Ada 2 hal yg lagi ramai diperbincangkan orang akhir2 ini. Kalo nggak sengketa Pilpres ya kebijakan Pemerintah soal pembatasan konsumsi BBM bersubsidi. Tapi kali ini ane gak mau bahas soal sengketa Pilpres, kar'na hasilnya kurang lebih sudah bisa ditebak.

Ane cuma mau diskusi sama juragan sama juraganwati sekalian yg udah sudi mampir ke thread ane ini soal kebijakan Pemerintah yg membatasi konsumsi BBM bersubsidi.

Kalo ane pikir2, selama ini kebijakan Pemerintah dalam hal BBM bersubsidi masih berkutat dalam lingkaran setan, yg intinya gak menyelesaikan masalah. Harga dinaikkan kar'na harga minyak dunia naek, pengusaha, ibu rumah tangga, sopir angkot, pedagang, hampir semua kalangan masyarakat berontak. Beban produksi naek lah, biaya hidup naek lah, pendapatan berkurang lah. Intinya, harga BBM bersubsidi naek, harga kebutuhan ikut naek, gaji karyawan pelan2 naek, gak selesai2. Berkutat begitu saja. Orang bilang lingkaran setan.

Yg terbaru, kebijakan Pemerintah adalah dengan membatasi konsumsi BBM bersubsidi. SPBU hanya boleh menjual BBM bersubsidi dari jam 8 pagi sampai jam 6 sore saja. Hasilnya, sementara bisa dilihat di berita, beberapa SPBU sudah ancang2 mem-PHK beberapa karyawan nya kar'na omzet nya menurun drastis. Beberapa pengusaha di rest area jalan tol juga sudah berancang2 mem-PHK sejumlah karyawan nya. Alasan nya karena SPBU di rest area jalan tol dilarang berjualan BBM bersubsidi, akibatnya pemakai jalan tol lebih memilih mengisi bahan bakar di luar jalan tol dari pada harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk membeli pertamax atau solar dex. Balik lagi, rasa2 nya kebijakan yg ini juga hanya akan seperti lingkaran setan saja. Tinggal menunggu lebih banyak orang lagi yg berdemo, dan menunggu tanggapan Pemerintah.

Beberapa hari yg lalu, sambil ane bengong, ane mikir, kenapa BBM bersubsidi tidak diperuntukkan bagi yg membutuhkan saja. Selama ini Pemerintah seringkali menyuarakan kalo subsidi BBM negara kita tercinta ini banyak salah sasaran, tapi kebijakan yg dikeluarkan masih sama saja, bukan solusi dari permasalahan subsidi BBM yg salah sasaran. Contoh, pemilik mobil Toyota Alphard masih bisa beli premium.

Sambil bengong itu ane hai mikir juga, kalo memang subsidi BBM ini salah sasaran, kenapa Pemerintah gak mengubah kebijakannya dengan mensubsidi BBM kepada yang membutuhkan saja. Contoh, mobil Toyota Alphard dilarang mengisi bahan bakar premium.

Ane jadi mikir lagi neeh gan, gimana jadinya kalo Pemerintah mengubah kebijakannya dengan hanya memperuntukkan BBM bersubsidi untuk kendaraan umum, motor, angkutan umum, bis kota dan kendaraan umum lainnya. Selain itu?? Ya silahkan membeli BBM non subsidi macam Pertamax atau Pertamax plus. Dengan begitu, bisa ane bayangin kalo harga kebutuhan gak akan naek, kar'na ongkos produksi atau ongkos untuk transportasi gak naek, khan BBM nya di subsidi Pemerintah.

Satu2 nya pihak yg akan protes mungkin para pemilik mobil pribadi, kar'na mereka harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk membeli BBM non subsidi. Tapi Pemerintah bisa menangkis komplain mereka, karena mereka bisa dikategorikan golongan mampu. Masa mampu beli mobil harga puluhan sampe ratusan juta gak mampu beli BBM yg cuma 12 rebu per liter. Dan kalo gak mau mengeluarkan lebih banyak uang buat beli BBM non subsidi mereka bisa mulai membiasakan diri naek angkutan umum. Dampaknya, kota besar macam Jakarta dan Surabaya dan yg laen nya bisa terkurangi kemacetannya, karena orang akan mulai berpikir panjang untuk naek mobil pribadi. Dan dampaknya lagi, polusi bisa sedikit demi sedikit terkurangi. Ane rasa solusi ini akan lebih banyak manfaat Dan sisi positifnya daripada kebijakan Pemerintah selama ini.

Hal itu yg ane mau diskusikan sama juragan dan juraganwati disini. Moga2 bisa didengar sama Pemerintah yg akan datang. Ane mohon juga juragan dan juraganwati meninggalkan komentar dan pandangan, supaya kita juga bisa memberikan sumbangan solusi kepada Pemerintah. Gak cuma teriak2 demo saat kebijakan pemerintah dirasa gak berpihak sama kita.

Ane tunggu tanggapan dan tambahan dari juragan semua. Cheers