lenovolontong
TS
lenovolontong
Jomblo yang mencoba berpikir tentang TNI-AL
Ini sekedar pikiran ane sih gan, bukan bermaksud apa-apa, cuma sebagai jomblo di malam minggu, duduk sendirian di cafe ngeliat orang pacaran, terus...terus..., emoticon-Ngakak (S)emoticon-Ngakak (S)

Terlintas di ingatan ane waktu Megatron menjabat sebagai Presiden, beliau pernah membeli 4 unit pesawat sukhoi tanpa "sowan" ke DPR komisi 1, terus jadi polemik di dalam negeri. Waktu itu megatron bilang kalau Indonesia diserang, TNI gak akan bisa mempertahankan ibukota lebih dari 2 minggu. Jadi miris juga sih gan. Lalu, ane juga perhatikan beberapa tahun terkahir alutsista TNI mengalami peningkatan dan perbaikan serta sudah ada rencana MEF hingga tahun 2024. Yang ane lihat kok lebih banyak pembelian di sektor darat dan udara, memang ada di sektor laut, cuma...., menurut ane kok tidak sebanding dengan luas wilayah kelautan Indonesia gitu loh (CMIIW) Memang, membeli sebuah kapal perang sekelas Fregat aja, harganya sudah mampu untuk membeli 3 pesawat Su-30 MKM. Emang mehong sih, cuma kan untuk negara kepulauan, memiliki sebuah ALyang kuat adalah kebutuhan bukan kemewahan.
Baru-baru ini TNI-AL mendapat 3 buah kapal baru dari Inggris, itu bagus, tapi masih kurang jauh bangeeeeet. Bahkan Corvette Parchim class yang dibeli zaman pak Harto berkuasa sampai sekarang masih ada yang menunggu retrorfit di dok PT PAL. Itu pembelian kapal tahun berapa sampai sekarang masih belum bisa berlayar emoticon-Cape d... (S) Kebanyakan aramada kapal TNI-AL adalah kapal bekas negara lain yang diretrofit, apakah salah? tidak juga, cuma...., dimana kebanggan TNI-AL kalau begitu? Armada kapal selam yang menurut ane paling merana, cuma mengandalkan 2 KS uzur yang baru di-permak habis-habisan di korea. Ada penambahan 3 KS baru cuma dari KS "kelas 2" alasannya klasik "dana". Dari sisi wilayah operasional yang pernah baca, lontong type 209 emang yang paling cocok, karena di wilayah barat Indonesia, kedalaman laut cuma berkisar 40 - 200 meter, kalau pake lontong gede, sulit untuk bermanuver di kedalaman segitu. Jadi, pembelian Changbogo adalah tepat. Pertanyaan baru lagi, terus siapa yang akan menjaga perairan dalam Indonesia di bagian selatan kalau begitu?

Ini yang menjadi kegalauan ane sebenarnya gan. Wilayah barat Indonesia, yang akan dihadapi TNI adalah Singapura dan Malaysia. Singapura negara kecil, tidak punya SDA, tinggal di kepung aja, Singapura pasti menyerah. Lalu Malaysia, memang wilayahnya cukup luas, punya SDA juga, tapi TNI yang ada sekarang sudah cukup untuk meladeni TDM jika terjadi perang terbuka. Pasti kebanyakan yang terjadi adalah perang darat, karena dekatnya kedua wilayah ini. Lagian selama ini TNI hanya menganggap Malaysia adalah penganggu bukan ancaman.
Wilayah selatan Indonesia lah sebenarnya ancaman nyata. TNI akan menghadapi Ostrali, pastinya jika terjadi perang, TNI-AL tidak akan bisa menghadapi serbuan AL ostrali. Secara kualitas, kapal-kapal TNI -AL tidak bisa meladeni AL Ostrali dalam waktu lama, TNI-AL harus melakukan pre-emptive strike jika mau menang karena kecanggihan alutsista AL ostrali. Secara kuantitas, kapal-kapal AL Ostrali lebih banyak jumlahnya. Dari kapal selam aja, Otrali punya 6 uniit, TNI cuma punya 2 unit. Dari persenjataan, yang paling baru dari TNI-AL adalah rudal Yakhont dan C-705. Muncul pertanyaan ane, kenapa Ostrali diem-diem aja waktu TNI-AL berhasil menguji tembak Yakhont? Kenapa mereka tidak merasa "terancam"? Kemungkinan yang ada adalah itung-itungan diatas kertas, Ostrali memperkirakan mereka pasti bisa menangkal rudal Yakhont. Walaupun kagak semua, tapi sebagian besar yang diluncurkan TNI-AL pasti bisa mereka rontokkan. Pemikiran ane simpel gan, klo ane yang sudah belajar beladiri puluhan tahun, terus ada saingan ane yang baru aja belajar beladiri, ane pasti nyantai aja, klo bertarung udah pasti menang ane kok.

Sudah saatnya pemerintah melihat kebutuhan TNI-AL akan alutsista, memang mahal harganya, lebih mahal daripada membangun sebuah AD atau AU. Tapi, Indonesia adalah negara kepulauan, dan bukan hanya itu, Indonesia dilewati oleh jalur pelayaran Internasional selama ratusan tahun. Memiliki AL yang kuat bukanlah sebuah kemewahan untuk Indonesia tapi sebuah kebutuhan. Jangan sampai gara-gara AL kita yang tidak mumpuni, pulau-pulau terluar Indonesia harus ditempatkan personel AD yang seharusnya menjadi jatah AL dan Marinir. Jangan sampai pula negara-negara tetangga jadi "ngelamak" karena AL kita yang lemah.

Kemandirian alutsista harus kita raih, karena jika masih membeli terus dari luar, sampai kapanpun negara tetangga bisa mengukur kemampuan TNI. 1 hal juga yang bikin ane malu, di negara maju, roket cukup dibuat di rumah oleh mahasiswa bukan oleh lembaga antariksa. Di youtube banyak contohnya. Transfer of Technology sangat bagus menurut ane, memang mahal dan susah di awal, tapi mengutip dari quote Dahlan Iskan "Orang yang hebat tidak dihasilkan melalui kemudahan, kesenangan dan kenyamanan. Mereka dibentuk melalui tantangan, kesukaran dan air mata."

Para sesepuh formil yang baik hati emoticon-Betty (S) kalo ane ada pernyataan yang salah di trit ane ini minta tolong jangan emoticon-Blue Guy Bata (S) yaa, tapi di-kritik dan saran aja.
Karena kritik dan saran akan membangun ane menjadi lebih baik emoticon-Betty (S)

emoticon-I Love Indonesiaemoticon-I Love Indonesia
0
5.4K
28
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Militer
Militer
icon
19.9KThread6.7KAnggota
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.