internasional
Damaskus. Puing rudal Popeye Israel
yang dihancurkan Bulk Suriah
Angkatan udara Israel sebenarnya
juga memiliki rudal Spice yang lebih
modern dibanding Popeyes. Spice
menggunakan kombinasi GPS dan
bimbingan laser. Belum jelas kenapa
bukan rudal ini yang dipakai. Setelah
melakukan misi serangan ke Suriah,
ternyata pesawat Israel tidak
langsung kembali ke Tel Aviv. Mereka
masih berputar-putar sekitar 30
menit di atas langit Lebanon. Hal ini
berdasarkan pada siaran telvisi
negara tersebut.
Kemungkinan mereka menunggu
apakah ada komando untuk
menyerang lagi atau tidak. Tetapi
setelah dipastikan target hancur,
pesawat-pesawat itupun segera
ditarik kembali ke wilayah Israel. Jet
tempur Israel melakukan sebuah misi
berani di siang bolong jelas sebuah
serangan yang berani. Memilih
menggunakan rudal Popeye juga
sebuah risiko. Tetapi suka atau tidak
suka, serangan udara ini cukup sukses
tetapi juga penuh risiko.
Penyergapan oleh situs rudal tunggal
di dekat perbatasan atau beberapa
rudal jarak pendek atau senjata bisa
membalik keadaan serangan itu
sebagai petaka bagi Israel.
Diubah oleh kindzwie 16-12-2014 03:01
0
17.8K
81
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Militer
MiliterKASKUS Official
20KThread7KAnggota
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.