yinluckAvatar border
TS
yinluck
MPR Akan Kembali Dikuasai KMP. PDIP Kibarkan Bendera Putih, ancam Kerahkan 1 jt Masa!
MPR Akan Kembali Dikuasai Koalisi Merah Putih
Sabtu, 4 Oktober 2014 - 06:33 wib

JAKARTA - Pemilihan pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) akan digelar Senin, pekan depan. Pengamat politik, Heri Budianto, memprediksi kepemimpinan MPR akan kembali jatuh ke koalisi merah putih.

"Tergantung mekanismenya, akankah sama dengan DPR, per paket lima fraksi tahu bagaimana. Kalau menggunakan mekanisme yang sama, tentu bakal kembali dikuasai oleh KMP," kata Heri kepada Okezone, Jumat (3/10/2014) malam.

Pernyataan senada pun diutarakan pengmat poltik Said Salahudin. Meski dalam pemilihan pimpinan MPR RI, akan melibatkan jajaran Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang cenderung independen tanpa ada kepentingan partai.

"DPD sama juga dengan DPR punya interes politik yang cenderung untuk berkoalisi dengan sesama anggota yang lain untuk nantinya akan bersama KMP atau kolaisi Indonesia Hebat (KIH)," kata Said.

Dengan adanya interes politik itu, Said menduga, peristiwa pemilihan pimpinan DPR akan kembali terulang pada pemilihan MPR RI.

"Dugaan saya peristiwa pemilihan pimpinan DPR akan terulang di MPR. KIH keok lagi. Karena KMP menjadi mayoritas, dan DPD komposisi pandangan politiknya dekat dengan KMP," tandasnya.
http://m.okezone.com/read/2014/10/04...si-merah-putih

PDIP Kibarkan Bendera Putih
Jum'at, 3 Oktober 2014 - 23:31 wib

JAKARTA - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mulai pasrah menghadapi kekalahan bertubi-tubi dari Koalisi Merah Putih (KMP). Bahkan, untuk memperebutkan kursi pimpinan MPR, PDIP kini harap-harap cemas.

Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Puan Maharani mengaku pesimistis dengan sisa satu peluang itu. Meski begitu, Koalisi Indonesia Hebat terus melakukan konsolidasi.

"Rapat konsolidasi antara Ketua Umum, pimpinan partai, dan fraksi PDIP semangat terus kami kawal. Konsisten bersama rakyat. Berubahnya MD3, RUU Pilkada, pimpinan DPR. Harus bersama-sama terus dengan rakyat," katanya di Kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, Jumat (3/10/2014).

Puan pun menyebut adanya penzaliman yang dilakukan kepada pendukung Jokowi- JK yakni empat fraksi di DPR.

Menyoal kursi Ketua MPR, Puan mengaku tetap memperjuangkan hal itu. "Kami tetap berjuang, satu nama di MPR,” ujarnya.

“Lihat situasi hari ini, tak ada ruang dan celah bagi kami, bukan tak berusaha atas perjuangan kepercayaan rakyat pada kami. Tetapi penzaliman ini tak membuat kami bisa ikut membangun bangsa. Semua ruang kan sudah kami buka. Lihat saja tanggal 6 Oktober nanti," paparnya.
http://m.okezone.com/read/2014/10/03...-bendera-putih


Hadapi KMP, PDIP bisa saja kerahkan 1 juta massa
Sabtu, 04 Oktober 2014 - 16:13 WIB

KANALSATU - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) bisa saja mengerahkan massa, dalam menghadapi manuver politik Koalisi Merah Putih (KMP) di parlemen.

Disebutkan Ketua DPP PDIP Trimedya Panjaitan, pendukung dan simpatisan partainya berjumlah sekitar 50 juta orang. "Masa tidak bisa mengerahkan 1 juta orang saja?" kata Trimedya Panjaitan di Jakarta, Sabtu (4/10/14).

Namun PDIP menyadari, pengerahan massa tidak akan berdampak positif. PDIP pun memilih jalur hukum dalam menyikapi manuver KMP. Seperti halnya menggugat kembali UU MD3, khususnya soal pemilihan pimpinan MPR.

"Kita menghindari upaya yang anarkis. Upaya secara prosedural dan hukum yang akan kita tempuh terus menerus. Ada juga godaan mengerahkan massa. Tapi kita tetap pilih langkah hukum," urainya.

Trimedya lantas mengimbau KMP agar upaya penjegalan tidak terus berlarut-larut. Dikuatirkan, masyarakat akan marah dan bertindak dengan sendirinya tanpa ada pengerahan. "Sudah marah ini masyarakat di bawah, gila loh sampai diginiin," cetusnya.

Sebelumnya, Undang-Undang (UU) pemilihan pimpinan MPR digugat ke Mahkamah Konstitusi (MK), dan sudah didaftarkan pada Jumat (3/10/14) kemarin. Penggugat adalah beberapa anggota MPR seperti Dwi Ria Latifa, Junimart Girsang dan Henry Yosodiningrat.

Adapun yang diajukan uji materi adalah Pasal 15 ayat (2) UU MD3 yang menyatakan, "Pimpinan MPR dipilih dari dan oleh anggota MPR dalam satu paket yang bersifat tetap. Paket pimpinan terdiri dari 1 orang ketua dan 4 orang wakil ketua, suatu fraksi harus bergabung dengan 4 fraksi/kelompok anggota."

"Ketentuan Pasal 15 ayat 2 UU MD3 secara nyata telah mengebiri hak konstitusional fraksi-fraksi dan kelompok anggota/DPD untuk dapat mengajukan calon pimpinan MPR," kata Ketua Fraksi Partai Nasdem MPR Bachtiar Ali dalam jumpa pers di Kantor Partai Nasdem, Jakarta, Sabtu (4/10/14).

Menurutnya, frasa "dalam satu paket yang bersifat tetap" telah menyebabkan beberapa fraksi yang secara faktual memiliki kursi, menjadi kehilangan hak konstitusionalnya. Seperti halnya saat pemilihan pimpinan DPR.

"Sistem paket dalam pemilihan pimpinan DPR diakui atau tidak, telah memberangus hak-hak anggota DPR untuk dipilih menjadi pimpinan. Khususnya fraksi-fraksi yang tidak dapat membentuk paket calon pimpinan," tegasnya
http://kanalsatu.com/id/post/32837


Kalah 4 kali, pengamat sebut PDIP jangan jumawa jadi pemenang
Kamis, 2 Oktober 2014 12:23

Merdeka.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) telah dinobatkan sebagai partai pemenang Pemilihan Umum (Pemilu) 2014. Partai besutan Megawati Soekarnoputri ini memperoleh 23.681.471 suara, atau 18.95 persen. Dengan hasil tersebut, mereka memperoleh 109 kursi di DPR.

Meski memenangi pemilu, bukan berarti PDIP menguasai parlemen. Meski sudah digabung dengan partai koalisi mereka, yakni Partai NasDem, PKB dan Hanura, komposisi di parlemen hanya mencapai 207 kursi. Bandingkan dengan Koalisi Merah Putih yang berjumlah 353 kursi.

Hasilnya, mereka pun beberapa kali dikalahkan kekompakan kubu Prabowo dalam menyusun kebijakan-kebijakan strategis. Kekalahan pertama dimulai dari disahkannya Undang-Undang MPR, DPR, DPD dan DPRD, berlanjut ke RUU Pilkada, penyusunan tata tertib anggota DPR dan terakhir pemilihan pimpinan DPR.

Dengan kondisi itu, akademisi Ilmu Politik Universitas Paramadina Arya Fernandez memandang PDIP agar tidak lagi jumawa sebagai partai pemenang pemilu. Meski menang dalam dua pertarungan politik, yakni Pemilihan Anggota Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres), namun mereka tetap kalah telak di parlemen.

"PDIP sebagai partai penguasa harus menurunkan grade-nya, ini perlu dilakukan agar level negosiasi antar partai berjalan seimbang. Tidak bisa hanya mengandalkan faktor kemenangan, apalagi terhadap Demokrat yang pernah menjadi partai penguasa, jadi level komunikasi harus seimbang juga," ujar Arya saat berbincang dengan merdeka.com, Kamis (2/10).

Misalnya, pendekatan yang dilakukan oleh PDIP kepada lain di DPR harus diubah, termasuk di antaranya Partai Demokrat. Sebagai bekas partai penguasa, tentu Demokrat masih memiliki efek psikologis yang tidak bisa diperlakukan layaknya partai-partai kecil lainnya.

Kemampuan negosiasi pun harus diperhatikan betul agar mampu mendapatkan kawan baru di DPR. Tidak hanya terpaku kepada senioritas tapi juga menjadi inisiator terhadap partai lain. "Jadi posisi politik negosiator harus seimbang, kalau negosiasi politisi senior harus berpengaruh," tandasnya.
http://www.merdeka.com/politik/kalah...-pemenang.html


Kalah 4:0, PDIP Dinilai Gagal Baca Dinamika Politik
02 Oktober 2014 15:46 wib

Metrotvnews.com, Jakarta: Dengan jumlah yang mendominasi, Koalisi Merah Putih (KMP) sukses memenangkan setiap voting DPR. Dalam empat kali voting yang dihelat di DPR, KMP sukses menang dengan 'menyapu bersih' voting tersebut.

"Karena PDIP tidak membaca situasi dan dinamika politik. Partai butuh kepastian, bukan sekedar janji saja," kata pengamat politik dari Universitas Mercubuana, Heri Budianto kepada Metrotvnews.com, Kamis (2/10/2014).

Dia menambahkan Koalisi Indonesia hebat yang digawangi PDIP gagal dalam melakukan lobi politik terhadap beberapa partai, sehingga mengalami kekalahan di DPR. Salah satu cara untuk membendung kemenangan KMP, adalah melakukan lobi politik lebih keras. "PDIP bisa mendesak Mega untuk bertemu dengan SBY, karena sudah kalah 4:0. Jika Demokrat masuk, di parlemen Koalisi Indonesia Hebat masih kurang banyak dari KMP. Jadi perlu menarik PPP," terangnya.

Jika gagal menggoda Demokrat dan PPP, maka diprediksi pemerintahan Jokowi-JK kerap dijelgal di parlemen. "Ini tantangan masih berat. Kalau gagal gempuran makin kencang," tutupnya.

Sebelumnya diketahui KMP sukses menang dengan skor 4:0. Kemenangan hasil voting KMP diawali dengan saat revisi UU MD3. Dalam UU tersebut salah satu pasal berbunyi Kursi Ketua DPR tak otomatis jadi milik partai pemenang pemilu. Kemenangan kedua KMP saat disahkannya Peraturan Tata Tertib (Tatib) DPR.

Kemudian ditetapkannya UU Pilkada. Dalam sidang Paripurna tersebut, Demokrat yang digadang-gadang sebagai partai penentu memilih walk out. Kemenangan keempat KMP yaitu saat pemilihan paket Ketua DPR RI. Setya Novanto resmi menjadi Ketua DPR terpilih secara paket bersama Fadli Zon, Agus Hermanto, Taufik Kurniawan, dan Fahri Hamzah.
http://news.metrotvnews.com/read/201...namika-politik


Ancaman PDIP Kerahkan 1 Juta Massa Tak Main-main?
Buktinya Pernah Ada Kasus Penyerbuan TV One beberapa Waktu Lalu ...

Quote:


----------------------------

Merasa keok, kok mulai main kayu, mulai main kerahkan massa, main keroyokan ... katanya partai demokrasi (dari namanya), tapi kok takut menyelesaikan sengketa dengan cara-cara demokratis?


emoticon-Ngakak
Diubah oleh yinluck 04-10-2014 09:37
0
9.5K
105
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
670KThread40.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.