pop-peyAvatar border
TS
pop-pey
PARTAI POLITIK DARI ORANG AWAM POLITIK
PARTAI POLITIK DARI ORANG AWAM POLITIK

Sudah terlalu sering kecewa dan sakit dengan orang-orang yang duduk dipemerintahan kita karena korupsi yang sudah merajalela disemua instansi dan lembaga?
Mulai dari kasus korupsi Gayus Tambunan di lembaga perpajakan,mega proyek hambalang dikemenpora, impor daging sapi di kementrian pertanian, hingga yang sedang panas sekarang ini yaitu kasus suap yang melibatkan ketua Mahkamah Konstitusi, dan mungkin masih banyak lagi kasus yang belum saya ketahui.
Wow,ini bukan ekspresi terkejut,tapi ini ekspresi heran dari seorang yang awam seperti saya, kenapa harus begitu banyaknya kasus, seolah-olah tidak ada lagi instansi atau kementrian yang bersih, seakan tidak ada ruang lagi di hati saya untuk percaya pada negeri ini. Saya harus bilang pada diri saya sendiri bahwasanya saya sulit untuk meyakinkan diri negeri ini bisa berubah ke arah yang lebih baik kalau kenyataannya terus seperti ini, korupsi tak ujung berhenti meski pemerintah sudah membuat banyak lembaga pengawasan seperti BPK, Ombudsman, dan KPK.

Apa yang salah dengan Negara ini?
Pertanyaan ini muncul setiap saya melihat berita koruptor ditangkap, apakah ada yang salah dengan pemimpin di negeri ini, dan saya coba mendeskripsikan sesuai dengan apa yang saya pikirkan,tentunya dari kacamata rakyat awam seperti saya.
Darimana para pemimpin itu ada
Para pemimpin kementrian atau lembaga yang disebut menteri atau setara dengan menteri dipilih langsung oleh presiden,presiden yang mempunyai kuasa penuh mengangkat dan memberhentikan menteri, dan hampir seluruh Menteri berasal dari Partai Politik,tidak aneh, Presiden kan bisa menang karena hasil koalisi partai, tentunya ada deal politik tertentu sebagai imbalan telah mendukung dan menjadikannya sebagai presiden. Tidak bisa dipungkiri banyak pakar pemerintahan dan masyarakat yang mempertanyakan keputusan presiden yang mengangkat menteri karena tidak sesuai dengan kapasitasnya.
Parpol mempunyai peranan penting di Negara tecinta kita ini, dari sinilah para pemimpin lahir, maju tidaknya negara ini tergantung dari partai politik,tapi apakah partai politik di Indonesia sudah sesuai yang kita harapkan? ,jawabannya belum, justru dari kasus yang saya sebutkan diatas peranan parpol malah melahirkan koruptor,bukan pemimpin. Hambalang yang menyeret nama Angelina Sondakh, Nazarudin, Anas Urbaningrum, Nazarudin yang berasal dari Partai Demokrat. Suap impor daging sapi yang melibatkan Lutfi hasan Ishaq seorang petinggi PKS, Suap di Mahkamah Konstitusi yang melibatkan petinggi Partai Golkar Akil Mochtar. Jadi kalau boleh saya simpulkan akar masalah dinegeri ini adalah buruknya integritas Partai Politik.


Ada yang salah dengan Partai Politik di Indonesia?
Bisa jadi, diakui atau tidak pemimpin negeri ini berasal dari partai politik, orang-orang dari partai politik lah yang duduk sebagai wakil rakyat sebagai anggota DPRD, DPR dan MPR, dari sinilah aturan yang berupa Peraturan Daerah,Undang-Undang,Perpu,amandemen UUD 1945 dan peraturan-peraturan lainnya dibuat. Mereka juga yang mengawasi kinerja pemerintahan dengan fungsi pengawasan mereka.
Akan tetapi peranan yang begitu vital ini banyak disalahgunakan, dimulai dari pengkaderan anggota yang boleh dibilang sembrono tanpa melihat figur calon. Calon legislatif yang diusulkan parpol lebih banyak dipilih karena kekuatan finansial mereka bukan karena kemampuan dan integritas moral dan intelektual, tak bisa dipungkiri biaya kampanye di pemilihan umum memang sangatlah besar sampai mencapai angka milyaran rupiah otomatis hanya bagi mereka yang kaya yang bisa menjadi calon legislatif. Kalau sudah begini bisa kita pastikan sebagian besar orang-orang yang duduk sebagai wakil rakyat adalah mereka yang berkantong tebal tanpa menimbang latar belakang kepribadian mereka. Lalu bagaimana dengan orang yang tulus ingin mengabdikan dirinya untuk Negara dengan menjadi wakil rakyat tapi secara finansial tidak mendukung? jawabannya ‘’lupakan saja’’.

Masyarakat seperti punya kuasa penuh untuk memilih wakil rakyat, padahal pada kenyataannya mereka hanya memilih apa yg sudah diajukan oleh partai politik,hahaha…dipaksa memilih pilihan yang ada. Parpol disini yang menjadi titik awal lahirnya pemimpin, tetapi lebih banyak pemimpin berasal dari para pemilik modal yang banyak uang, sudah barang tentu kebijakan dan peraturan yang dibuat lebih banyak berasal dari pesanan pemilik modal untuk memuluskan kepentingannya atas negara ini bukan mengakomodir kemauan rakyat yang telah memilih mereka.
Lalu apa hubungannya anggota parpol dengan korupsi
Sekali lagi saya hanyalah orang awam yang bodoh, saya hanya ingin menuliskan yang saya ketahui, mohon maaf jika saya salah.
Biaya menjadi caleg yang begitu besar, kalau saya tidak salah dengar ada yang mengeluarkan hingga 3 milyar rupiah hanya untuk membiayai kampanye dan segala macamnya membuat saya bertanya-tanya, kok mau ya mereka,padahal kan gaji menjadi anggota DPR hanya sekitar 30jt an saja, jika dikalkulasi selama 1 periode dia menjabat hanya mendapatkan kurang lebih 1,8 Milyar,belum lagi dikurangi untuk sumbangan ke partai politik yang sudah mengusung mereka, mereka kan rugi, mending buat usaha yang produktif, itu kalo ,menurut pemikiran singkat saya.
Ternyata memang saya salah besar, setelah saya telusuri lagi bukan seperti itu perhitungan yang benar, anggaplah uang sebesar itu untuk ‘’modal awal ’’ untuk mendapatkan uang yang berlipat-lipat. Mereka yang sudah duduk sebagai anggota DPR terbukti semakin kaya, bukannya mau berprasangka buruk tapi dari sederet kasus yang saya sebutkan diatas rasanya memang realistis mereka berani berkorban sebanyak itu. Mereka harus menjadi donatur partai dan juga harus balik modal tentunya. Apapun akan mereka lakukan demi target tercapai meskipun dengan cara yang halal, terutama bagi mereka yang tipis iman. Kalo niat sudah salah hanya untuk harta dan kekuasaan jangan harapkan para pemimpin kita bisa menjalankan perannya dengan baik. Saya tidak mengatakan semua yang duduk sebagai wakil rakyat itu tidak punya integritas, pastilah banyak dari mereka yang benar-benar memegang teguh amanat rakyat.

Praktek- praktek calon legislatif
Pencitraan
Sering kita dengat istilah ini, dan anehnya istilah ini selalu berdampingan dengan orang-orang yang berasal dari partai politik tertentu. Kegiatan atau praktek yang tidak biasa mereka lakukan tapi mereka lakukan karena ada kepentingan tertentu khususnya karena dia seorang calon legislatif, seperti kegiatan sosial, keagamaan,olahraga. Semua aspek yang bisa dimasuki partai politik mereka masuki, entah dengan blusukan atau bahkan sekedar memberikan selamat hari raya idul fitri atau selamat natal dan tahun baru, tentunya dengan diselipi foto dan nama mereka, tak ada yang tulus karena memang ingin memberikan ‘’sesuatu’’ untuk masyarakat. Pernah saya bertanya, jika mereka tidak menjadi apa-apa apakah mereka akan berbuat seperti itu juga?.

Money Politik
Uang benar-benar menjadi raja dinegeri kita ini, uang berpengaruh besar terhadap partai politik atau calon legislatif tertentu, partai butuh uang untuk operasional partai, calon legislatif butuh uang untuk membiayai kampanye mereka, dari pembuatan ribuan kaos , spanduk, baliho, sticker, operasional relawan, dan masih banyak lagi. Kalo cuma itu masih sedikit wajar, tapi kalau uang dipakai untuk menyuap rakyat agar memilih orang-orang tertentu, seperti dengan ‘’serangan fajar’’ atau bagi-bagi amplop ketika kampanye. Dari caranya mereka masuk dunia politik saja sudah salah wajarlah ketika sudah punya kekuasaan mereka akan menggunakannya dengan cara yang salah.
Saya tidak mengajak anda untuk apatis terhadap negeri kita ini terutama partai politik, ini hanya kekecewaan saya semata dengan maraknya kasus korupsi di negeri ini. Politik itu seperti setan, menjadikan orang yang baik bisa menjadi jahat, merubah niatan mulia menjadi silau harta dan tahta, politik mengajarkan manusia meraih semuanya dengan menghalalkan segala cara, mengaburkan antara membangun negara dengan menghancurkannya. Tapi saya percaya masih ada yang masuk partai politik dengan niat yang baik untuk merubah bangsa menjadi lebih baik dan tidak silau dengan kekuasaan. Pilihlah bukan karena bisikan dan hasutan orang atau jangan mudah terpengaruh dengan janji-janji yang sering mencederai hati kita. Pikirkan dengan masak dan benar-benar teliti terhadap orang atau partai yang kita pilih, agar nantinya kita tidak menyesal dengan apa yang kita pilih. Kita harus cerdas, jangan mau dibodohi apalagi hanya dengan selembar uang ratusan ribu.

0
1.7K
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.