- Beranda
- The Lounge
Begadang dan bangun telat bisa jadi penyebab kanker hati....waspada
...
TS
deeres
Begadang dan bangun telat bisa jadi penyebab kanker hati....waspada
NO
BUKTI:
Para dokter di National Taiwan Hospital baru-baru ini mengejutkan dunia kedokteran karena ditemukannya kasus seorang dokter muda berusia 37 tahun yang selama ini sangat mempercayai hasil pemeriksaan fungsi hati (SGOT, SGPT)*, tetapi ternyata saat menjelang Hari Raya Imlek diketahui positif menderita kanker hati
sepanjang 10 cm !!
Selama ini hampir semua orang sangat tergantung pada hasil indeks pemeriksaan fungsi hati (Liver Function Index). Mereka menganggap bila pemeriksaan hasil index yang normal berarti
semua OK. Kesalahpahaman macam ini ternyata juga dilakukan oleh banyak dokter spesialis. Benar-benar mengejutkan! Para dokter yang seharusnya memberikan pengetahuan yang benar pada masyarakat umum, ternyata memiliki pengetahuan yang tidak benar.Pencegahan kanker hati harus dilakukan dengan cara yang benar. Tidak ada jalan lain kecuali mendeteksi dan mengobatinya sedini mungkin, demikian kata dokter Hsu Chin Chuan. Tetapi ironisnya, ternyata dokter yang menangani kanker hati juga bisa memiliki pandangan yang salah, bahkan menyesatkan masyarakat, inilah penyebab terbesar kenapa kanker hati sulit untuk disembuhkan.
kanker hati
Saat ini ada pasien dokter Hsu yang mengeluh bahwa selama satu bulan terakhir sering mengalami sakit perut dan berat badannya turun sangat banyak. Setelah dilakukan pemeriksaan supersound baru diketemukan adanya kanker hati yang sangat besar, hampir 80% dari livernya (hati) sudah termakan habis.
Pasien sangat terperanjat, “Bagaimana mungkin? Tahun lalu baru melakukan medical check-up dan hasilnya semua normal. Bagaimana mungkin hanya dalam waktu 1 tahun yang relative singkat dapat tumbuh kanker hati yang demikian besar?”
Ternyata check-up yang dilakukan hanya memeriksa fungsi hati. Hasil pemeriksaan juga menunjukkan “normal“. Pemeriksaan fungsi hati adalah salah satu item pemeriksaan hati yang paling dikenal oleh masyarakat. Tetapi item ini pula yang paling banyak disalahpahami oleh masyarakat kita (Taiwan karena penulis berdomisili disana, tetapi juga termasuk masyarakat Indonesia salah memahami).
Pada umumnya orang beranggapan bahwa bila hasil index pemeriksaan fungsi hati menunjukkan angka normal berarti tidak ada masalah dengan hati. Tetapi pandangan ini mengakibatkan munculnya kisah-kisah sedih karena hilangnya kesempatan mendeteksi kanker sejak stadium awal.
Dokter Hsu mengatakan, SGOT dan SGPT adalah enzim yang paling banyak ditemui di dalam sel-sel hati. Bila terjadi radang hati atau karena satu atau sebab lain sehingga sel-sel hati mati, maka SGOT dan SGPT akan lari ke luar. Hal ini menyebabkan kandungan SGOT dan SGPT di dalam darah meningkat.
Tetapi tidak adanya peningkatan angka SGOT dan SGPT bukan berarti tidak terjadi pengerasan hati atau tidak adanya kanker hati. Bagi banyak para penderita radang hati, meski kondisi radang hati mereka telah berhenti, tetapi di dalam hati (liver) mereka telah terbentuk serat-serat dan pengerasan hati. Dengan terbentuknya pengerasan hati, maka akan mudah sekali untuk timbul kanker hati. Selain itu, pada stadium awal kanker hati, index hati juga tidak akan mengalami kenaikan. Karena pada masa-masa pertumbuhan kanker, hanya sel-sel di sekitarnya yang diserang sehingga rusak dan mati. Karena kerusakan ini hanya secara skala kecil maka angka SGOT dan SGPT mungkin masih dalam batas normal. Katakanlah naik pun tidak akan terjadi kenaikan tinggi. Tetapi oleh karena banyak orang yang tidak mengerti akan hal ini sehingga berakibat terjadilah banyak kisah sedih.
Penyebab utama kerusakan hati adalah :
Tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang adalah penyebab paling utama.
Tidak buang air besar pada pagi hari.
Pola makan yang terlalu berlebihan
Daging panggang, sate, dan gorengan/minyak goreng yang tidak sehat. Sedapat mungkin kurangi penggunaan minyak goreng untuk menggoreng makanan, hal ini juga berlaku meski menggunakan minyak goreng terbaik sekalipun seperti olive oil.
Masakan yang digoreng harus dimakan habis saat itu juga, jangan disimpan..
Tidak makan pagi.
Terlalu banyak mengkonsumsi obat-obatan atau bahkan Narkoba.
Terlalu banyak mengkonsumsi bahan pengawet, zat tambahan (penyedap rasa), zat pewarna, pemanis buatan.
Mengkonsumsi masakan mentah atau dimasak ½ matang.
Merokok atau menjadi perokok pasif.
Kita harus melakukan pencegahan dengan tanpa mengeluarkan biaya tambahan. Cukup atur gaya hidup dan pola makan sehari-hari. Perawatan dari pola makan dan kondisi waktu sangat diperlukan agar tubuh kita dapat melakukan penyerapan dan pembuangan zat-zat yang tidak berguna sesuai dengan “jadwalnya “.
Sebab :
Malam hari pk 21.00 – 23.00
Waktu untuk pembuangan zat-zat tidak berguna/beracun (de-toxin) di bagian system antibody (kelenjar getah bening). Selama durasi waktu ini seharusnya dilalui dengan suasana tenang atau mendengarkan musik (lebih baik lagi bila sudah tidur). Bila saat itu seorang ibu rumah tangga masih dalam kondisi yang tidak santai seperti misalnya mencuci piring atau mengawasi anak belajar, hal ini dapat berdampak negative untuk kesehatan.
Malam hari pk 23.00 – dini hari 01.00
Waktu pada saat proses de-toxin di bagian hati, harus berlangsung dalam kondisi tidur pulas.
Dini hari 01.00 – 03.00
Waktu untuk memproses de-toxin di bagian empedu, juga berlangsung dalam kondisi tidur pulas.
Dini hari 03.00 – 05.00
Waktu untuk de-toxin di bagian paru-paru, sebab itu akan terjadi batuk yang hebat bagi penderita batuk selama durasi waktu ini. Karena proses pembersihan (de-toxin) telah mencapai saluran pernapasan, maka tidak perlu minum obat batuk agar supaya tidak merintangi proses pembuangan kotoran.. Bagi perokok pembersihan berlangsung dengan tidak sempurna.
Pagi pk 05.00 – 07.00
Waktu untuk de-toxin di bagian usus besar, harus buang air besar.
Pagi pk 07.00 – 09.00
Waktu penyerapan gizi makanan bagi usus kecil, harus makan pagi. Bagi orang yang sakit sebaiknya makan lebih pagi yaitu sebelum pukul 06.30. Makan pagi sebelum pukul 07.30 sangat baik bagi mereka yang ingin menjaga kesehatannya. Bagi mereka yang tidak makan pagi harap mengubah kebiasaannya ini, bahkan masih lebih baik terlambat makan pagi hingga pukul 9-10 daripada tidak makan sama sekali.
Kesimpulan:
Tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang akan mengacaukan proses pembuangan zat-zat yang tidak berguna. Selain itu, dari tengah malam hingga pukul 4 dini hari adalah waktu bagi sumsum tulang belakang untuk memproduksi darah. Sebab itulah, Tidurlah Nyenyak dan Jangan Begadang.
Semoga Bermanfaat
*Keterangan:
SGOT (Serum Glutamic Pyruvate Transaminase) adalah enzim yang terdapat di dalam sel hati. Fungsinya adalah mengkonversi senyawa aspartat dan alfaketoglutarat menjadi oksaloasetat dan glutamat, dan sebaliknya. SGOT disebut juga dengan AST atau aspartate aminotransferase.
SGPT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase) juga merupakan enzim yang terdapat di dalam sel hati. Fungsinya untuk membantu pemindahan gugus amino dari alanin ke alfaketoglutarat. Nama lain SGPT adalah ALT atau alanine aminotransferase.
Sering Tidur Malam Picu Diabetes dan Penyakit Jantung
Kebiasaan tidur malam yang buruk sering membuat Anda merasa lelah dan kesal. Selain itu, gangguan tidur malam yang buruk selama enam kali berturut-turut, juga dapat memicu timbulnya diabetes dan penyakit jantung. Profesor Philippe Froguel dari Imperial College London mengatakan, “Kontrol gula darah adalah salah satu dari banyak proses yang diatur oleh jam biologis tubuh,” katanya. Salah satu jam biologis tubuh adalah tidur. Terganggunya proses tidur itu akan berdampak pada kontrol gula darah.
Penelitian baru terkait kebiasaan tidur yang digelar beberapa waktu lalu menunjukkan bahwa gejala diabetes sudah muncul saat mengalami gangguan tidur selama tiga kali berturut-turut. Hasil penelitian ini dipublikasikan oleh Nature Genetics yang diberitakan Daily Mail. Nature Genestics melakukan penelitian ini terhadap 20 ribu pekerja shift malam, dan dari hasil penelitian, terbukti untuk pekerja shift malam rentan terhadap penyakit diabetes dan penyakit jantung. Studi penelitian ini menemukan empat varian gen yang beresiko terkena diabetes maupun penyakit jantung.
Quote:
BUKTI:
Quote:
Para dokter di National Taiwan Hospital baru-baru ini mengejutkan dunia kedokteran karena ditemukannya kasus seorang dokter muda berusia 37 tahun yang selama ini sangat mempercayai hasil pemeriksaan fungsi hati (SGOT, SGPT)*, tetapi ternyata saat menjelang Hari Raya Imlek diketahui positif menderita kanker hati
sepanjang 10 cm !!
Selama ini hampir semua orang sangat tergantung pada hasil indeks pemeriksaan fungsi hati (Liver Function Index). Mereka menganggap bila pemeriksaan hasil index yang normal berarti
semua OK. Kesalahpahaman macam ini ternyata juga dilakukan oleh banyak dokter spesialis. Benar-benar mengejutkan! Para dokter yang seharusnya memberikan pengetahuan yang benar pada masyarakat umum, ternyata memiliki pengetahuan yang tidak benar.Pencegahan kanker hati harus dilakukan dengan cara yang benar. Tidak ada jalan lain kecuali mendeteksi dan mengobatinya sedini mungkin, demikian kata dokter Hsu Chin Chuan. Tetapi ironisnya, ternyata dokter yang menangani kanker hati juga bisa memiliki pandangan yang salah, bahkan menyesatkan masyarakat, inilah penyebab terbesar kenapa kanker hati sulit untuk disembuhkan.
kanker hati
Saat ini ada pasien dokter Hsu yang mengeluh bahwa selama satu bulan terakhir sering mengalami sakit perut dan berat badannya turun sangat banyak. Setelah dilakukan pemeriksaan supersound baru diketemukan adanya kanker hati yang sangat besar, hampir 80% dari livernya (hati) sudah termakan habis.
Pasien sangat terperanjat, “Bagaimana mungkin? Tahun lalu baru melakukan medical check-up dan hasilnya semua normal. Bagaimana mungkin hanya dalam waktu 1 tahun yang relative singkat dapat tumbuh kanker hati yang demikian besar?”
Ternyata check-up yang dilakukan hanya memeriksa fungsi hati. Hasil pemeriksaan juga menunjukkan “normal“. Pemeriksaan fungsi hati adalah salah satu item pemeriksaan hati yang paling dikenal oleh masyarakat. Tetapi item ini pula yang paling banyak disalahpahami oleh masyarakat kita (Taiwan karena penulis berdomisili disana, tetapi juga termasuk masyarakat Indonesia salah memahami).
Pada umumnya orang beranggapan bahwa bila hasil index pemeriksaan fungsi hati menunjukkan angka normal berarti tidak ada masalah dengan hati. Tetapi pandangan ini mengakibatkan munculnya kisah-kisah sedih karena hilangnya kesempatan mendeteksi kanker sejak stadium awal.
Dokter Hsu mengatakan, SGOT dan SGPT adalah enzim yang paling banyak ditemui di dalam sel-sel hati. Bila terjadi radang hati atau karena satu atau sebab lain sehingga sel-sel hati mati, maka SGOT dan SGPT akan lari ke luar. Hal ini menyebabkan kandungan SGOT dan SGPT di dalam darah meningkat.
Tetapi tidak adanya peningkatan angka SGOT dan SGPT bukan berarti tidak terjadi pengerasan hati atau tidak adanya kanker hati. Bagi banyak para penderita radang hati, meski kondisi radang hati mereka telah berhenti, tetapi di dalam hati (liver) mereka telah terbentuk serat-serat dan pengerasan hati. Dengan terbentuknya pengerasan hati, maka akan mudah sekali untuk timbul kanker hati. Selain itu, pada stadium awal kanker hati, index hati juga tidak akan mengalami kenaikan. Karena pada masa-masa pertumbuhan kanker, hanya sel-sel di sekitarnya yang diserang sehingga rusak dan mati. Karena kerusakan ini hanya secara skala kecil maka angka SGOT dan SGPT mungkin masih dalam batas normal. Katakanlah naik pun tidak akan terjadi kenaikan tinggi. Tetapi oleh karena banyak orang yang tidak mengerti akan hal ini sehingga berakibat terjadilah banyak kisah sedih.
Penyebab utama kerusakan hati adalah :
Tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang adalah penyebab paling utama.
Tidak buang air besar pada pagi hari.
Pola makan yang terlalu berlebihan
Daging panggang, sate, dan gorengan/minyak goreng yang tidak sehat. Sedapat mungkin kurangi penggunaan minyak goreng untuk menggoreng makanan, hal ini juga berlaku meski menggunakan minyak goreng terbaik sekalipun seperti olive oil.
Masakan yang digoreng harus dimakan habis saat itu juga, jangan disimpan..
Tidak makan pagi.
Terlalu banyak mengkonsumsi obat-obatan atau bahkan Narkoba.
Terlalu banyak mengkonsumsi bahan pengawet, zat tambahan (penyedap rasa), zat pewarna, pemanis buatan.
Mengkonsumsi masakan mentah atau dimasak ½ matang.
Merokok atau menjadi perokok pasif.
Kita harus melakukan pencegahan dengan tanpa mengeluarkan biaya tambahan. Cukup atur gaya hidup dan pola makan sehari-hari. Perawatan dari pola makan dan kondisi waktu sangat diperlukan agar tubuh kita dapat melakukan penyerapan dan pembuangan zat-zat yang tidak berguna sesuai dengan “jadwalnya “.
Sebab :
Malam hari pk 21.00 – 23.00
Waktu untuk pembuangan zat-zat tidak berguna/beracun (de-toxin) di bagian system antibody (kelenjar getah bening). Selama durasi waktu ini seharusnya dilalui dengan suasana tenang atau mendengarkan musik (lebih baik lagi bila sudah tidur). Bila saat itu seorang ibu rumah tangga masih dalam kondisi yang tidak santai seperti misalnya mencuci piring atau mengawasi anak belajar, hal ini dapat berdampak negative untuk kesehatan.
Malam hari pk 23.00 – dini hari 01.00
Waktu pada saat proses de-toxin di bagian hati, harus berlangsung dalam kondisi tidur pulas.
Dini hari 01.00 – 03.00
Waktu untuk memproses de-toxin di bagian empedu, juga berlangsung dalam kondisi tidur pulas.
Dini hari 03.00 – 05.00
Waktu untuk de-toxin di bagian paru-paru, sebab itu akan terjadi batuk yang hebat bagi penderita batuk selama durasi waktu ini. Karena proses pembersihan (de-toxin) telah mencapai saluran pernapasan, maka tidak perlu minum obat batuk agar supaya tidak merintangi proses pembuangan kotoran.. Bagi perokok pembersihan berlangsung dengan tidak sempurna.
Pagi pk 05.00 – 07.00
Waktu untuk de-toxin di bagian usus besar, harus buang air besar.
Pagi pk 07.00 – 09.00
Waktu penyerapan gizi makanan bagi usus kecil, harus makan pagi. Bagi orang yang sakit sebaiknya makan lebih pagi yaitu sebelum pukul 06.30. Makan pagi sebelum pukul 07.30 sangat baik bagi mereka yang ingin menjaga kesehatannya. Bagi mereka yang tidak makan pagi harap mengubah kebiasaannya ini, bahkan masih lebih baik terlambat makan pagi hingga pukul 9-10 daripada tidak makan sama sekali.
Kesimpulan:
Tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang akan mengacaukan proses pembuangan zat-zat yang tidak berguna. Selain itu, dari tengah malam hingga pukul 4 dini hari adalah waktu bagi sumsum tulang belakang untuk memproduksi darah. Sebab itulah, Tidurlah Nyenyak dan Jangan Begadang.
Semoga Bermanfaat
*Keterangan:
SGOT (Serum Glutamic Pyruvate Transaminase) adalah enzim yang terdapat di dalam sel hati. Fungsinya adalah mengkonversi senyawa aspartat dan alfaketoglutarat menjadi oksaloasetat dan glutamat, dan sebaliknya. SGOT disebut juga dengan AST atau aspartate aminotransferase.
SGPT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase) juga merupakan enzim yang terdapat di dalam sel hati. Fungsinya untuk membantu pemindahan gugus amino dari alanin ke alfaketoglutarat. Nama lain SGPT adalah ALT atau alanine aminotransferase.
Quote:
Quote:
Alasan untuk Tak Begadang Malam Ini: Detoks Otak Terjadi Saat Tidur
Jakarta, Para ahli banyak mengaitkan tidur yang berkualitas dengan berbagai manfaat kesehatan, termasuk memulihkan kebugaran fisik. Bahkan pada otak, tidur bisa berarti memberi kesempatan bagi organ tersebut untuk mengalami detoksifikasi.
Penelitian terbaru di University of Rochester menunjukkan bahwa berbagai senyawa yang bersifat racun di otak dikeluarkan saat seseorang sedang tidur. Bila proses ini berjalan baik, saat bangun tidur otak akan kembali bugar seperti halnya badan terasa lebih segar.
Sebaliknya bila proses ini terlalu banyak mengalami hambatan, misalnya karena susah tidur atau memang sengaja begadang, maka racun-racun itu akan menumpuk di otak. Akibatnya dalam jangka panjang bisa memicu penyakit Alzheimer, yakni sejenis pikun.
“Penelitian ini menunjukkan bahwa otak memiliki status fungsional yang berbeda pada saat tidur maupun terbangun,” kata Dr Maiken Nedergaard, ilmuwan yang melakukan penelitian tersebut seperti dikutip dari Daily Mail, Sabtu (19/10/2013).
Akibat terjadinya proses detoksifikasi atau pembersihan racun saat tidur, sel-sel otak dikatakan akan menyusut hingga 60 persen. Kondisi ini menyebabkan racun-racun itu terdorong keluar dari otak dengan lebih efisien dibandingkan dalam kondisi terbangun.
Aktivitas pembersihan otak dari racun-racun kimia hasil metabolisme sampingan diklaim meningkat hingga 10 kali lipat saat seseorang sedang tidur. Bila proses itu terjadi saat bangun, energi yang dibutuhkan bisa membuat orang kehilangan kemampuan untuk berpikir.
Temuan ini sedikit banyak telah menjawab teka-teki untuk apa sebenarnya seseorang butuh tidur. Seorang ilmuwan, Thomas Edison suatu ketika pernah melabeli tidur sebagai ‘tindak kriminal’ untuk membuang-buang waktu saja saking tidak ada manfaatnya.
Jakarta, Para ahli banyak mengaitkan tidur yang berkualitas dengan berbagai manfaat kesehatan, termasuk memulihkan kebugaran fisik. Bahkan pada otak, tidur bisa berarti memberi kesempatan bagi organ tersebut untuk mengalami detoksifikasi.
Penelitian terbaru di University of Rochester menunjukkan bahwa berbagai senyawa yang bersifat racun di otak dikeluarkan saat seseorang sedang tidur. Bila proses ini berjalan baik, saat bangun tidur otak akan kembali bugar seperti halnya badan terasa lebih segar.
Sebaliknya bila proses ini terlalu banyak mengalami hambatan, misalnya karena susah tidur atau memang sengaja begadang, maka racun-racun itu akan menumpuk di otak. Akibatnya dalam jangka panjang bisa memicu penyakit Alzheimer, yakni sejenis pikun.
“Penelitian ini menunjukkan bahwa otak memiliki status fungsional yang berbeda pada saat tidur maupun terbangun,” kata Dr Maiken Nedergaard, ilmuwan yang melakukan penelitian tersebut seperti dikutip dari Daily Mail, Sabtu (19/10/2013).
Akibat terjadinya proses detoksifikasi atau pembersihan racun saat tidur, sel-sel otak dikatakan akan menyusut hingga 60 persen. Kondisi ini menyebabkan racun-racun itu terdorong keluar dari otak dengan lebih efisien dibandingkan dalam kondisi terbangun.
Aktivitas pembersihan otak dari racun-racun kimia hasil metabolisme sampingan diklaim meningkat hingga 10 kali lipat saat seseorang sedang tidur. Bila proses itu terjadi saat bangun, energi yang dibutuhkan bisa membuat orang kehilangan kemampuan untuk berpikir.
Temuan ini sedikit banyak telah menjawab teka-teki untuk apa sebenarnya seseorang butuh tidur. Seorang ilmuwan, Thomas Edison suatu ketika pernah melabeli tidur sebagai ‘tindak kriminal’ untuk membuang-buang waktu saja saking tidak ada manfaatnya.
Quote:
Quote:
Sering Tidur Malam Picu Diabetes dan Penyakit Jantung
Kebiasaan tidur malam yang buruk sering membuat Anda merasa lelah dan kesal. Selain itu, gangguan tidur malam yang buruk selama enam kali berturut-turut, juga dapat memicu timbulnya diabetes dan penyakit jantung. Profesor Philippe Froguel dari Imperial College London mengatakan, “Kontrol gula darah adalah salah satu dari banyak proses yang diatur oleh jam biologis tubuh,” katanya. Salah satu jam biologis tubuh adalah tidur. Terganggunya proses tidur itu akan berdampak pada kontrol gula darah.
Penelitian baru terkait kebiasaan tidur yang digelar beberapa waktu lalu menunjukkan bahwa gejala diabetes sudah muncul saat mengalami gangguan tidur selama tiga kali berturut-turut. Hasil penelitian ini dipublikasikan oleh Nature Genetics yang diberitakan Daily Mail. Nature Genestics melakukan penelitian ini terhadap 20 ribu pekerja shift malam, dan dari hasil penelitian, terbukti untuk pekerja shift malam rentan terhadap penyakit diabetes dan penyakit jantung. Studi penelitian ini menemukan empat varian gen yang beresiko terkena diabetes maupun penyakit jantung.
Quote:
Quote:
Detoksifikasi Tubuh Sebagai Hikmah Optimalisasi Tidur Di Malam Hari Berdasarkan Tuntunan Sang Maha Pengatur Hidup
Dalam Islam, seorang muslim diajarkan untuk dapat mengoptimalkan waktu dengan bijaksana. Allah SWT telah menciptakan siang untuk bekerja dan malam untuk tidur (istirahat), sebagai tanda-tanda kebesaran-Nya. Hal tersebut difirmankan Allah dalam QS. Ar-Ruum ayat 23. Namun seringkali manusia melakukan kegiatan yang berlawanan, seperti bekerja di malam hari dan tidur di siang hari. Betapapun ingin menggunakan waktu semaksimal mungkin, manusia tidak boleh melupakan kemampuan, tenaga dan waktu yang dimilikinya karena tubuh memerlukan proses untuk memulihkan keseimbangan alami dalam sistem saraf, menguatkan kembali fungsi tubuh, serta menjaga stabilitas mental dan emosional.
Pentingnya manajemen waktu istirahat di malam hari sebenarnya dapat ditelaah berdasarkan ayat-ayat Allah dalam Al-Qur’an dan tuntunan Rasulullah SAW yang diketahui paling sempurna dan sangat bermanfaat bagi tubuh. Hal tersebut dapat dijelaskan dari sisi medis bahwa tidur yang berkualitas di malam hari merupakan upaya optimalisasi dalam detoksifikasi tubuh untuk menetralisir toksin yang mengontaminasi. Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah untuk mengetahui manajemen tidur di malam hari dalam tuntunan Islam serta mengeksplorasi peranan kualitas tidur di malam hari dalam mekanisme detoktisifikasi tubuh. Karya tulis ini disusun berdasarkan metode studi pustaka dengan mengumpulkan dan menelaah informasi yang berkaitan dengan manajemen tidur di malam hari sesuai tuntunan Islam yang tercantum dalam Al-Quran dan Hadits Rasulullah serta hasil penelitian yang berhubungan dengan tidur malam yang berkualitas dan detoksifikasi tubuh.
Tidur adalah suatu keadaan di bawah sadar di mana orang tersebut dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya. Para ahli membagi tidur menjadi 2 tipe, yaitu tidur gelombang lambat (Non Rapid Eye Movement/NREM) dan tidur dengan gerakan cepat mata (Rapid Eye Movement/REM). Setiap malam, seseorang mengalami dua tipe ini dengan bergantian.
Detoksifikasi tubuh melalui mekanisme detoksifikasi hati terutama fase kedua tarcapai optimal saat tidur. Mekanisme ini berkaitan erat dengan diproduksinya antioksidan sebagai penetral toksin. Jalur mekanisme yang berperan penting dalam produksi antioksidan adalah jalur glutathione conjugation. Glutathione adalah gabungan dari tiga asam amino, yaitu asam glutamat, sistein, dan glisin. Fungsi utamanya ada dua, yaitu menghasilkan bentuk asam mercapturic yang selanjutnya diekskresikan melalui empedu atau urin dan menetralkan oksigen radikal bebas. Jika glutathione digunakan seluruhnya dalam proses konjugasi, maka fungsinya sebagai penetral radikal bebas akan semakin menghilang. Keadaan ini mengakibatkan tubuh kelebihan radikal bebas yang akan menyebabkan kerusakan. Oleh karena itu, jika toksin yang beredar dalam tubuh banyak, dibutuhkan glutathione dalam jumlah yang adekuat untuk menetralkannya.
Optimalisasi tidur diawali produksi hormon melatonin yang meningkat dalam kondisi gelap mempengaruhi aktivitas otak dalam menimbulkan rasa kantuk sebagai sinyal positif tubuh agar segera mengistirahatkannya. Hormon yang mempengaruhi irama sirkadian ini kemudian akan menyesuaikan sehingga terjadi sinkronisasi antara siklus tidur dengan siklus pergantian siang dan malam di lingkungan. Allah SWT telah menjadikan malam gelap dan siang terang benderang, seperti yang disebutkan dalam QS. Al-Mu’min: 61. Tujuannya agar manusia beristirahat di malam hari dan bekerja di siang hari, sejalan dengan pengaturan sekresi hormon melatonin tersebut. Hasil yang efektif tidak akan didapatkan jika keadaan tersebut dibalik karena dalam tidur yang penting bukanlah kuantitas tetapi kualitas. Penelitian terhadap hewan uji juga menunjukkan bahwa gangguan tidur yang terus-menerus dapat menimbulkan kondisi mematikan akibat kerusakan organ dan jaringan. Kerusakan tersebut timbul akibat senyawa biokimia yang merusak, di antaranya stres oksidatif dan radikal bebas yang tidak terkendali. Pada tidur yang berkualitas, detoksifikasi hati dapat berjalan optimal, khususnya dalam pembentukan asam amino glutathione sebagai antioksidan yang menetralisasi stres oksidatif dan radikal bebas tersebut.
Berdasarkan pembahasan dalam karya tulis ini, dapat disimpulkan bahwa dalam tuntunan Islam, manajemen tidur di malam hari dilakukan dengan tidur di awal malam dan bangun di awal sepertiga malam dengan mematikan lampu saat tidur. Tidur yang berkualitas di malam hari melalui manajemen tersebut menjadikan detoksifikasi hati berjalan optimal melalui pembentukan antioksidan yang menetralisasi stress oksidatif dan radikal bebas. Demikian, Islam telah mengatur segala sesuatu dengan sempurna. Apabila umat Islam mengamalkannya secara keseluruhan tentu akan bermanfaat di dunia maupun akhirat.
Dalam Islam, seorang muslim diajarkan untuk dapat mengoptimalkan waktu dengan bijaksana. Allah SWT telah menciptakan siang untuk bekerja dan malam untuk tidur (istirahat), sebagai tanda-tanda kebesaran-Nya. Hal tersebut difirmankan Allah dalam QS. Ar-Ruum ayat 23. Namun seringkali manusia melakukan kegiatan yang berlawanan, seperti bekerja di malam hari dan tidur di siang hari. Betapapun ingin menggunakan waktu semaksimal mungkin, manusia tidak boleh melupakan kemampuan, tenaga dan waktu yang dimilikinya karena tubuh memerlukan proses untuk memulihkan keseimbangan alami dalam sistem saraf, menguatkan kembali fungsi tubuh, serta menjaga stabilitas mental dan emosional.
Pentingnya manajemen waktu istirahat di malam hari sebenarnya dapat ditelaah berdasarkan ayat-ayat Allah dalam Al-Qur’an dan tuntunan Rasulullah SAW yang diketahui paling sempurna dan sangat bermanfaat bagi tubuh. Hal tersebut dapat dijelaskan dari sisi medis bahwa tidur yang berkualitas di malam hari merupakan upaya optimalisasi dalam detoksifikasi tubuh untuk menetralisir toksin yang mengontaminasi. Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah untuk mengetahui manajemen tidur di malam hari dalam tuntunan Islam serta mengeksplorasi peranan kualitas tidur di malam hari dalam mekanisme detoktisifikasi tubuh. Karya tulis ini disusun berdasarkan metode studi pustaka dengan mengumpulkan dan menelaah informasi yang berkaitan dengan manajemen tidur di malam hari sesuai tuntunan Islam yang tercantum dalam Al-Quran dan Hadits Rasulullah serta hasil penelitian yang berhubungan dengan tidur malam yang berkualitas dan detoksifikasi tubuh.
Tidur adalah suatu keadaan di bawah sadar di mana orang tersebut dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya. Para ahli membagi tidur menjadi 2 tipe, yaitu tidur gelombang lambat (Non Rapid Eye Movement/NREM) dan tidur dengan gerakan cepat mata (Rapid Eye Movement/REM). Setiap malam, seseorang mengalami dua tipe ini dengan bergantian.
Detoksifikasi tubuh melalui mekanisme detoksifikasi hati terutama fase kedua tarcapai optimal saat tidur. Mekanisme ini berkaitan erat dengan diproduksinya antioksidan sebagai penetral toksin. Jalur mekanisme yang berperan penting dalam produksi antioksidan adalah jalur glutathione conjugation. Glutathione adalah gabungan dari tiga asam amino, yaitu asam glutamat, sistein, dan glisin. Fungsi utamanya ada dua, yaitu menghasilkan bentuk asam mercapturic yang selanjutnya diekskresikan melalui empedu atau urin dan menetralkan oksigen radikal bebas. Jika glutathione digunakan seluruhnya dalam proses konjugasi, maka fungsinya sebagai penetral radikal bebas akan semakin menghilang. Keadaan ini mengakibatkan tubuh kelebihan radikal bebas yang akan menyebabkan kerusakan. Oleh karena itu, jika toksin yang beredar dalam tubuh banyak, dibutuhkan glutathione dalam jumlah yang adekuat untuk menetralkannya.
Optimalisasi tidur diawali produksi hormon melatonin yang meningkat dalam kondisi gelap mempengaruhi aktivitas otak dalam menimbulkan rasa kantuk sebagai sinyal positif tubuh agar segera mengistirahatkannya. Hormon yang mempengaruhi irama sirkadian ini kemudian akan menyesuaikan sehingga terjadi sinkronisasi antara siklus tidur dengan siklus pergantian siang dan malam di lingkungan. Allah SWT telah menjadikan malam gelap dan siang terang benderang, seperti yang disebutkan dalam QS. Al-Mu’min: 61. Tujuannya agar manusia beristirahat di malam hari dan bekerja di siang hari, sejalan dengan pengaturan sekresi hormon melatonin tersebut. Hasil yang efektif tidak akan didapatkan jika keadaan tersebut dibalik karena dalam tidur yang penting bukanlah kuantitas tetapi kualitas. Penelitian terhadap hewan uji juga menunjukkan bahwa gangguan tidur yang terus-menerus dapat menimbulkan kondisi mematikan akibat kerusakan organ dan jaringan. Kerusakan tersebut timbul akibat senyawa biokimia yang merusak, di antaranya stres oksidatif dan radikal bebas yang tidak terkendali. Pada tidur yang berkualitas, detoksifikasi hati dapat berjalan optimal, khususnya dalam pembentukan asam amino glutathione sebagai antioksidan yang menetralisasi stres oksidatif dan radikal bebas tersebut.
Berdasarkan pembahasan dalam karya tulis ini, dapat disimpulkan bahwa dalam tuntunan Islam, manajemen tidur di malam hari dilakukan dengan tidur di awal malam dan bangun di awal sepertiga malam dengan mematikan lampu saat tidur. Tidur yang berkualitas di malam hari melalui manajemen tersebut menjadikan detoksifikasi hati berjalan optimal melalui pembentukan antioksidan yang menetralisasi stress oksidatif dan radikal bebas. Demikian, Islam telah mengatur segala sesuatu dengan sempurna. Apabila umat Islam mengamalkannya secara keseluruhan tentu akan bermanfaat di dunia maupun akhirat.
Quote:
Artikel terakhir ini merupakan ringkasan dari Krya Tulis Ilmiah yang disusun oleh Annisa Budiastuti, Hafriliantika Ramadhani, dan Megawati Dharma Iriani. Karya tulis ini menjadi juara pertama di kelas 3 pada Kompetisi Karya Tulis Al-Quran (KKTA), rangkaian Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) XXII, 2009 di Universitas Brawijaya, Malang.
Quote:
Diubah oleh deeres 26-01-2014 07:51
0
6.4K
Kutip
34
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
922.7KThread•82.1KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru