Cerita Anak Asrama Kompleks Militer (Part I)

Beranda

...

The Lounge
Cerita Anak Asrama Kompleks Militer (Part I)

tancredysarah

10-04-2014 18:54

Cerita Anak Asrama Kompleks Militer (Part I)

Baca sampai abis gan, dijamin gak bakalan nyesal. emoticon-I Love Kaskus (S)

Assalamualaikum agan2 dan agan2wati yang ane cintai dan ane sayangi. emoticon-Malu (S)

Di trit ini ane ingin berbagi cerita tentang masa kecil ane dan temen-temen ane yang tinggal dan dibesarkan di sebuah kompleks asrama militer emoticon-army

. Trit ini original tulisan ane dan gak mungkin repost emoticon-Peace

. Nantinya akan ada banyak cerita yang akan ane share di sini. Dan akan banyak editan sana-sini karena ane juga harus memutar keras memori ane untuk kembali mengingat beberapa cerita masa kecil ane hingga ke hal-hal detailnya . Yang pasti masa kecil kami dari anak-anak asrama militer tak mungkin sama dengan masa kecil dari anak2 kebanyakan. Terlalu banyak hal ekstrim di masa kecil kami emoticon-Army (S)

. Dan khusus untuk malam ini ane akan share sebuah cerita singkat tentang pengalaman MISTIS ane di kompleks militer. emoticon-Takut (S)

Spoiler for Chapter One - and the story begin:

Genderuwo mata Satu

Spoiler for ilustrasi:

Ini salah satu cerita paling kelam di masa kecil ane n temen2 ane. Waktu itu umur ane sekitar 14 tahun, dan sumpah demi tuhan, saat itu pertama kali ane ngeliat genderuwo mata satu. Mungkin agan2 bingung mahluk apa itu genderuwo mata satu? Ane Cuma bisa jelasin klo genderuwo mata satu itu adalah iblis yg paling serem selalu yg menghantui ane sejak pertama kali ane melihatnya hingga saat ini. Seperti dajjal menyeringai yang terus terbayang di pikiran ane.

Cerita berawal dari temen ane yang bernama Roma, umurnya setahun di atas ane. Nama lengkapnya Aroma Gea . "Gea" itu adalah salah satu nama marga pada suku Nias. Roma lah orang yang bisa memanggil genderuwo mata satu. Dialah sang juru kunci. Dialah sang Inventor. Roma biasa memanggil genderuwo mata satu dengan bantuan dari salah satu temen ane yang lain, namanya Candra Nainggolan, panggilannya Caneng. Umurnya setahun di bawah ane. Khusus tentang panggilan "Caneng" ini, selain merupakan singkatan dari nama aslinya, juga merupakan kepanjangan dari Candra Boneng. Ya, sesuai dengan gigi bemonya. Dengan demikian, kami kami bisa mengucapkan kata "Caneng" dimana saja. termasuk di depan ibunya. Ibunya tak pernah sadar bahwa nama panggilan itu adalah ejekan untuk anaknya.

Kembali ke topik trit ini, Roma dan Caneng mengklaim bisa memanggil genderuwo mata satu di lokasi yang memang paling terasa aura mistisnya di kompleks, lebih tepatnya di sudut kompleks militer, dimana tempat itu selalu sepi dan sangat jarang ada orang yang datang ke sana. Di tempat ini lah banyak korban genderuwo mata satu berjatuhan. Tak peduli suku, ras dan agama, genderuwo mata satu sering menyebar teror di tempat ini.

Ane lupa ane ini korban ke berapa dari praktek perdukunan genderuwo mata satu. Tapi satu yang pasti, ane shock banget saat itu. Bener-bener shock. Di suatu siang, Roma, Caneng dan beberapa temen yang lain mengajak ane tuk ngeliat genderuwo mata satu. Ane sih bukan orang yang penakut, jadi setelah sedikit bertanya, ane iyakan saja. Lagian mana mungkin ada setan siang-siang bolong gitu. Dan mereka pun pintar bermain analogi, mereka bilang sengaja ngajak ane karena ane memang terkenal gak pernah takut dengan hal-hal yang berbau mistis. Ane memang cuek bebek orangnya.

Singkat cerita, prosesi perdukunan untuk memanggil genderuwo mata satu pun dimulai. Sebelumnya ane sudah diminta untuk nurutin aja semua yg mereka minta. Ane sih setuju-setuju aja. Lalu ane di suruh duduk bersila di pasir. Roma juga duduk bersila di depan ane. Sementara Caneng masih berdiri di belakang ane. Sekilas ane liat cangeng sedang memejamkan matanya, sepertinya dia sedang konsentrasi.

Lokasi sedikit temaram/gelap karena cahaya matahari terhalang oleh rimbunnya pohon seri. Ane liat mulut Roma mulai komat kamit baca mantra. Beberapa menit kemudian, suara Roma sudah mulai berubah. Ane pun jadi sedikit was-was, jangan2 kesurupan ni anak. Lalu dengan mata terbelalak dia menghardik si Caneng. Seakan mengerti arti hadikan itu, Caneng yang dari tadi ada di belakang ane langsung menutup kedua mata ane dengan tangannya. Pegangan tangannya lumayan bertenaga, seolah meminta ane untuk jangan melawan. Suasana pun semakin mistis, rasa was-was ane mulai berubah menjadi takut. Semilir angin menyentuh kulit ane. Terasa sangat dingin dan ane pun mulai merinding. Terdengar suara gerakan-gerakan kecil dari Roma. Lemudian sayup-sayup terdengar Roma ngomong “genderuwonya sudah datang”, dan itu artinya mata ane bentar lagi akan dibuka oleh Caneng.
Pikiran ane langsung blank. Rasa takut ane semakin besar. Apa mungkin ini terjadi. Apa mungkin ane akan segera bertemu dengan genderuwo mata satu. Tak lama ane setelah itu, ane mulai mendengar suara-suara tawa mirip suara kuntilanak di sekeliling ane. Suara cekikikan yang terasa sangat dekat dan seketika itu pula ane semakin merinding. Caneng yang ada di belakang ane pun perlahan2 mulai melepas pengangan tangannya dari mata ane. Ane pun harus siap lahir batin untuk bertemu dengan genderuwo mata satu.

Pertama kali buka mata, pandangan ane masih sedikit kabur dan agak gelap karena pegangan tangan Caneng memang lumayan kuat, jadi mungkin aliran darah ke mata ane belum normal. Di detik pertama samar-samat ane melihat sebuah titik, seperti pusaran hitam, namun masih sangat kabur sebab mata ane masih agak berkunang-kunang. Ane sama sekali tak tahu apa yang ada di depan ane. Di detik kedua, titik hitam terlihat agak besar, sebesar uang logam 100-an berwarna coklat kehitaman. Lalu seiring mata ane yang mulai normal, titik hitam itu semakin jelas, tampak seperti lingkaran mata tak beraturan, ada warna agak kemerahan di tengahnya, bergerak-gerak kecil seperti bola mata yang di sipitkan. Jaraknya terasa sangat dekat, ane masih blank bercampur takut. 3 detik berlalu, perlahan2 penglihatan ane sudah mendekati normal dan ane tahu jarak mahluk itu dari pandangan ane sangatlah dekat, mungkin hanya sekitar 5 atau 10 cm. Pandangan ane masih terfokus pada mata aneh ini. “Mahluk apa ini?” pikir ane dalam hati. Ane coba gali ingatan, pikiran dan imajinasi ane tapi ane masih tak tahu mahluk apa yang sedang ane liat. Rasa takut bercampur bingung pun berkecamuk di pikiran ane. 6 detik berlalu, rasa takut ane semakin memuncak. Perlahan ane mulai memundurkan kepala ane agar penglihatan ane jadi lebih baik. Dan saat itu ane langsung berubah jadi mahluk paling merana di dunia. Pikiran ane berontak untuk melawan. Ternyata titik hitam yang sedari tadi ane perhatikan adalah lubang pantat si Roma biadab yang sedang nungging tanpa celana tepat di depan kedua mata ane. Tawa temen2 ane yang lain pun pecah seketika. Benar-benar biadab si Roma setan ini. Ane merana, ane sial, ane nista. Hancur jadi abu. Tanpa belas kasih langsung ane tunjang pantat si Roma. Dan Roma ketawa guling-guling tanpa celananya. Caneng tertawa lebar tiada henti seakan-akan gigi bonengnya ingin menelan bakso granat bulat-bulat. Dan kawan-kawan ane yang lain lompat-lompat kegirangan sambil menari striptis di pohon seri. Saat itu semua isi kebun binatang dan kata2 kotor ane ucapkan pada semua yang ada di sana. Ya walaupun akhirnya ane nyengir dan ujung-ujangnya ngakak juga bersama mereka.

Dan sejak saat itu, setiap hari selalu ada korban baru berjatuhan. Hampir seluruh anak di kompleks ane pernah melihat sosok genderuwo mata satu. Sementara ane bisa tertawa bengis melihat temen2 ane yang lain menjadi korban. Dosa ini terlalu biadab untuk dikenang. TAMAT

Spoiler for Penutup:

UNTUK SILENT READER ANE DOAIN MIMPI KETEMU GENDERUWO MATA SATU SEBULAN PENUH

Coming soon cerita2 lainnya.
Jangan Lupa emoticon-Toast