Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

Dj.OldrichAvatar border
TS
Dj.Oldrich
Kota Islami pun Tak Sanggup Bendung Cabe-Cabean
Marieska Harya Virdhani - Okezone
Rabu, 5 Maret 2014 05:09 wib


DEPOK - Sejumlah pelajar SMP dan SMA di Depok tak lepas dari julukan negatif 'cabe-cabean' dan 'terong-terongan'. Psikolog Perkembangan Universitas Indonesia Edward Andriyanto S menilai, sebenarnya perkembangan dan keingintahuan remaja secara seksual normal dialami di usia SMP bahkan kini sudah dimulai di usia SD.

"Untuk anak SMP tertarik dengan seksual itu enggak aneh. Mulai SD dan sudah menstruasi hasrat itu meningkat. Kelas 5-6 SD juga sudah mulai," ujarnya di Kampus UI, Depok, Selasa (04/03/2014).

Namun, Edward menambahkan yang jadi permasalahan adalah fasilitas dan ilmu pengetahuan pendidikan seksual yang disediakan pihak sekolah masih terbatas karena masih dianggap tabu. Hal itu membuat para remaja memperoleh pengetahuan dari media yang salah seperti dari teman, internet, situs porno, hingga orang dewasa yang tak bertanggung jawab.

"Keingintahuan atau high curiousity tak terbendung, dari sisi pemerintah juga tidak mendukung. Padahal setiap anak remaja yang sedang mencari jati diri, mereka akan patuh kepada komunitasnya. Jika ingin ikut komunitas A, agar langsung diterima ada tekanan dari lingkungan dan rasa ingin tahu," jelasnya.

Apalagi tekanan dari komunitas dan senioritas membuat mereka mau tidak mau terpaksa melakukan apapun persyaratan di dalam komunitas. Apalagi seiring perkembangan zaman, lanjutnya, apapun semakin terbuka tak lagi tabu.

"Lumrah di kalangan mereka, akan lakukan itu terus. Fun atau enggak, enggak bisa dilihat. Agak susah melihat fun enggak fun, sisi fun-nya saat diterima dalam lingkungannya, tetapi perilaku seksualnya belum tentu," paparnya.

Kelompok cabe-cabean, kata Edward, bisa berawal dari minat dan hobi yang sama antar komunitas. Edward menegaskan seluruh pihak bisa disalahkan dengan menjamurnya fenomena tersebut, dari mulai orang tua, guru, hingga pemerintah.

"Masalah pembentukan identitas yang salah seperti ini, semua salah, orang tua salah, lingkungan salah. Depok saja kota cukup islami, kenapa enggak sanggup mengatasi itu (cabe-cabean), sistem yang salah. Ada istilah namanya katarsis, banyak remaja yang perlu komunitas untuk katarsis. Padahal kalau nyaman sendiri, enggak perlu komunitas, balik lagi kepada individunya," tandasnya.
(ful)

ember

bukan orang depok dilarang komen emoticon-Ngacir


Kota Islami pun Tak Sanggup Bendung Cabe-Cabean


Kota Islami pun Tak Sanggup Bendung Cabe-Cabean
Kota Islami pun Tak Sanggup Bendung Cabe-Cabean
Kota Islami pun Tak Sanggup Bendung Cabe-Cabean
Kota Islami pun Tak Sanggup Bendung Cabe-Cabean
Kota Islami pun Tak Sanggup Bendung Cabe-Cabean

Spoiler for :


cukup kan? emoticon-Mad
Diubah oleh Dj.Oldrich 05-03-2014 01:06
0
29.9K
89
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.8KThread41.5KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.